Fiat Voluntas Tua

Berkorban Demi Kebenaran

| 0 comments

“Dalam dunia kamu menderita penganiayaan”

Sewaktu masih balita dan tinggal di Jogya, kami sekeluarga sempat mengalami masa-masa sulit. Saat itu Bapak yang menjadi direktur salah satu bank, didakwa menggelapkan dana untuk pembelian mobil kantor. Proses verbal yang menyulitkan membuatnya menjadi tahanan kota di kantor CPM selama 6 bulan sampai akhirnya bisa bebas dan dinyatakan tidak bersalah. Hal itu membuat kami sekeluarga trauma, ibu yang masih muda dan memiliki 3 balita, terpaksa wira wiri meninggalkan kami anak-anak seharian mengurus kasus Bapak sampai ke Semarang. Proses mencari keadilan dan kebenaran mengorbankan tugasnya sebagai ibu. Kami dititikan di rumah eyang di klitren lor; eyang putri bisa melihat perubahan perilaku kami anak-anak yang terpisah dari bapak ibunya. Lebih sering termenung dibandingkan cucu-cucu lainnya. Setelah kejadian itu Bapak memutuskan tidak menuntut balik dan pemulihan nama baiknya; tapi bapak memutuskan pindah dan hijrah ke Ibukota. Kejadian ini menjadi titik sejarah dalam karirnya dan kehidupan keluarga kami selanjutnya. Kami sempat tinggal di garasi mobil berlima, pindah lagi ke Tebet baru akhirnya ke rumah dinas di Menteng. Sejak saat itu setiap hari Bapak-Ibu mengikuti Misa setiap pag sepanjang hidupnya.

Saat-saat sulit dalam perjuangan menghadapi keadilan dan kebenaran membuat kita mengambil keputusan tidak enak dalam hidup. Keputusan itu tidak hanya berdampak pribadi tapi bisa melibatkan seluruh keluarga. Sehingga diperlukan kesatuan hati antara anggota keluarganya. Ada yang memilih berjuang melawan ketidak adilan dan kemudian menyingkir, seperti yang kami lakukan. Ada juga yang memilih berdiam karena tidak berdaya melawan sistem yang begitu kuat. Apapun pilihannya, perjuangan melawan ketidak adilan membuat mereka yang terzolimi bersatu hati, bertekun dan saling meneguhkan.

Kita diingatkan oleh Injil hari ini bahwa kita harus terus berjuang untuk tinggal dan hidup dalam ‘terang’, serta melawan ‘dunia’ yang lebih memilih kegelapan. Perlu saling mendoakan agar tiap anggota dan kawanannya tidak larut dalam kegelapan. Semua yang berkehendak baik bida disatukan dan dipertemukan; tidak mudah dicerai beraikan kalau masing-masing memiliki visi dan bertahan pada kebenaran dan kebaikan. Sehingga dalam penganiayaan, damai sejahtera Allah bisa tetap tinggal bersama kita karena Roh Kebenaran itu sendiri memimpin kita untuk terus teguh berjuang.

Tapi ada juga yang berkilah bahwa mereka merasa di ‘zolimi’ padahal disebabkan karena kesalahan mereka sendiri seperti halnya tidak pegang janji, selalu terlambat, memberitakan hal yang tidak benar. Kalau kata romo Deshi, itu ‘konyol’ namanya. Bukan salib sebagai saksi Kristus yang ditanggung, tapi keras kepala karena tidak bisa melihat kesalahan sendiri.

Penderitaan demi kebenaran dan kebaikan membuat iman kita teruji. Mereka yang pernah mengalami kesulitan hidup dan bisa mengatasinya, justru dapat memimpin orang lain keluar dari masa sulitnya. Hal ini tampak dari berbagai LSM dan karya karitatif lainnya, biasanya dimotori oleh orang-orang yang mengalami penderitaan serupa. Para korban HIV, narkoba, Korban kerusuhan mei dsb menjadi penggerak dan motivator bagi perjuangan kebenaran dan kebaikan. Mari kita doakan agar setiap perjuang kebenaran dan keadilan terus maju dan tidak patah semangat karena Tuhan menampung air mata mereka di kirbatNya.

====================================================================

Bacaan : Yoh 16:29-33

“Kata murid-murid- Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.