Fiat Voluntas Tua

September 28, 2012
by ratnaariani
2 Comments

10 Kiat Keberhasilan Orang Jepang

1. Kerja Keras
Sudah menjadi rahasia umum Bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam / tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam / tahun), Inggris (1911 jam / tahun), Jerman (1870 jam / tahun), dan Prancis Tahun (1680 jam / tahun) . Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, Sedangkan pegawai di negara lain Memerlukan 47 hari untuk membuat mobil Yang Bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa Melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan Bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
2. Malu
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu Ketika mereka kalah dan Pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “Mengundurkan diri” bagi para pejabat (Mentri, Politikus, dsb) yang Terlibat masalah korupsi atau gagal Merasa Menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan Memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi Kesepakatan umum.

September 26, 2012
by ratnaariani
0 comments

KESAKSIAN SIULAN: “MENGASIHI SUAMI YANG TAK MUNGKIN KUKASIHI”

Pernikahan Siulan dan Santoso awalnya sangat harmonis sekali. Dianugerahi dua orang putra dan dua orang putri serta kehidupan ekonomi yang sangat baik, keluarga mereka terlihat begitu sempurna. Hingga pada tahun 1992, Santoso yang bekerja sebagai sales elektronik mendapat tugas keliling kota. Di sanalah Santoso mulai terlibat penggelapan uang perusahaan dan juga perselingkuhan. Sikap manis kepada istri dan anak-anaknya membuat Santoso berhasil menutupi semua perbuatannya itu.

“Teman-teman saya mengajarkan cara-cara licik dan tidak benar. Saya melakukan semuanya itu karena saya juga ingin hidup seperti mereka,” demikian pengakuan Santoso.

Hingga pada tahun 1995, Santoso berkenalan dengan seorang wanita dan menjadikannya wanita simpanannya. Untuk menyembunyikan hubungan gelapnya itu, Santoso menyusun sebuah siasat jahat. Di tahun 1996, Santoso meminta Siulan dan anak-anak untuk pindah ke Malang terlebih dahulu dengan alasan bahwa perusahaan dimana Santoso bekerja akan membuka cabang di Surabaya. Nanti setelah anak perusahaan itu diserahkan padanya, Santoso berjanji akan menyusul pindah ke Malang.

“Beberapa bulan setelah saya pindah ke Malang, Santoso tidak juga pindah. Sewaktu saya tanya, dia bilang bosnya tidak jadi membuka cabang di Surabaya. Karena anak-anak sudah pindah sekolah ke Malang, saya tidak mungkin pindah lagi. Jadi saya tetap di Malang.” Continue Reading →

September 25, 2012
by ratnaariani
0 comments

4 Mitos Yang Salah Seputar Ayah

Seorang laki-laki yang baru saja menjadi ayah mungkin memiliki beberapa asumsi mengenai apa peran dari ayah. Tapi beberapa asumsi ini sebenarnya salah dan hanya mitos saja, karenanya ketahui asumsi apa saja yang salah.
Selama ini banyak orang menganggap bahwa ayah tidak memiliki peran yang utama bagi bayi yang baru dilahirkan, sehingga seringkali muncul asumsi-asumsi yang salah. Padahal seorang ayah juga memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Kemungkinan mitos yang terbesar adalah tidak adanya definisi untuk seorang ayah yang baik, padahal mitos tersebut salah. Seperti dikutip dari Babycenter, ada empat mitos seputar ayah yang sering dipercaya banyak laki-laki, yaitu:

Mitos 1: Hanya perasaan seorang ibu yang penting untuk diperhatikan
Perubahan tubuh yang terjadi selama hamil, serta tingginya perhatian terhadap proses kelahiran membuat semua orang berpikir bahwa perasaan ibu adalah sesuatu yang penting. Namun dibalik semua itu perasaan dari ayah juga penting untuk diperhatikan termasuk kesehatan fisik dan mental. Continue Reading →

September 19, 2012
by ratnaariani
1 Comment

Ignatius Slamet Riyanto Pr: Gembala Umat, Gembala Kambing

Ignatius Slamet Riyanto Pr: Gembala Umat, Gembala Kambing

[HIDUP/Anton Sumarjana]
Ignatius Slamet (berjaket loreng), Silvester Sudiman, bersama seekor pejantan kambing PE.

