Fiat Voluntas Tua

Kisah Intan dan Perawatan Puspita

| 0 comments

Pada hari Jumat tanggal 1 Januari sekitar pukul 2 siang datanglah seorang ibu yang tergopoh-gopoh membawa anaknya berobat ke klinik rawat jalan RS Panti Rapih. Anak perempuan yang kita sebut saja namanya Intan itu tampak dalam keadaan dehidrasi berat karena muntah terus-menerus. Dokter yang memeriksanya memutuskan bahwa anak tersebut harus diinfus, diberi suntikan obat muntah lewat pembuluh darah dan diperiksa darahnya untuk mengukur jumlah trombosit karena khawatir akan kemungkinan demam dengue (jika sudah terjadi perdarahan disebut demam berdarah).

Akan tetapi, si ibu mengatakan kepada perawat bahwa dia tidak membawa uang sepeser pun. Anak itu sudah dibawa berobat ke puskesmas dan rumah sakit lain tanpa hasil sehingga dia telah kehabisan uang sama sekali. Ayahnya, seorang tukang becak, sudah diberitahu untuk membawa uang berobat dan kini sedang berusaha mencari pinjaman. Karena kondisi anak sudah cukup parah, dokter yang memeriksa memutuskan untuk memberikan infus, obat muntah dan melakukan tes darah. Biayanya akan ditanggung oleh dokter, dan kemudian ada perawat serta petugas sekuriti yang secara spontan tersentuh hatinya dan ikut urunan untuk membayar resep obat yang bersama alat serta cairan infus dan pemeriksaan laboratorium berjumlah lebih dari 200.000 rupiah.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil angka trombosit 29.000, sebuah angka yang jauh di bawah angka normalnya (150.000/mL). Angka ini menunjukkan bahwa anak tersebut menderita demam dengue yang bisa berkembang menjadi demam berdarah (dengue hemorrhagic fever) atau sindrom syok dengue (dengue shock syndrome). Dia memerlukan pemondokan di rumah sakit kendati ayahnya yang kemudian datang hanya memiliki selembar uang 50.000 rupiah. Kepada perawat roundloop dilaporkan adanya kasus ini untuk kemudian beliau memberitahukan kepada direktur keperawatan rumah sakit. Akhirnya anak tersebut dirawat dalam perawatan Puspita (singkatan Pusat Spiritual), ruang Elizabet kamar 414, di mana semua biaya akan ditanggung oleh RS Panti Rapih.

Dalam acara serah terima jabatan direktur keuangan dari dr Arif Haliman MPH kepada Sr Valentia CB, Bapak DR Hanny Handoko, Ketua Yayasan RS Panti Rapih, mengatakan bahwa RS Panti Rapih harus meningkatkan kualitasnya bukan hanya dengan menyediakan gedung serta taman yang indah, dokter serta perawat yang semakin ahli, terampil serta profesional yang segera memberikan pertolongan tanpa membedakan kepada pasien yang datang ke RS Panti Rapih, dan alat-alat diagnostik yang canggih, tetapi juga RS Panti Rapih wajib melaksanakan pelayanan dalam roh kasih sebagaimana diperlihatkan oleh Yesus sendiri yang sebagai guru dan Tuhan berkenan membasuh kaki muridnya (Yohanes 13:4-15)*:

13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya,
13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.
13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”
13:7 Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
13:8 Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”
13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!”
13:10 Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.”
13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.”
13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?
13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.
13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Membasuh kaki merupakan simbol pelayanan kepada sesama termasuk orang-orang yang tergolong kelompok kecil, lemah, miskin dan tersingkirkan (KLMT). Pelayanan ini harus dilaksanakan dengan empati (turut merasakan) dan compassion (bela rasa) kepada siapa pun yang menjadi pasien RS Panti Rapih tanpa mempedulikan ras, agama, golongan dan status sosial ekonominya. Bagi pasien-pasien yang tergolong KLMT disediakan pelayanan Puspita yang tidak dibedakan dengan pelayanan pasien lain di kelas III kendati pasien tersebut dirawat tanpa harus membayar di luar kemampuan finansialnya. Dengan pelayanan kasih seperti ini, RS Panti Rapih berharap mampu untuk menerapkan iman, harapan dan kasih dalam pelayanannya sesuai dengan ajaran serta teladan Kristus, nilai-nilai spiritualitas tarekat CB yang mengelola RS Panti Rapih, visi serta misi Yayasan RS Panti Rapih dan keinginan semua orang termasuk Bruder Yoanes yang menghendaki kita untuk berbagi lima roti dan dua ikan kepada sesama. Jika di antara anggota kelompok milis KAS yang ingin turut berbagi (karena masih banyak orang semacam Intan yang membutuhkan pertolongan), silakan menghubungi sekretaris RS Panti Rapih karena di RS Panti Rapih tersedia kotak dana untuk kebutuhan tersebut.

Dr Andry Hartono, DAN.SpGK

* Untuk mengingatkan semua petugas akan pelayanan dalam kasih, di depan kantor direksi (gedung Antonius) telah dibuat patung Yesus membasuh kaki Petrus yang merupakan teladan agar kita mau melayani sesama dalam kasih tanpa memperhitungkan status orang yang kita layani.

Leave a Reply

Required fields are marked *.