Fiat Voluntas Tua

Compassion

| 0 comments

“Tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka”

Kosa kata yang pas dalam bahasa Indonesia yang setara dalam mengartikan “Compassion” adalah ‘bela rasa’ seperti yang sering saya dengar diucapkan Mgr Suharyo ; jadilah orang katolik yang berbela rasa. Makna berbela rasa lebih luas dari sekedar ‘peduli’. Tapi kira-kira arti kata “compassion’ adalah agak mirip dengan kepedulian kita akan orang lain. Kalau di wikipedia dikatakan “  Compassion is a human emotion prompted by the pain of others. More vigorous than empathy, the feeling commonly gives rise to an active desire to alleviate another’s suffering.”

Compassion hanya dimiliki manusia dan merupakan tanda keberadaban tertinggi dimana manusia merasakan dorongan begitu kuat untuk menolong mencarikan jalan keluar bagi orang lain. Manusia yang hatinya tergerak karena kesulitan orang lain. Ia tidak bisa berdiam diri dan berhenti dengan kata-kata belas kasihan, ia akan terus berusaha mencari jalan keluar sampai orang lain mendapatkan jalan keluar. Tidak berhenti hanya berharap tapi terus dilanjutkan dengan perkataan dan perbuatan nyata.

Itulah arti kata compassion, itulah yang selalu dilakukan Yesus semasa hidupnya, itulah yang diajarkan dan dilihat para murid sepanjang 3,5 tahun. Yesus bisa berhenti berkotbah dan mengajar kalau melihat orang pada kelaparan, melihat anak menangis, melihat orang buta berharap ingin melihat. Ia berhenti dan berbuat sesuatu yang menjadi harapan mereka yang sakit dan terluka sehingga Ia menyembuhkan semua orang satu persatu. Ia selalu bertanya ” Apa yang engkau Aku mau lakukan bagimu?”

Hati yang tergerak, yang memiliki compassion, adalah hati yang bisa memahami perasaan orang lain sebelum mereka mengatakannya. Yesus mengajarkan dan melatih para muridNya, juga kita semua untuk belajar memiliki kepekaan dan kepedulian yang luar biasa. Sungguh tidak mudah, bahkan seorang ibu sekalipun sering tidak memahami apa yang diinginkan anaknya. Lalu bagaimana kita memiliki hati yang seperti milik Yesus ini?Mungkinkah?

Mungkin sekali tapi semua perlu latihan dan kemauan tinggi. Compassion atau memiliki hati yang mudah tergerak, bukan sekedar jatuh hati atau jatuh iba, adalah membayangkan apabila kita menjadi orang lain. Membayangkan kalau kita seperti orang banyak yang berjam-jam mengikuti Yesus tanpa makan, membayangkan merasakan kelaparan. Membayangkan orang sakit bertahun-tahun yang tidak ada harapan sembuh. Membayangkan menjadi orang kesepian tidak punya teman. Membayangkan orang miskin tidak punya rumah dan pekerjaan. Membayangkan itu semua membuat kita berpikir : apa yang kita bisa lakukan untuk mereka ? Kalau saja kita tidak bisa melakukannya untuk ’semua’ orang, paling tidak untuk satu orang yang ada disekitar kita, yang ada di lingkungan kita. Mereka yang sering kita temui, yang kita lewati dan jumpai setiap waktu. Lha kalau dengan orang-orang yang disekitar kita saja hati kitapun sudah tumpul, masa iya kita bisa peduli dengan orang yang tidak kita kenal?

Maka kalau saja semua orang memiliki hati seperti hati Tuhan Yesus, hati yang mudah tergerak melihat orang banyak disekitarnya yang menderita kelelahan dan kelaparan, ah… alangkah indahnya Indonesia. Negeri ini dipenuhi oleh orang-orang berhati mulia, saling membantu dan memperhatikan orang lain yang kesulitan dan berkekurangan. Yang tidak memperkaya dan mengenyangkan diri sendiri, yang tidak tamak hati dan rakus melahap rejeki orang lain. Satu saja dari kita memiliki hati seperti Tuhan Yesus ini, maka pasti ada kelimpahan terjadi disekitarnya, ada gerakan memberi dan berbagi sehingga yang ada adalah sisa berkat yang melimpah yang dinikmati orang banyak. Sehingga semua orang bersuka cita karenanya. Mari lakukan setiap langkah seberapapun kecilnya, yang penting dapat membuat orang disekitar kita merasakan sukacita karenanya. Satu senyuman pun bisa menular ke banyak orang, apalagi kata-kata pujian dan penghiburan bisa menyembuhkan banyak orang. Tindakan berbagi dan menolong pasti bisa dilipatgandakan demi kebaikan orang lain.

===============================================================================================
Bacaan Injil Mrk 6: 34-44

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.” Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.” Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan.Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.