Fiat Voluntas Tua

June 25, 2012
by ratnaariani
0 comments

Muna Besar Mulai Dari Muna Kecil

“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu”
Sebagai  pengajar dan pewarta apalagi sebagai katekis, ada satu topik yang untuk saya paling sulit untuk dibawakan yaitu tema sekitar ‘integritas’. Bukan karena banyak ayat yang harus di hafal, bukan juga karena outline yang berat. Tapi justru apa yang diajarkan memang harus benar-benar dilakukan. Walaupun tema lain juga memang harus diwartakan dengan spirit yang sama “do what you preach’, tapi tema ini begitu menohok saya  sebagai orang yang berdiri di depan kelas.
Bener sekali yang dikatakan dalam  Ibrani 4:12; Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; menjadi pelaku Firman memang tidak mudah, apalagi kalau kita melayani menjadi pengajar, pewarta, katekis, prodiakon bahkan pengurus lingkunan. Duuuh….

June 18, 2012
by ratnaariani
0 comments

Jangan dibalas, berikan kasih.

“Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”

Relasi yang dibangun antar individu bisa beragam kadarnya, dari sekedar hanya tahu nama dan profesi atau posisi seseorang, ataupun kita bisa membangun relasi cukup dekat sampai mengetahui kebiasaan dan mengenali karakter seseorang. Semakin kita sering  bertemu seseorang, sering mengobrol dan bekerja-sama maka semakin kita tahu bagaimana kesehariannya termasuk kesukaannya dan kemampuan setiap orang. Mengelola hubungan dengan semakin banyak orang tentu lebih sulit dibandingkan dengan hanya berhubungan dengan segelintir orang.

Friksi yang terkadang muncul mengganggu hubungan antar individu justru terjadi bilamana seseorang mengenal cukup dekat satu sama lain. Semakin sering bertemu semakin sering terlihat kekurangannya satu sama lain. Mana ada friksi diantara kedua orang berlainan jenis yang baru saling mengenal diawal masa pacaran. Yang ada hanyalah toleransi atau memendam rasa demi kebersamaan senantiasa. Tetapi begitu semakin sering bertemu, apalagi dalam kondisi tekanan akibat pekerjaan dlsb, maka batas-batas itupun luruh sehingga emosipun mengembil porsi utama. Muncul berbagai sikap dan bahkan sumpah serapah yang bisa saling menyakiti. Hal demikian tidak hanya terjadi saat pacaran, tetapi juga setelah menikah dan juga terjadi diantara para teman dan sahabat Continue Reading →

June 3, 2012
by ratnaariani
0 comments

Mengalami (bukan mengerti) Allah Cinta

Hari Raya Tritunggal MahaKudus

” Ul 4:32-34.39-40; Rm 8:14-17; Mat 28:16-20

‘Homesick’–adakah yang bisa menjelaskan, atau menerjemahkan? Rindu rumah, kesepian, ingin disayangi, ingin pulang, merana, gelisah, letih, ‘burn-out’, frustrasi, bingung, sentimentil, merasa gagal, merasa kalah, ingin menyerah saja, melankolis, hingga sakit perut–semua bisa dipakai untuk menjelaskan pengalaman itu. Dengan begitu banyaknya penjelasan, kita jadi curiga apakah orang benar-benar memahami apa fenomena ‘homesick’ itu, atau jangan-jangan mereka hanya mengada-ada saja. Rujukan ke buku, atau ilmu tertentu, akan selalu bias, karena ‘yang mengalami’ tetap orang itu sendiri. Dia sendiri paling bisa menjelaskan, tapi entah mengapa, pengalaman itu selalu ‘lebih’ dari penjelasannya. Saat merasa mengerti dan mencoba menjelaskannya, tiba-tiba kita berhenti, dan bergumam, “Ah, tidak juga.” Alam pikir kita mungkin sudah terlalu subjektif, terlalu ilmiah dan tergantung pada intelek kita sendiri setiap waktu. Intelek adalah kekuasaan, bagi sementara orang.

Maka, ‘mengerti’ adalah sebuah kemenangan dan prestasi. Dalam bahasa Inggris, ini terdengar lebih dominan lagi. ‘To understand’, apakah berarti ‘to put something under my stand’ (meletakkan sesuatu ‘di bawah’ posisiku)? Mengerti, berarti menguasai? Kalau begitu, betapa tertekan hidup kita itu, karena tak terhingga banyaknya peristiwa yang tidak kita mengerti, tidak bisa kita kuasai! Pengalaman kita terlalu besar dan melanda otak kita yang hanya seperti sampah di arus sungai. Berhadapan dengan pengalaman tertentu, kita tiba-tiba kelu, tak berdaya, tapi juga bersyukur. Continue Reading →

