Fiat Voluntas Tua

Sepinya Hari Tua

| 0 comments

Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Kehidupan masa tua kalau tidak dipersiapkan dengan matang, tentu akan menjadi bumerang bagi diri sendiri, karena tidak semua perempuan tua seperti Hana dan para laki-laki tua seperti Simeon, yang begitu baik mempersiapkan dirinya menyambut kedatangan Tuhan di bait Allah.

Cerita seorang teman akan neneknya yang saat ini berusia kira-kira 91 tahun, telah menjadi janda sejak usia 60 menjadi silang sengketa bagi anak-anaknya. Karena ketika masih kuat bergerak, hampir semua anak laki-lakinya menghendaki kehadirannya dirumah mereka, mungkin karena warisan dan hasil pensiun dari suami yang pegawai bank negara masih didapat terus, tetapi sekarang setelah menjadi tua dan renta, hampir semua anak-anak menolak kehadiran si nenek dengan bebagai alasan, untunglah masih ada anak perempuan yang mau mengurusnya.

Sayapun pernah mengalami dengan melihat kondisi nenek buyut saya yang tidak seberuntung nenek teman saya yang masih diurus dengan baik. Berkaca dengan hal-hal ini, kamipun mulai membicarakan situasi dan kondisi mama dan mertua saya, walau saat ini masih belum renta tetapi mulai beranjak tua, sehingga belum menjadi masalah, tetapi sudah saatnya dimulai pembicaraan untuk mengurus mereka diusia renta nanti, agar tidak menjadi masalah dikemudian hari.

Para orang tua tersebut tentu punya keinginan sendiri, tentu ada baiknya juga diajak berbicara mengenai rencana mereka, syukur kalau keluarga tersebut punya dana, budget atau simpanan yang lumayan, tetapi bagaimana dengan mereka yang hidup pas-pasan, tentu menjadi kendala tersendiri. Saya kerap kali melihat para orang tua yang ditolak sana-sini bukan karena alasan ekonomi, tetapi lebih pada hubungan orang-tua-anak yang kurang harmonis dimasa lalu.

Kesadaran kita harus dibangkitkan, selagi masih cukup waktu untuk membina hubungan baik dengan anak-anak kita, hendaknya perlu dikoreksi jika salah, dan dijaga keharmonisannya jika sudah baik, agar tidak merana dimasa tua. Jangan terlena dengan budaya kita yang masih menghargai atau menghormati orang tua, karena perkembangan hidup moderen yang serba praktis dan instan ini akan cepat mengubah perilaku orang. Lihat saja negara-negara maju, dimana banyak orang-tua hidupnya kesepian dan terlunta-lunta, terutama mereka yang miskin nan melarat, sedangkan yang kayapun hanya bisa hidup di panti jompo.

Saat ini kita sebagai orang tua, cenderung melemahkan semangat survive anak-anak, dengan menyediakan segala kebutuhan mereka dan melarang berbagai kegiatan yang mengandung resiko, akibatnya mereka kurang menghargai kehidupan. Walau tubuhnya bertambah besar, kuat dan otaknya pintar, tetapi jiwanya kerdil dan perasaannya sempit.

Saat ini, sungguh tercermin sikap anak-anak terhadap orang-orang tua, sebelum jadi bencana sebaiknya harus dibenahi sejak dini, karena sikap hormat tersebut bukan hanya dalam bentuk diperkenalkan saja, selain komunikasi yang efektif tentunya kita harus menjaga moral etika dan budaya ketimuran yang makin terkikis ini. Mari mulai dari keluarga kita. [Samsi Darmawan]
============================================================================================

Lukas 2:36-40

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.