Fiat Voluntas Tua

Seribu Alasan

| 0 comments

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan
mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. – Mat 10:32

Di dalam diri setiap kita pasti ada keinginan untuk mewartakan Injil. Apalagi saat kita merasa Tuhan begitu dekat, rasanya tantangan apa pun sanggup kita hadapi. Tetapi nyatanya, saat saya berhadapan dengan orang, rasanya semua keberanian saya terbang. Setiap saat saya harus bergumul dan berdebat untuk mengatakan pada Tuhan, “Ini bukan saat yang tepat, Tuhan ja-ngan orang ini, kasih saya ketemu orang yang lain saja”, atau “Tuhan, jangan di sini, tempatnya ramai jadi susah omongnya. Tuhan, saya janji lain kali deh.”
Kalau bertemu orang yang tak dikenal, alasannya tidak bisa karena mesti bangun persahabatan dulu (karena kami diajar metode “friendship evangelisation”). Tapi kalau sudah dekat atau dengan teman lama, kita bilang seorang nabi biasanya tidak dite-rima di tempatnya sendiri, jadi mesti orang lain yang lakukan.
Ketika masih di Indonesia, saya merasa takut dengan situasi karena kita minoritas dan saya berpikir kalau di luar negeri yang bebas mungkin akan lebih mudah. Saat punya kesempatan untuk tinggal di luar, saya merasa susah karena orang-orang umumnya cuek dan saya sudah kalah duluan karena merasa minder dengan bahasa Inggris, dan saya jadi berpikir kalau di Indonesia akan lebih mudah bagi saya.
Saya membayangkan Tuhan hanya tersenyum mendengarkan alasan-alasan saya dan berkata, “AnakKu, apakah yang ada di hatimu? Apakah engkau takut menjadi temanKu ataukah engkau malu? Aku tidak takut dan tidak malu memanggul salib demi engkau dan semua manusia.” (Bahasa Kasih – Pt)

Apakah saya sering takut atau ragu mewartakan nama Tuhan Yesus?

Leave a Reply

Required fields are marked *.