HIDUPKATOLIK.com – Sebagai imam baru, ia sangat terpesona dengan ‘emas’ yang tersimpan di Bukit Menoreh. Ia membuka mata umat untuk menambangnya, sebagai berkah Tuhan yang mampu menyejahterakan kehidupan mereka.

Pertengahan 2007, Pastor Ignatius Slamet Riyanto Pr baru saja ditugaskan di Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan, setelah penahbisannya sebagai imam Praja Keuskupan Agung Semarang, pada 27 Juni di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta. Salah satu paroki di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, sebagian wilayah pelayanannya menjangkau Bukit Menoreh.

Setiap Sabtu, imam kelahiran Klaten, 9 November 1976 ini berkunjung ke Stasi Pelem Dukuh, yang berada di Bukit Menoreh, sekitar 15 km arah barat pusat paroki. Jalan menuju perbukitan ini mulus, meskipun berkelok dan menanjak membelah areal persawahan dan pekarangan yang menghijau oleh aneka pepohonan. Ia amat terpesona dengan pemandangan alam sekitarnya. Continue Reading →

September 18, 2012
by ratnaariani
0 comments

Deliverance – Temu Moderatores Karismatik Nasional XII

Hari Selasa, 18 September 2012 pukul 17.00, Mgr Ignatius Suharyo membuka secara resmi Temu Moderator Karismatik dan Rapat Pleno Besar BPN Karismatik Indonesia di Hotel Jayakarta Jakarta. Keuskupan Purwokerto mengutus 5 Romo. Ada sekitar 120 imam dari seluruh Indonesia yang menghadiri pertemuan sampai hari Kamis 20 September besok.

Dalam kotbahnya, Mgr Suharyo mengingatkan bahwa Karismatik sebagai gerakan pembaruan adalah salah satu wujud nyata karya keselamatan Allah bagi dunia melalui Yesus Kristus. Maka, pertanyaan dasarnya adalah bagaimana karismatik bisa mengembangkan dua keutamaan iman yakni belarasa dan kerja sama. Jika dilaksanakan secara konsisten, dua keutamaan itu akan membawa perubahan dan pembaruan bagi masing-masing orang, Gereja dan dunia. Pembaruan itu akan terjadi ketika semua orang bisa melihat segala peristiwa kehidupan ini dalam kacamata iman. Ini berarti bagaimana melihat seluruh kejadian sebagai bagian dari rencana dan sejarah keselamatan Allah.

Temu moderator nasional karismatik tahun ini mengambil bentuk retret/seminar deliverence. Seminar ini dibawakan oleh Pater Jose Francisco D. Syquia beliau adalah pembimbing dan eksorsis dari Kantor Pusat Eksorsisme Keuskupan agung Manila. Karena itu, seluruh rangkaian seminar ini disampaikan dalam bahasa Inggris. Untung ada penerjemah sehingga kami bisa mengikutinya..hehehhe..

Session I malam tadi menjelaskan 3 hal besaran yakni: Continue Reading →

September 17, 2012
by ratnaariani
0 comments

40 Tahun Perkawinan Penuh Musim

Saya tidak tahu saya mau mulai dari mana.   Saya diminta untuk sharing mengenai perkawinan saya yang sudah 40 tahun lebih ini.   Biasanya sharing dimulai dengan jawaban akan pertanyaan “Apa kiat sukses perkawinan anda?”  Suatu pertanyaan yang didasarkan assumsi bahwa perkawinan anda itu sukses dan bahagia.   Padahal kriteria sukses dan bahagia tidak sama.  Lalu akan ada jawaban, “Perkawinan kami sukses karena suami saya penyabar atau karena isteri saya selalu ada membantu.”

