Fiat Voluntas Tua

TALITA KUM

| 0 comments

talitakum
Merenungkan kisah si gadis kecil yang hidup kembali karena sapaan Yesus “TALITA KUM”, saya jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu.
Seorang hair stylist langganan adik cari-cari tempat untuk salon karena tempat lamanya tidak bisa diperpanjang sewanya. Akhirnya saya membantunya untuk buka usaha di Kemang. Tapi masalah nama jadi pe-er saya karena dia gak mau pake namanya. Lalu saya terpikir menggunakan nama TALITA, sesuai bacaan Injil hari itu. (wah… sekarang baca lagi) Dengan harapan saya agar usaha ini jangan sampai mati, karena saya juga mau kehidupan mereka dijamah Tuhan. Mulai lah sang stylist memboyong crewnya.
Awalnya baik-baik bahkan kita adakan sharing iman dan merenungkan kehidupan. Kita saling mendoakan dengan iman kepercayaan masing2.
Ternyata setelah beberapa tahun berjalan, usaha tersebut terpaksa saya tutup karena sudah tidak feasible. Dengan kejadian ini saya sempat berpikir, salah dimanakah dengan “sentuhan” dan harapan pemulihan lewat usaha ini? Ah saya mungkin yang salah kelola dan tidak berani investasi lebih banyak.
Lama saya tidak bertemu para mantan karyawan salon Talita , sampai suatu saat saya ditelp salah satu mantan karyawan. Dia mengatakan dipercaya memegang salon di daerah Lebak Bulus. Dia minta ijin untuk pake nama Talita karena dia tersentuh dengan kisah si gadis kecil yang pernah saya sharingkan ke mereka. Kisah seorang anak dan keluarga yang tak berdaya, tapi Tuhan mengulurkan tanganNya. Dia merasa juga hal sama terjadi padanya, saat tidak berdaya tanpa pekerjaan, dia merasa tangan Tuhan terulur baginya melalui seseorang yang memintanya menjalankan usaha salon tersebut.
Saya terperangah, karyawanku ini bukan kristiani, tetap rajin ibadahnya, tapi dia tahu bahwa Tuhan hidup dan menjamahnya. Kisah si gadis kecil Talita yang bertahun-tahun lalu didengarnya (dan cuma sekali itu) ternyata membekas di hidupnya. Saya tersungkur mengucap syukur terkagum-kagum dengan karya Ilahi. Tuhan berkarya padanya.
Semoga kita tetap berani terus berjalan dan berkarya seperti Yesus, mencari dan mengunjungi serta memberikan harapan bagi mereka yang tersisih, miskin, terlantar, tak berdaya dan juga bertindak dengan iman dan berkata “Talita Kum!” Bangkit dan bergerak lah…
==========================================================

Bacaan: Markus 5:21-43

Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid- Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Leave a Reply

Required fields are marked *.