Fiat Voluntas Tua

Pelayanan yang Tidak Menyusahkan

| 0 comments

Pagi ini saya melihat berita di televisi, bagaimana masyarakat miskin dan mungkin saja termasuk yang pura-pura miskin, berebut untuk mendapatkan zakat. Alangkah mirisnya cara pembagi zakat mengaturnya dan juga masyarakat yang hendak menerima itu demikian penuh, berjubel, berdesak-desakan, saling dorong, tidak lagi peduli aturan antrian, semua mau didepan dan saling sikut, saling injak hingga banyak yang pingsan karena kehabisan oksigen.

Sebegitu parahkah ekonomi bangsa kita ini, ataukah mentalitasnya yang sudah buruk, atau memang kita senang membuat orang lain susah, senang melihat banyak orang berebut ”kebaikan” yang kita bagi? Hingga menimbulkan korban, sungguh kita ini bangsa yang sakit. Padahal besaran uang zakat yang hendak dibagikan itu hanya 20 ribu rupiah untuk orang dewasa dan 5 ribu rupiah untuk anak-anak, cukup untuk satu kali makan.

Seandainya panitia pembagi uang tersebut mau belajar dan mau berkeliling dari RT ke RT, atau dari kampung ke kampung, berkoordinasi dengan masyarakat setempat, mau belajar, tanggung jawab akan tugas masing-masing dan saling percaya, tentu akan lebih rapi, lebih arif. Seperti cara Yesus memberitakan Injil dan penyembuhan dengan cara berkeliling dan melibatkan masyarakat setempat, hingga semua terjangkau, tepat sasaran dan terlayani semua, ditambah lagi tanpa ada maksud mencari ketenaran, maka semua orang menikmati kebahagiaan.

Memang berbeda kasus, membagi uang dengan menyembuhkan orang sakit, tetapi semuanya mengundang kehadiran banyak orang dan berpotensi huru-hara (ingat kasus dukun cilik Ponari), dan seandainya tidak terorganisasikan dengan baik, pastilah akan banyak orang yang bertambah sakit bahkan meninggal, dibandingkan orang yang sembuh dari penyakitnya.

Persoalan utama disini adalah kemampuan mengorganisasi sedikit orang agar bisa melayani banyak orang tanpa menimbulkan korban atau masalah. Sebuah Vihara Budha di daerah Jakarta Kota, setiap tahun sekali berbagi paket sembako, uang dan kebaikan lainnya untuk ratusan atau mungkin seribuan orang-orang pra sejahtera, dan hingga saat ini tidak pernah ada masalah, karena semua mau belajar dari setiap kesalahan dan mau saling percaya.

Hidup ini terus berjalan, maka sudah sewajarnya pada sepanjang perjalanan hidup itu, kita terus berbuat kebaikan. Tetapi jika dalam perjalanan kita tidak bisa membuat kebaikan, hendaknya mau membantu orang lain berbuat kebaikan. Jika tidak bisa juga, hendaknya mampu menjadi saksi perbuatan baik. Namun, seandainya tidak bisa menjadi saksi perbuatan baik, hendaknya jangan menghalangi orang lain yang berbuat atau berbagi kebaikan. [Samsi Darmawan]

============================================================================================

Bacaan Lukas 8:1-3

Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Leave a Reply

Required fields are marked *.