June 2, 2012
by ratnaariani
0 comments

Kkottongnae: Surga Dunia

Ingin sekali saya sharingkan sedikit pengalaman yang saya alami di Kkottongnae ( Korea ).  Saya disponsori untuk mengikuti program Love in Action School (8 hari) dan baru kembali ke Jakarta beberapa hari yang lalu. Program yang saya ikuti adalah orientasi, retret dan menjadi volunteer untuk mengajar orang cacat dan di panti jompo (tergantung pembagian group dapatnya dimana). Rencananya saya harus “memberi Cinta” tetapi malah sebaliknya saya yang “menerima Cinta” yang begitu besar dari orang2 yang saya layani. Dari mata mereka saja bisa merasakan mereka sungguh tulus (ada juga oma/opa yang reseh, tapi itu juga membuat saya senang, karena bisa “nganggu” mereka hahahhaha….), terus terang baru sadar kalau di dunia ada tempat seperti setengah surga di dunia.

Kkottongnae ini adalah tempat tinggal homeless, orang2 tua, cacat, bayi2 dan juga orang2 sakit yang terbuang dan yang diambil dari jalanan. Semua orang yang kerja disana hanya satu yang diminta, serve with Love! Tempatnya besar sekali, ada gedung khusus untuk bayi2 umur 0-1, 1-2, ada rumah sakit, ada sekolah orang cacat, tempat praktek anak2 cacat untuk membuat cookies/bakery, ada erdely homes,  itu pun dibagi yang masih bisa jalan dan yang sudah sekarat dan terakhir mempunyai tempat pemakaman yang sudah menguburkan ratusan ribu orang disana. Ditempat itu hebatnya semua begitu terartur dan rapi. Continue Reading →

May 30, 2012
by ratnaariani
0 comments

Pemimpin Yang Melayani

“Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani”

Kita sering mendapati protes masyarakat lewat telpon di televisi serta komentar di portal berita  dan jejearing sosial yang mengecam tingkah polah para politisi dan birokrat.  Sering ditemui benturan fisik terjadi manakala muncul ketidak-jujuran dan ketidak-puasan. Repotnya bila masing-masing pihak yang bertikai memiliki massa seperti ditemui di berbagai Pilkada. Justru disaat menghadapi konflik seperti inilah kualitas pemimpin akan ditunjukkan, apakah mereka larut dengan emosi atau bisa tetap berpikiran jernih dan memilih tindakan yang paling bijaksana sesuai dengan tata tertib yang ada. Tindakan anarkis tidak pernah bisa dibenarkan apalagi digunakan sebagai pembenaran ‘atas nama’ rakyat.

Renungan hari ini mengajak kita merefleksikan diri, seandainya kita menjadi wakil rakyat ataupun pemimpin di masyarakat yang berada dalam situasi yang sama apakah yang akan kita lakukan? Seandainya kita menjadi kapten kesebelasan ditengah kericuhan penonton, apa yang akan kita lakukan? Bagian rakyat mana yang kita wakili? Sejauh manakah kita memahami keinginan rakyat, tepatnya rakyat seperti apakah yang kita wakili? Jangan-jangan kitapun bisa terpancing emosi dengan mencari kesempatan untuk menunjukkan diri kita. Continue Reading →

May 28, 2012
by ratnaariani
0 comments

Lubang Jarum Kehidupan

“Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Lubang pintu yang disebut ‘lubang jarum’ adalah sebutan orang Yahudi bagi pintu masuk kota yang berbentuk dengan lubang jarum sempit memanjang. Pintu ‘lubang jarum’ yang berada di tembok pembatas kota baru dapat digunakan bila pintu gerbang kota ditutup setelah ”jam kerja”. Hanya penduduk kota yang bisa masuk lewat pintu lubang jarum yang dijaga tentara. Unta bisa lewat kah? Bisa sekali karena memang pintunya masih cukup tinggi untuk dilewati unta. Unta memang masih bisa lewat pintu lubang jarum, tetapi penumpang dan barang-barangnya harus diturunkan terlebih dulu. Mengapa? Karena harus diperiksa oleh penjaga pintu, apakah ia benar-benar penduduk kota dan barang-barangnyapun harus di ”screening” apakah kena pajak atau tidak. Kalau penumpang atau bebannya tidak diturunkan dari unta maka rombongan sudah pasti tidak akan dijinkan masuk melalui pintu penjagaan tersebut. Setelah lolos dari pemeriksaan, unta pun harus ditarik masuk kedalam lubang jarum, karena ia tidak akan berjalan sendiri tanpa ditarik tuannya melalui lorong sempit dan gelap. Continue Reading →

May 27, 2012
by ratnaariani
0 comments

Pentakosta – Film Soegija (Mgr Pujasumarta)

Minggu, 27 Mei 2012, Hari Raya Pentekosta, di kapel Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan Yogyakarta diselenggarakan perayaan Ekaristi untuk pelantikan lektor dan akolit untuk 8 frater menjelang Tahun Orientasi Pastoral mereka. Pentekosta yang dialami Gereja perdana merupakan perayaan keragaman yang dipersatukan oleh Roh Kudus. Berbagai bangsa dengan bahasa mereka masing-masing karena Roh Kudus mampu mengenal pembicaraan yang terjadi.

