Fiat Voluntas Tua

Konflik

| 0 comments

Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.. – Mat 10:34

Ayah saya agak ‘ribut’ mendengar saya mengambil Kursus Kitab Suci. Ditambah dengan kegiatan atau acara rohani yang saya ikuti. “Jangan terlalu rohani-lah! Ikuti komunitas musik, olahraga atau apalah. Jangan melulu seputar gereja dan terlalu berkomitmen. Biasa sajalah!”

Saya bertanya-tanya dalam hati, apa yang salah? Saya merasakan karena melalui kegiatan rohani itu iman dan kepekaan (discernment) saya menjadi lebih terasah. Sungguh menguatkan. Penyeimbang dari aktivitas pekerjaan saya. Kadang saya bertanya-tanya, apakah sikap saya ini salah. Karena untuk setiap kegiatan atau pekerjaan yang saya jalani, saya selalu berkomitmen melakukannya sepenuh hati, sepenuh tenaga. Saya mendengar banyak kesaksian dari keluarga-keluarga yang mengalami konflik serupa. Orang tua yang tidak setuju saat putranya meminta ijin menjadi pastor atau biarawati. Ancaman tidak akan diakui sebagai anak, bahkan dibunuh, terhadap seorang anak yang memberitahu orang tuanya bahwa ia ingin atau sudah menjadi murid Kristus.

Tuhan Yesus tidak menjamin tidak adanya konflik. Pernyataan Yesus dalam bacaan Injil hari ini bukanlah menentang keluarga sebagai ikatan, melainkan bahwa murid Kristus haruslah memiliki loyalitas yang lebih besar kepada Yesus daripada terhadap keluarga mereka; tentunya dengan cara yang bijak. UcapanNya me-ngenai salib yang akan dihadapi, termasuk kehilangan nyawa, merujuk pada apa yang dialamiNya di atas kayu salib.

Saat hati nurani kita bagaikan berada di antara seutas tali tipis yang membelah jurang, kita benar-benar membutuhkan kekuatan dari Bapa agar sanggup menerima salib dan memikulnya dengan setia. (Bahasa Kasih – Lie)

Konflik apa yang saya hadapi dalam mengikut Yesus?

===================================================================

Bacaan Matius (10:34 – 11:1)

Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Leave a Reply

Required fields are marked *.