Fiat Voluntas Tua

Manusia Untuk Hukum atau Hukum Untuk Manusia

| 0 comments

Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Hari ini saya menikmati sekali Misa pagi dalam retret pewarta dan pengajar Shekinah di Sawangan yang dipimpin Romo Edy Purwanto Pr. Romo yang menjabat Sekretaris Eksekutif Kerawam KWI ini memang cukup sering memimpin retret pengutusan Kursus Evangelisasi Pribadi di berbagai paroki di KAJ, sehingga tidak heran kalau Romo Edy sangat familiar dengan program evangelisasi Shekinah. Tema retret kali ini adalah Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern; dengan menggunakan dokumen Gereja Evangelii Nuntiandi sebagai sumber permenungan. Misa termasuk homili menjadi bagian dalam rangkaian permenungan dalam 3 hari ini, menjadi bagian dalam refleksi diri sejauh mana kita mengambil bagian dan menghidupi semangat pewartaan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

Injil dan bacaan pertama (Mi 2:1-5) hari ini mengingatkan bagaimana kejamnya dunia yang kita hadapi terutama dalam merampas hak-hak dasar manusia. Manusia bisa membuat hukum untuk mengatur manusia lainnya. Di dalam kehidupan manusia yang kompleks memang diperlukan hukm, tetapi masalahnya adalah apakah manusia untuk Hukum atau Hukum untuk Manusia? Orang Farisi melihat bahwa Hukum adalah tujuan sehingga manusia harus mengikuti hukum secara harafiah. Maka tidak heran kalau mereka bersekongkol untuk menangkap dan membunuh Yesus yang dianggap melawan Hukum Taurat.

Sementara Yesus menempatkan manusia adalah tujuan, sehingga hukum yang ada adalah hukum kasih, yang penuh belas kasihan. Ia tidak akan menghakimi manusia, yang sudah rapuh, sakit dan berdosa. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan; mereka yang putus asa tidak akan ditinggalkan dan dihakimiNya. Suluh yang hampir padam tidak juga didiamkan agar mati, tapi semuanya masih diberi kesempatan untuk memperbaik kehidupanNya. Yesus tidak pernah menghakimi mereka yang berdosa, yang lemah dan nyaris tanpa harapan; tetapi justru masih memeberikan rahmat pengampunan dan melimpahkan kasih Nya. Demikian lah Ia melaksanakan Hukum Kasih dan menggenapiNya melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya.

Semoga kita mau mengenali diri sendiri agar tidak tergelincir menjadi perampas dan penindas sesama manusia sehingga orang lain kehilangan kesempatan untuk menikmati kebebasan dan haknya. Semoga kita juga mau mengambil bagian seperti Kristus, memberi kesempatan kepada mereka yang sakit, Menyapa yang lemah sehingga tidak sendirian dan yang sakit ditemani dan dirawat, tidak dibiarkan mati tidak terurus. Tapi kita mengambil sikap untuk menyembuhkan, menguatkan, melengkapi dan berkarya bagi peningkatan harkat hidup manusia. Kita berusaha setia sebagai pewarta Kabar Baik dan pelaksana Hukum Kasih di bumi ini.

SabdaMu adalah kebenaran, Hukum Mu kebebasan.

==================================================================

Bacaan Mat 12:14-21
12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.
12:15a Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana.
12:15b Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.
12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia,
12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:
12:18 “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.
12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.
12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.

Leave a Reply

Required fields are marked *.