Fiat Voluntas Tua

Kado Natal dari Kawunganten

| 1 Comment

misa natal pagi masih sepi
seperti batinku
ketika kududuk di bangku gereja
tiada seorangpun menyapaku
buletin dan teks misa tak banyak membantu
lalu aku berdoa begini:
ya Yesus yang kelahiranmu diperingati
gedung gereja begitu indah dan megah
namun dingin, sepi, dan miskin kehangatan
sedingin musim salju di kutub selatan

Pengalaman selama ini merayakan natal di jawa tengah semua acara tumplek-plek pada acara malam natal sehingga natal pagi yang
seharusnya orang katolik datang menyembah Yesus seperti para gembala dan tiga orang majus tidak terjadi. Malah orang katolik pada pergi. Hal inilah yang menjadi keprihatinan kami dan sudah kami antisipasi sejak sebelum Natal. Kami terketuk dengan seruan yang sudah disampaikan oleh KWI sejak sewaktu masih bernama MAWI dalam buku aneka pemberkatan halaman 187-188 – penerbit kanisius Yogyakarta cetakan 7, disana dikatakan “BERMACAM-MACAM USAHA TELAH DIRINTIS GUNA MENCIPTAKAN PERAYAAN NATAL YANG MENARIK! SAYANG, DI BERBAGAI TEMPAT USAHA INI SANGAT BERAT SEBELAH. ORANG MEMAKSAKAN DIRI MENCIPTAKAN MALAM NATAL YANG BAGUS-BAGUS, SEMENTARA NATAL PAGI, SIANG DAN SORE DIANAKTIRIKAN,
DIBIARKAN SUNYI SEPI, DAN HAMPIR RUTIN.” …………………. . NATAL PAGI SIANG DAN SORE DIBIARKAN TERBENGKELAI.

Kalau kita mlihat keadaan sehari-hari, kelahiran seorang anak lazimnya disambut keluarga dan orang sekitar dengan “berjaga”/”tirakatan” beberapa malam. mengapa kita mengadakan inkulturatif dalam hal ini untuk membuat perayaan natal kita berbobot, bermakna dan membuat umat semakin merasakan bahwa IMANUEL = Tuhan beserta kita?

Kami umat di stasi Kawunganten (Cilacap, Jawa Tengah) mencoba tahun ini dengan mengisinya dalam tiga misa raya, yakni:

1) misa malam natal, untuk mengenangkan dan menghadirkan kembali Yesus yang lahir 2000an tahu lalu dengan Prosesi kanak-kanak Yesus masuk kedalam gereja dan ditahktakan di kandang yang telah disediakan, sebelum injil seperti kata injil : “Sabda sudah menjadi manusia dan tinggal diantara kita”.
2) Misa pagi, penekanan pada penyembahan kanak-kanak Yesus seperti para Gembala, sesuai dengan Injilnya. Setelah homili dilanjtkan
dengan Syahadat, dialnjutkan dengan penyembahan kanak-kanak Yesus layaknya orang menyembah Yesus yang mati di salib sewaktu Jumat Agung. setelah kanak-kanak Yesus didupai, imam dan misdinar mencium kanak-kanak Yesus dilanjutkan oleh umat beriman semua termasuk anak-anak yang membawa kado silang berupa makanan kering untuk ditukarkan dengan teman-temannya. Namun semuanya dipersembahkan dulu pada Yesus dan diletakan di depan gua. Stelah penghormatan kanak-kanak Yesus sebelum doa umat setiap stasi dan lingkungan melalui petugas-petugasnya masing-masing mengarak gunungan yang ditata dari hasil kebun warganya untuk dipersembahkan kepada kanak-kanak Yesus sambil diiringi lagu gaya jawa. Sesampai dialtar dilanjutkan dengan doa umat dan doa penyerahan persembahan, setelah itu semuanya di tata di depan gua dan latar. Yah umat dibantu untuk menyerahkan apa yang mereka
miliki lebih-lebih seluruh hidupnya kepada kanak-kanak Yesus.
3) Misa kendurenan natal yang merupakan tradisi jawa dalam mensyukuri suatu peristiwa penting. Kenduri Natal kami tempatkan di hari Pesta Keluarga Kudus tgl 28 Desember di suatu stasi. Misa di Pusat Stasi Kawunganten ditiadakan karena semua stasi wajib berkumpul di Sasi Bringkeng guna kendurinan tersebut. Sehabis misa dilanjutkan dengan pemberkatakan tumpeng yang disediakan panitia dan dipersembahkan dalam misa dan makanan yang berupa nasi bungkus dengan ketentuan isinya telur dan sayur kering, yang dikumpulkan dari masing-masing keluarga yang datang mengikuti misa. setelah doa-doa pemberkatakan seperti yang ada dalam buku aneka pemberkatakan makanan dan seluruh umat diperciki air suci dilanjutkan makan bersama. Pada kesempatan ini semua kado anak-anak yang dipersembahkan saat natal dibagikan. Stasi ujung manik misalnya kado anak-anaknya dibagikan kepada anak-anak kelompok sawangan. Begitu seterusnya dengan stasi dan lingkungan lain. Namun disediakan kado khusus buat semua anak-anak dari setiap
stasi.

Dari pengalaman ini, pertama saya agak khawatir juga tidak bisa jalan. Ternyata yang terjadi semua mengikutinya dengan antusia. Malam
natal penuh, natal pagi tetap penuh dan lebih semarak karena sehabis misa semua gunungan diarak keluar dan diperebukan di depan gereja. dan kendurian natal tetap penuh. Umat mulai merasakan perlunya kita juga saling mengunjungi satu sama lain seperti ini. Mudah-mudahan sesuai dengan tradisi kita kita dapat mengisi hari raya- hari raya kita dengan lebih berbobot.

Inilah kado Natal dari Kawunganten buat teman-teman semuanya.
SELAMAT NATAL 25 JANUARI 2008, SELAMAT PESTA KELUARGA KUDUS DAN  SELAMAT MEMASUKI TAHUN BARU DENGAN BERKAT MELIMPAH 1 JANUARI 2009.

SYALOM
VINCENT OMI

One Comment

  1. slmt siang.saya saya adh umat stasi kawunganten,lingkungan gunungsari,tp sejak SMA, Kuliah, dan sampai sekarang krja di jogja. saya sangat senang mendengar cerita natal & kenduren di sana, sayang natal kemaren saya ga pulang. ditengah situasi umat kawunganten yg sedang “krisis kepercayaan & saling curiga”, bisa tetap mengadakan prayaan paskah yg cukub bagus. saya rindu suasana natal di kawunganten, sejak kecil, saya jadi misdinar, dan sampai jadi mudika. saya punya keinginan bisa mengumpulkan teman2 yag sedang merantau utk bisa berkumpul saat paskah dan kami tugas KOOR, oh betapa menyengkan skali, kami bisa tunjukan bahwa kawunganten masih punya generasi seperti kami, kawunganten tdk kehilangan orang muda, walau kami di perantauan…. saya tunggu cerita indah tentang stasiku tercinta… SALAM BERNARDUS!!!!

Leave a Reply

Required fields are marked *.