Saya akan mengambil cara yang lain.  Saya hanya akan memberikan gambaran mengenai perkawinan kami yang 40 tahun itu beserta perasaan saya pribadi tanpa berpretensi mewakili perasaan isteri saya.  Saya juga tidak berpretensi saya menggambarkan perkawinan Kristiani yang sukses apalagi memberi resep sukses perkawinan secara umum.  Saya akan persilahkan kawan-kawan untuk mengambil manfaat – kalau ada – dari gambaran atau deskripsi saya itu – fakta atau perasaan.

Suatu perjalanan pendampingan Continue Reading →

September 15, 2012
by ratnaariani
1 Comment

Ibunya mungkin sama, Anaknya yang beda.

“Inilah ibumu!”
Seorang anak penyemir sepatu dengan semangat menyemir sepatu seorang bapak yang kelihatannya seorang pendeta. Sambil memperhatikan anak ini menggosok sepatunya agar mengkilat, ia memperhatikan bandul kalung si anak penyemir sepatu dan bertanya “Siapakah yang ada dalam bandul kalungmu?” Dengan semangat anak ini menjawab “Oh ini adalah Bunda Maria, kalung ini pemberian ibuku dan aku memakainya senantiasa. Kata ibu -walau ibu tidak bersama saya, Bunda Maria ada bersama saya.” Lalu jawab pria ini ” Didalam Alkitab tidak disebutkan bahwa kita harus menghormati Bunda Maria, Yesuslah yang diutamakan sebagai Juru Selamat. Bunda Maria hanyalah wanita seperti ibu-ibu lainnya.” Sambil tetap menyemir sepatu anak ini menjawab dengan santai ” Betul, ibunya mungkin sama pak. Tetapi Anaknya kan beda.” #jleb…. Continue Reading →

September 13, 2012
by ratnaariani
0 comments

Sumber Kasih atau Sumber Sakit

“Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”
Sampai sekarang masih dilakukan penelitian penyebab penyakit kanker, mengapa sel yang tadinya tumbuh normal bisa menjadi tidak norma; tumbuh lebih banyak dan tumbuh lebih ganas bahkan menyerang sel-sel sehat lainnya. Ada yang bilang dari zat pengawet dan pewarna yang masuk ke dalam tubuh termasuk zat lain yang akhirnya disebut zat carsinogenik. Tapi ada juga yang menarik bahwa hal psikis juga bisa menjadi pencetus kanker. Disisi lain orang-orang yang memiliki usia panjang dan hidup sangat sehat, ternyata tidak punya musuh dalam hidupnya. Penuh kedamaian dan suka cita, selalu banyak teman dan suka menolong. Mungkin memang ada hubungannyakah?

Sel-sel yang menjadi aktif dan ganas itu seperti sel yang ‘marah’ akibat dari pikiran-pikiran yang ditimbulkan. Misalnya seseorang memiliki kemarahan yang luar biasa kepada orang tuanya atau anaknya, ia bisa memendamnya bertahun-tahun. Kemana-mana ia ceritakan kemarahannya. Selain disimpan dalam hati juga di siarkan ke banyak orang. Kemarahan akibat tidak bertemu sang sumber kemarahan malah menjadikannya  menderita luka batin yang dalam. Begitu dalamnya kemarahan itu sehingga mempengaruhi metabolisme pertumbuhan sel-sel tubuh tertentu. Itu sih kata seorang ahli kanker, sayang saya gak simpan  tulisannya. Continue Reading →

September 10, 2012
by ratnaariani
1 Comment

Wanita Yang Disukai Pria

(sumber: Erabaru.or.id) Pria semasa muda selalu melihat wajah dan tubuh wanita, saat ia memilih istri atau pacar, apakah dia benar – benar mencintai wanita itu atau tidak, itu tidaklah penting, yang terpenting adalah demi gengsi sang pria, itulah alasan yang sebenarnya.

