Fiat Voluntas Tua

Pewarta Kabar Baik

| 0 comments

Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.

Siapa yang tidak kenal Kaka, pemain bola papan atas kelahiran Brasil setingkat Diego Maradona. Dia dikenal suka memakai Christian gear dari dulu: dia sering memakai T-shirt dengan tulisan I Belong to Jesus dalam beberapa pertandingan, seperti saat perayaan kemenangan Brasil di Piala Dunia 2002, dan perayaan Scudetto Milan pada Mei 2004. Dia menggunakan sepatu yang ditambah dengan tulisan “God is faithful” pada lidah sepatu Adidasnya.

Tiap kali ia mencetak gol dia menunjuk dengan jari-jarinya ke langit sebagai tanda terima kasihnya kepada Tuhan dan mungkin ini yang pertama bagi seorang pesepak bola yang di levelnya: Dia bangga bahwa dia masih virgin ketika dia menikah. Anda perlu tahu bahwa tidak seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kakà hanyalah air putih dimana kebanyakan pesepak bola lainnya lebih suka menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar.

Walau sempat diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya sehingga akhirnya ia justru dihormati teman-temannya, kesukaanya mendengar musik gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain ia sangat mengidolakan penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Kakà suka dengan kepribadiannya yang saleh. Semua rekan-rekannyanya sama sekali tidak mengetahui Aline Baros karena mereka mungkin lebih memilih musik bertipe rock, dan lain-lain.

Menjadi pewarta kabar baik memang tidak memerlukan apa-apa kecuali membawa ‘siapa’ yang kita beritakan. Bukannya yang lain tidak penting, Tuhan tahu persis apa yang kita butuhkan, Dia pasti menambahkan dan memberikan. Tanpa perlu mewartakan diri kita sendiri, menonjolkan siapa dan apa kelebihan kita, orang lain akan melihat siapa yang kita wartakan sebenarnya.

Semoga kita senantiasa setia mewartakan Kabar Baik, tidak terbatas dengan membaca apa yang tertulis atau  berkotbah, kita bisa mewartakanNya dengan karya dan talenta terbaik kita. Juga dengan memberikan apa yang diperlukan orang banyak seperti yang dilakukan para wirausaha/pengusaha yang mampu memberikan pekerjaan bagi banyak orang di jaman serba susah seperti sekarang.

Selama kita hanya berfokus mewartakan Kristus dengan tulus, Dia akan memperlengkapi kita dengan segala yang kita butuhkan. Tetapi bila kita lebih mementingkan sarana seperti baju, atribut, apalagi ‘bayaran’ atau imbalan nama yang diharapkan, maka pelan tapi pasti pewartaan itu akan mati dengan sendirinya karena bukan Roh Allah yang menghidupinya. Bahkan kesombongan rohani merasa lebih dari yang lain, sudah cukup memadamkan api pewartaan itu sendiri.

==================================================================

Bacaan Markus 6:7-13

6:7 Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,
6:8 dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan,
6:9 boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.
6:10 Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu.
6:11 Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”
6:12 Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat,
6:13 dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Leave a Reply

Required fields are marked *.