Fiat Voluntas Tua

Puasa: siapa yang melihat?

| 0 comments

Biarlah keimanan kita hanya diketahui Kristus, dan orang-orang sekitar kita bisa menikmati “buah-buah” perbuatan kita. Cara berdoa, berderma, berpuasa hanya Tuhan saja yang tahu. Tapi cara kita berkata, bersikap, bertindak menunjukkan apa yang kita lakukan dalam doa dan dalam keheningan. Tanpa gembar gembor, orang juga bisa menilai dari perbuatan kita,  sejauh mana tingkat spiritualitas kita.
Maka saya termasuk yang sedih ada saudara-saudara yang keberatan atas cover majalah dimana Suharto n fam dilukiskan dengan gaya perjamuan terakhir.  Tunjukkanlah tanda keimanan kita dengan membela kaum lemah, miskin dan tersingkir untuk menunjukkan iman yang dewasa, apalagi di hari Rabu Abu begini.
Siapa saja bisa duduk dalam posisi seperti Yesus di perjamuan terakhir. Kitapun bisa duduk seperti Yesus, membela kebenaran, demi keadilan, tapi justru diragukan dan ditinggalkan orang2 terdekat kita.   Jangan-jangan kita malah tidak siap untuk dipojokkan seperti itu. Marahlah pada orang2 yang mengaku kristen, tapi tidak kristiani tindakannya. Marahlah pada mereka yang korupsi, selingkuh, gak malu jadi pengurus  gereja  bertahun-tahun tapi gak becus, membabat hutan dan pohon sembarangan, memukul istri dan anak2nya sendiri, menganggap jalanan adalah tempat sampah, dan cuman kasih kolekte seperti bayar parkir. Tentu sebelum kita menegur orang lain, sebaiknya “ngaca” dulu laaah…
Rabu Abu menyadarkan kita, sejauh manakah pertobatan kita berwujud pada tindakan nyata bagi orang-orang di sekitar kita, sehingga secara tidak langsung mereka memahami bahwa kita mencintai Allah dan segala ciptaaan Nya. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil…

Bacaan: Matius 6: 1-6, 16-18

 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.