Tapi acap kali pria setelah menginjak usia paro baya, baru menyadari bahwa kecantikan seorang wanita bukanlah terletak di kulit permukaannya, melainkan terletak pada sifatnya yang lembut dan murah hati, bertabiat sabar dan penuh pengertian. Ketika pria sedang resah dan gelisah, apabila sang wanita bisa menunjukkan perhatian menghibur dengan sedikit manja, mengatakan perkataan dengan lemah lembut, maka saat itu juga tidak peduli seberapa sibuk atau seberapa berat beban yang dipikul, si pria akan merasa lega.

Hanya saja wanita sekarang ini hanya memikirkan dirinya sendiri, bersuara lebih besar daripada pria, menghamburkan uang untuk bersolek, pakaian jika bukan bermerk tidak mau dipakai, tidak bisa masak, tidak mengurus anak. Jika pria tidak mengerjakan pekerjaan rumah tangga maka ia akan mengadu kesana kemari sambil menangis dan meratap, sudah sepantasnya seorang suami bersusah payah mencari nafkah Sampai disinilah, pria baru akan menyesali pandangannya yang pendek dan dangkal, karena hanya memilih pasangan hidup hanya dengan melihat kecantikan di wajah dan bukannya melihat kecantikan  dalam hatinya. Continue Reading →

September 6, 2012
by ratnaariani
4 Comments

Bercerai dan menikah kembali secara sipil – mengapa tidak boleh dan kapan boleh menyambut Komuni”

Sumber:http://www.pondokrenungan.com/isi.php?tipe=Puisi&table=issi&id=1221

 Oleh: Shirley Hadisandjaja Mandelli

Tidak dapat dipungkiri bahwa kasus-kasus perceraian di Indonesia ditemukan juga di kalangan umat Kristen dan Katolik. Masalah perceraian di dalam lingkungan Gereja, khususnya Gereja Katolik di Indonesia di mana umat kebanyakan masih memiliki rasa hormat dan patuh terhadap ajaran Gereja Katolik dan meyakini kesucian dari Sakramen Pernikahan, menjadi masalah yang  pelik karena melibatkan seluruh aspek kehidupan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa di dalam Sakramen Pernikahan terletak hubungan cinta-kasih yang tak terpisahkan baik antara pria dan wanita yang disatukan oleh sakramen itu, namun yang jauh lebih penting hubungan cinta-kasih antara Allah dan manusia. Melalui pernikahan yang diresmikan oleh Gereja itu tercipta sebuah kehidupan menggereja yang lengkap, yang melibatkan pasangan suami istri (pasutri).

Di Indonesia, tema perceraian di dalam lingkungan gereja ini jarang diangkat ke permukaan, sehingga menyebabkan banyak terjadi kerancuan dan kesalahpahaman di antara umat akan pandangan Gereja dan penilaian umat kebanyakan terhadap orang-orang yang menderita perceraian itu.

Lalu di dalam kenyataannya, saat kehidupan pernikahan meretak dan perceraian tak terelakkan, bagaimanakah sesungguhnya sikap Gereja Katolik terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya? Apakah pasutri yang berpisah dan bercerai masih dapat menerima Komuni? Dan apabila tidak, mengapa? Di Eropa dan negara-negara Barat, ini adalah beberapa hal yang banyak ditanya orang terhadap aturan Gereja Katolik, yang sering didengungkan, dan bahkan di antara umat sendiri banyak keraguan dan luka yang menyakitkan hati nurani. Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi suatu hal yang sangat aktual.

Di dalam wawancara yang dilakukan oleh Avvenire, surat kabar CEI (Konferensi Waligereja Italia) dengan Monsignor Eugenio Zanetti, selaku pemimpin Pengadilan Gerejawi di wilayah Lombardia, Italia dan penanggungjawab dari kelompok “La Casa”, yang di bawah keuskupan Bergamo melakukan bimbingan rohani dan konsultasi kanonik bagi pasutri yang bepisah, bercerai atau menikah kembali secara sipil, artikel ini hendak mengajak umat Kristen dan Katolik di Indonesia untuk mencoba memahami dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hangat yang timbul di dalam tema perceraian. Continue Reading →