Fiat Voluntas Tua

Sahabat Setia, adakah?

| 1 Comment

Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Lagi-lagi Yesus mengatakan soal kasih kita sebagai sahabat, dan seorang sahabat sejati pasti rela berkorban nyawa demi tegaknya kedamaian dan keadilan. Kemarin saya bersama teman-teman pergi berkunjung ke tempat pengungsian mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar atau lebih dikenal dengan nama STT SETIA di Bumi Perkemahan Cibubur yang sebelumnya kampus mereka berlokasi di Kampung Pulo kelurahan Pinang Ranti Kecamatan Makassar, Jakarta Timur.

Kondisi mereka yang sungguh memprihatinkan ini sudah terjadi sejak 25 Juli 2008, dimana seribu lebih mahasiswa/i yang semula berada disatu kampus, harus belajar dalam 3 lokasi berjauhan, yang dua lokasi lagi ada di kantor Pemda Jakarta Barat/Grogol dan Tempat milik Pemda Bekasi di jalan Kali Malang – Bekasi. Mereka ini semua adalah anak-anak bangsa, yang lebih dari sahabat, negara yang seharusnya melindungi tetapi justru menjadi pihak yang turut mendiskriminasi, hanya karena curiga dan tidak menyukai keyakinan mereka untuk melanjutkan misi pewartaan Kristus. (Jika ingin mengetahui kronologis penyerangan/ pengusiran mereka  ada di: http://pormadi.wordpress.com/2008/07/31/kronologis -penyerangan-massa-terhadap-stt-setia/)

Dalam pembicaraan kami tersebut, terlihat semangat mereka sebagai pewarta Kerajaan Allah semakin tinggi dan kuat, walau harus belajar di tenda Abraham diatas tanah merah yang kalau hujan jalan menjadi becek dan licin serta tenda yang bocor disana-sini.  Mereka adalah korban dari keganasan sesama saudara dengan alasan berbeda keyakinan, dan sayangnya esensi perbedaan tersebut dimanfaatkan oleh pemilik modal menjadi konflik terbuka, agar lokasi yang mahal itu lebih mudah untuk dibebaskan, yang kemudian akan dibangun Kondominium/ Masion, sekarang penduduk setempat baru menyadari dan menyesal, bahkan saat ini lokasi di Kampung Pulo sudah diisolir dengan ditutupnya akses jalan keluar-masuk dan hanya disisakan satu saja.

Saya yakin sekali, bahwa mereka akan menjadi buah yang luar biasa, karena tetap setia menjadi sahabat Yesus dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut. Lebih anehnya lagi, sedikit sekali lembaga Gereja atau Gereja-gereja yang mendapatkan suplai tenaga pewarta lulusan STT Setia ini peduli akan keadaan mereka, hanya sedikit yang mengunjungi mereka untuk memberi semangat, apalagi memperjuangkan nasib dan keadaan mereka yang sudah 10 bulan ini.

Kasus kemanusiaan ini terjadi di Jakarta, dekat sekali dengan pusat kekuasaan, tetapi hanya segelintir orang yang peduli akan penderitaan mereka, dan hampir tidak ada yang berjuang untuk mereka, lalu kemanakah semua sahabat dan saudara tersebut? Padahal, jika kita semua bersama-sama tentu hasilnya akan lebih baik, karena bukan tidak mungkin hal yang sama akan dialami, ini bukan semata-mata sebagai umat Kristen, tetapi sebagai umat manusia.

Disinilah terlihat kualitas pengorbanan kita yang hanya mau menolong atau membantu jika tanpa resiko, demikian juga dengan saya pribadi, rasanya apa yang telah saya lakukan sebagai saksi Kristus masih jauh dari harapan. Maka kami mencoba untuk belajar menjadi sahabat, dengan mengajak sesama saudara Kristiani untuk punya kepedulian, baik itu perhatian, doa, penghiburan tenaga, materi, pangan, sandang dan lain-lain.[Samsi Darmawan]

===================================================================

Yohanes 15:12-17

”Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

One Comment

  1. Dear All,

    Penalaran atau rasionalitas adalah hal-hal yang berkaitan dengan “nilai jasmani”,
    sehingga “nyawa”pun diartikan sebagai “nilai jasmani”. Nyawa adalah “roh” atau “jiwa”, yang semestinya diartikan terpisah dengan “nilai jasmani”.

    Jadi pemahaman pengorbanan “nyawa” dengan “nilai jasmani” jadi suatu hal yang “tidak rasional”

    Roh atau Jiwa yang menyatu dengan badan atau jasmani adalah perwujudan “hidup”. Hanya dalam “nilai jasmani” badan tidaklah kekal, jiwa akan tetap hidup abadi dalam “hidup-hidup manusia”.

    Pemahaman yang “dalam” untuk Yohanes 15:12-17, yang dikutip untuk memberi ketegasan “makna” sah-sah saja, namun ada saja yang masih “tekstual” menerjemahkannya.

    Pada saat kita, saya, anda, atau dia….. telah berbuat sesuatu, ber”korban” untuk kepentingan orang lain dan membuat orang lain lebih “berbahagia”. Ini sudah memberi makna “menyerahkan nyawa”nya, tidak perlu harus “mati” dalam nilai jasmani. Mendahulukan orang lain menjadi sebuah hal yang penting dalam hidupnya,

    Dalam Injil Yohanes , kita akan menemukan hal-hal tentang Yesus yang menurut saya sangat beda dengan injil2 yang lain. Yesus bukan hanya sebagi “ikon” untuk sebuah produk “Kristiani”, yang kemudian dilanjutkan dengan Wahyu, yang tidak mudah untuk ditafsirkan, karena banyak sekali kaitan dengan tradisi, kultur dan sosial. Terutama keterkaitan dengan kitab-kitab pendalunya, perjajian baru manupun perjanjian lama.

    Gitu dulu komentar dari aku.

    Salam Damai dalam Allah Tuhan Kita.

Leave a Reply

Required fields are marked *.