Peristiwa Pentekosta adalah anti-Babel, yang menceraikan bangsa manusia, karena mereka tidak bisa memahami bahasa-bahasa. Pada kesempatan homili saya ceritakan bahwa Film Soegija masuk MURI kecuali karena jumlah pemain yang terlibat mencapai 2.275 juga karena ada 6 bahasa digunakan dalam pembicaraan di film tsb: Latin. Belanda, Inggris, Jepang, Jawa dan Indonesia. Berbagai bahasa itu bisa difahami karena bahasa yang mempersatukan, yaitu bahasa kemanusiaan. Kemanusiaan itu satu…… Continue Reading →

May 26, 2012
by ratnaariani
0 comments

Novena Pentakosta: Hari IX

Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus

Para rasul, para murid bersama Bunda Maria , duduk di ruang atas menjalani Novena pertama dalam Gereja. Dan akhir dari doa-doa dan pujian mereka adalah datang dan turun berkunjungnya Roh Kudus, Roh yang dicurahkan ke atas mereka.

Besok pagi kita merayakan Pesta agung Pentakosta, turunnya Roh Kudus yang menandai lahirnya Gereja. Apa dam siapa Roh Kudus itu? Sukar sekali diungkapkan. Penulis Kisah Para Rasul menggunakan simbol-simbol untuk menggambarkan Roh Kudus. Ada tiga simbol: angin, nyala api dan kemampuan lidah berbicara. Ketiga simbol itu ingin mengatakan kepada kita siapa Allah Roh Kudus itu.

Continue Reading →

May 25, 2012
by ratnaariani
0 comments

Novena Pentakosta: Hari VIII

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

Kita mengenal  bermacam-macam karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Tercatat dalam surat Santo Paulus ada sembilan karunia Roh yang dikaruniakan kepada kita, tetapi semuanya untuk membangun hidup jemaat demi kesejahteraan rohani dan jasmani umat. Tuhan berkenan memberikan karunia itu kepada kita masing-masing dan berbeda-beda. Dan kita perlu untuk percaya dan membiarkan diri kita dipimpin serta dikuasai oleh Roh Kudus. Bila kita pernah mengatakan ‘sanggup’ dan memang telah ‘melayani’, maka baik kesanggupan yang kita ucapkan dan laksanakan serta pelayanan-pelayanan yang kita lakukan, itu semua haruslah kita sadari bahwa itu adalah ‘karunia’, yang dianugerahkan kepada kita secara cuma-cuma oleh Tuhan dan seturut kehendakNya.

Setiap dari kita – entah berapapun yang Tuhan berikan kepada kita – kita perlu mengembangkan karunia itu sebaik mungkin dan setinggi mungkin, didalam paroki dimana kita berada, khususnya dalam Lingkungan atau Wilayah kita masing-masing, atau di lingkungan tempat kerja kita, sebagaimana dalam umat basis. Kita perlu mengenali apa karunia khusus yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Bakat dan talenta apa yang Tuhan berikan kepada kita. Dengan karunia khusus dan dengan talenta atau bakat yang Tuhan karuniakan itulah kita perlu ikut serta ambil bagian aktif dalam karya-karya pelayanan. dalam hidup penuh peduli di komunitas kita masing-masing. Continue Reading →

May 25, 2012
by ratnaariani
0 comments

FILM SOEGIJA, JASMERAH

Senin (21/5) di E-Plaza Semarang telah berlangsung nobar perdana film Sogija. Hadir dalam nobar, uskup agung Semarang, tokoh umat, perwakilan media, tokoh-tokoh lintas  agama, para provinsial, bahkan sutradaranya sendiri Garin Nugroho hadir ikut menonton. Acara dimulai pk. 09.00 dengan sharing  pengalaman dan dilanjutkan pemuturan filmnya sampai pk. 11.55.

Mengawali pemutaran perdananya, Uskup Agung Pujasumarta mengucapkan terima kasih kepada para donatur, sutradara dan produser. Tepatlah ucapan terima kasih ini karena film ini dari dan untuk bersama. Setelah mengalami jatuh bangun dalam proses pembuatannya, akhirnya film ini selesai. Dan memang film Sogija luar biasa bagus. Film berdurasi 110 menit mampu mengaduk-aduk rasa hati penonton. Penonton dibuat menahan nafas, tertawa karena lucunya hidup ini, dan menangis, bahkan kendati tidak ingin menangis, tetapi air mata jatuh sendiri. Continue Reading →