Fiat Voluntas Tua

Tak Mau Lepaskan Harta (Stefan Leks)

| 0 comments

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Kisah cukup dipahami? Cukup banyak orang Kristen mengenal kisah tentang orang kaya yang pernah datang kepada Yesus sambil menyapa-Nya, “Guru yang baik”. Mereka tahu pula bahwa orang kaya itu akhirnya kecewa dan pulang dengan sedih. Tetapi tahukah mereka juga mengapa orang kaya itu yakin bahwa Yesus bukan guru yang baik?

Konsultasi
Pada awal kisah ini dikatakan bahwa seorang mendekati Yesus dengan berlari-lari. Ini tandanya bahwa ia masih cukup muda dan sekaligus
menghadapi masalah serius serta ingin memecahkannya dengan sebaik-baiknya. Untuk memecahkannya, ia ingin berkonsultasi dengan Yesus.

Namun, Yesus langsung menegurnya, “Kaukatakan Aku baik? Tidak ada yang baik selain Allah sendiri!” (ay 18). Setelah itu Yesus menyebut sejumlah perintah Allah yang dihafal setiap orang Yahudi. Tetapi Yesus hanya menyebut beberapa perintah yang menyangkut relasi manusia dengan sesamanya. Yang satu dirumuskan secara positif, ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu’. Yang lain-lain dibuka dengan kata jangan, ‘Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang!’ (ay 19).

Tidak siap taat
Orang yang datang kepada Yesus yang diyakininya sebagai guru istimewa, mengharapkan petunjuk khusus. Tetapi yang didapatinya ialah nasihat umum saja, yaitu, ‘Wujudkanlah perintah-perintah Allah!’ Dengan kata-kata lain, Yesus hendak mengatakan bahwa kalau orang sungguh memperhatikan kepentingan sesamanya, ia pasti akan memperoleh hidup yang kekal. Jalan “umum” menuju keselamatan ini jangan diremehkan!

Mendengar tanggapan Yesus ini, orang itu belum puas. Sebab semua perintah itu sudah dilakukannya sejak kecil. Mestinya ada yang “ekstra” lagi, semacam jalan “khusus” untuk memperoleh hidup yang kekal. Justru karena orang itu mencari jalan yang khusus, maka Yesus
tidak ragu-ragu lagi; Ia berkata, “Tinggal satu hal lagi yang engkau perlukan” (ay 21 BIS). Lalu Yesus merincinya: Juallah hartamu, bagikanlah uangnya kepada kaum miskin… Saat itu juga engkau menjadi hartawan! Tetapi hartamu bukan di bumi melainkan di surga. Setelah itu datanglah mengikuti Aku! – begitulah penegasan Yesus.

Seandainya orang itu menanggapi ucapan Yesus dengan YA, maka masalahnya terpecahkan. Tetapi ia tidak melakukannya, sebab pola pikirannya bertolak belakang dengan pola pemikiran Yesus. Ia mau melakukan apa saja yang disuruh kepadanya oleh Yesus, tetapi ia tidak mau melepaskan hartanya. Sebab ia memang kaya.

Yahudi yang kaya
Mengapa ia tidak mau melepaskan hartanya? Sebab bagi orang Yahudi harta adalah tanda berkat nyata dari pihak Allah. Melepaskan harta – dalam arti tertentu – mirip-mirip dengan ‘melepaskan berkat Allah’. Hal macam ini tidak boleh dilakukan! – demikianlah pikiran orang Yahudi. Tetapi, tidak demikianlah pikiran Yesus. Maka orang kaya itu yakin pula bahwa Yesus bukan guru yang baik.

Kisah menarik ini berlanjut sampai sekarang… Banyak orang, termasuk yang Kristen, sesungguhnya tidak menerima ajaran Yesus secara tuntas. Menurut mereka, ajaran itu indah sebatas bacaan, tetapi mustahil untuk diwujudkan! (>ay 27)

==============================================================================================

Bacaan Injil Mark 10:17-27

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.  Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!”
Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.  Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”  Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.