Fiat Voluntas Tua

In the beginning… finally..

| 0 comments

“Firman telah menjadi manusia.”

Hari ini Tuhan mengajak kita untuk merenung, refleksi dan introspeksi, bahwasanya kehidupan ini berawal dari Firman, dan sekarang telah tinggal dalam kita, bersatu dalam penziarahan bersama waktu untuk menghasilkan berkat dan rahmat bagi lingkungan hidup, artinya bukan cuma kepada manusia saja, tetapi juga semua yang hidup dan tempat untuk hidup.

Inilah Gerak Inkarnatoris Allah yang harus kita sadari sebagai Gereja adalah gerak yang dinamis, gerak yang penuh kesadaran bahwa kita adalah mahluk Tuhan yang harus mewartakan firman yang telah menjadi daging dalam bentuk cinta, artinya setiap pikiran, ucapan, sikap dan tindakan kita haruslah mewartakan Kerajaan Allah.

Bacaan hari ini sangat tepat sebagai penutup tahun, untuk mengingatkan kembali tugas perutusan kita sebagai Firman Tuhan yang hidup. Jika ditanya siapa yang menjadi teladan hidup kita? Pastilah jawabannya adalah “Yesus” sebagai teladan firman yang hidup, tetapi coba kita kembali kepada diri kita, benarkah itu? Apakah setiap minggu sekali kita mendengarkan Firman Tuhan dalam ibadat di Gereja? Kalaupun mengikuti ibadat, benarkah kita mengikutinya penuh konsentrasi dan hikmat? Kita pasti lebih takut untuk membolos kerja atau sekolah, daripada membolos beribadat di Gereja.

Saya sendiri seringkali tersadar, ketika misa berakhir selalu lupa apa yang menjadi fokus dari Firman dan pesan Tuhan hari ini, karena diri/fisik didalam Gereja, tetapi pikiran berada ditempat lain, masih juga terikat akan soal duniawi, walau Handphone (HP) dan BlackBerry (BB) sudah diheningkan (silence) tetapi tidak mudah membuat pikiran kita juga menjadi hening untuk mengetahui pesan-pesan yang masuk ke HP/BB, maka ketika ibadat usai, pastilah kita sibuk memeriksa benda-benda komunikasi tersebut, daripada saling bertegur sapa dengan saudara-saudara kita seiman yang kiranya paling banyak cuma bertemu seminggu sekali.

Tidak jarang pula kotbah Imam yang memimpin ibadat dilecehkan, karena tidak berbobot, kering, dangkal, tidak mencerahkan dan lain sebagainya, bahkan saya kadangkala tidur daripada mendengarkannya ucapan yang membosankan, padahal kita sungguh percaya akan dogma Gereja dan Iman Katolik kita, bahwasanya Imam yang sedang memimpin itu adalah Kristus, sehingga punya kuasa mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan darah Kristus. Bukankah ini ironis bagi kita sebagai umat beriman yang mengikuti Yesus.

Banyak hal yang menarik, indah, inspiratif dan mencerahkan dalam Alkitab, tetapi apakah benar kita membacanya setiap hari? Jika membaca, apakah kita percaya dan paham? Jika paham dan percaya apakah kita mencoba dan terus mencoba mengikuti pesan-pesan dari Firman tersebut? Misalnya dengan memberi dari kekurangan kita atau melayani dari keterbatasan kita dalam bentuk berbagi pada sesama sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan Allah yang selalu memberikan gratis/cuma- cuma segala permohonan dan doa kita?

Sebagai umat yang beriman, marilah kembali kepada hal-hal yang sederhana saja, dengan sungguh menyadari Firman adalah awal dari hidup, beriman menjadi saksi Kristus dalam penziarahan didunia ini, dengan mengembalikan sesuatu yang mendasar, yaitu kesadaran kita mengikuti Ibadat/Sakramen Ekaristi setiap minggu adalah mendengarkan Kristus berbicara di altar yang suci (bukan lagi pastor yang juga manusia). Selanjutnya ini akan memudahkan langkah kita menjadi Firman yang hidup dalam mewartakan Kerajaan Surga. [Samsi Darmawan]

===========================================================================================
Bacaan Yohanes (1:1-18)

1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.