Fiat Voluntas Tua

Kkottongnae: Surga Dunia

| 0 comments

Ingin sekali saya sharingkan sedikit pengalaman yang saya alami di Kkottongnae ( Korea ).  Saya disponsori untuk mengikuti program Love in Action School (8 hari) dan baru kembali ke Jakarta beberapa hari yang lalu. Program yang saya ikuti adalah orientasi, retret dan menjadi volunteer untuk mengajar orang cacat dan di panti jompo (tergantung pembagian group dapatnya dimana). Rencananya saya harus “memberi Cinta” tetapi malah sebaliknya saya yang “menerima Cinta” yang begitu besar dari orang2 yang saya layani. Dari mata mereka saja bisa merasakan mereka sungguh tulus (ada juga oma/opa yang reseh, tapi itu juga membuat saya senang, karena bisa “nganggu” mereka hahahhaha….), terus terang baru sadar kalau di dunia ada tempat seperti setengah surga di dunia.

Kkottongnae ini adalah tempat tinggal homeless, orang2 tua, cacat, bayi2 dan juga orang2 sakit yang terbuang dan yang diambil dari jalanan. Semua orang yang kerja disana hanya satu yang diminta, serve with Love! Tempatnya besar sekali, ada gedung khusus untuk bayi2 umur 0-1, 1-2, ada rumah sakit, ada sekolah orang cacat, tempat praktek anak2 cacat untuk membuat cookies/bakery, ada erdely homes,  itu pun dibagi yang masih bisa jalan dan yang sudah sekarat dan terakhir mempunyai tempat pemakaman yang sudah menguburkan ratusan ribu orang disana. Ditempat itu hebatnya semua begitu terartur dan rapi.

Anak2 cacat yang down sydrom bisa jalan akan menjaga teman2nya yang tidak bisa berjalan (kursi roda/yang jalannya susah), orang2 tua yang masih bisa jalan akan menyuap makanan untuk orang tua yang hanya bisa tidur di ranjang, semua di didik untuk saling peduli satu sama lain. Ini benar2 hebat! Di kelas anak cacat semua bisa begitu teratur, anak2 bisa duduk mengerjakan tugas yang diberikan dan bisa bantu teman2nya, belum pernah saya lihat seperti ini! Di sana sungguh semua orang penuh dengan Cinta.

Sekolah2 yang mau mengirimkan Volunteer untuk membantu disana sudah fully booked sampai 2 tahun ke depan, jadi setiap hari ada group anak2 muda yang datang untuk membantu kegiatan2 disana seperti cuci wc, suapin makan, tetapi misinya cuma satu yaitu membuat yang tinggal disana ”happy”. Senyuman semua suster dan frater disana benar2 seperti malaikat.

Ada lagi yang sungguh berkesan, waktu kami kesana ada perayanan ulang tahun untuk opa/oma yang berumur diatas 80 (ada yang sudah berumur 99), mereka dipakaikan baju korea , didandani cantik semua, duduk di kursi roda/ranjang orang sakit dan ditaroh didepan panggung. Sebelum acara dimulai semua orang diminta untuk berlutut dan menunduk sampai ketanah  (menghormati) sampai seperti itu! Saya cuma bisa membayangkan mereka ini adalah gelandangan/orang2 yang dibuang oleh keluarga, keluarganya saja tidak mau menerima mereka tetapi mereka di treat like a king! Pestanya besar dan dihibur dengan penyanyi2 korea dll ( indonesia juga performance 1 lagu), dan para volunteer benar2 mempersiapkan pesta ini selama 3 hari biarpun makanan dan susananya sederhana. Saya rasa jika saya duduk disana pasti sangat terharu, yang tadinya i am nothing tapi sebelum mati at least pernah merasakan ”dihormati” orang dunia sempai sebegitunya.

Mereka juga diberi hadiah seperti jam tangan, kasur baru, waktu saya kunjungin oma yang umur 99 dia tunjukan jam tangan warna emas ditangannya ke saya dan tersenyum, hati ku rasanya renyuh….dia begitu bersyukur karena masih bisa dapat jam tangan baru, padahal dia hanya bisa tiduran di ranjang aja, jalan aja sudah tidak bisa lagi. 

Kkottongnae ini dimulai oleh seorang pastur, tersentuh dengan perbuatan seorang pengemis. Pada thn 70an, Fr. Oh, baru dipindahkan ke Kkottongnae menjadi iman paroki, dan dia bingung mau melakukan apa. Suatu hari dia melihat ada seorang pengemis minta2 makan dari rumah ke rumah dengan membawa satu panci besar, dia penasaran dan mengikuti pengemis itu, sampai di satu tempat ada satu gubuk yang tidak layak ditinggal.

Pengemis itu tinggal disana, Fr. Oh ngintip ke dalam gubuk dan apa yang dia lihat, sungguh membuat dia terharu. Pengemis tsb memberi makan ke orang-orang lain yang ada didalam gubuk, digubuk itu ada 18 orang, ada beberapa yang sudah sakit keras dan tidak bisa duduk lagi. Pengemis itu membagikan makanan dan menyuapkan makanan yang dia minta ke yang sakit dulu, dan sisanya baru dia makan. Fr.Oh melihat itu dia menangis dan merasa dirinya tidak ada apa2 dibandingkan pengemis itu. Akhirnya dengan uang 1 USD yang dia miliki, diapun membeli semen dan bikin bata, dibantu oleh umatnya disana, dia membangun rumah kecil untuk menampung orang2 gelandangan.

Waktu dia mulai untuk melakukan ini semua,  dia sempat takut dan kwatir, tetapi di dalam doa dia mendapatkan keyakinan yang besar bahwa Yesus akan mencukupi dan bertanggung.jawab atas semua yang diperlukan. Hanya dengan 1 USD sekarang tempatnya membesar seperti sekrang ini! Sekarang mereka masih ada 4,000 an orang yang harus mereka take care, selama 25 thn sudah 350,000 yang mereka layani, sudah ribuan anak yang ditaroh disana dan diadopsi oleh keluarga2 korea yang tidak punya anak. 

Semoga satu hari nanti, kita semua dapat merasakan pengalaman indah dalam Cinta yang murni juga. 

benar2 belajar Do our best and God will do the rest!

Dena Sukiato

Leave a Reply

Required fields are marked *.