Fiat Voluntas Tua

Bagi para suami

| 0 comments

Yusuf yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum”

Sejak kemarin saya berada di Samarinda, sekitar 2,5 jam perjalanan dari Balikpapan, untuk panggilan mengajar di Seminar Christian Leadership. Ternyata para pengajar yang datang dari Jakarta, Bali dan Medan ini semuanya adalah wanita karena memang sesi kali ini pesertanya semuanya wanita walau datang dari berbagai denominasi. Profesinya pun beragam, ada yang ibu rumah tangga, aktivis gereja bahkan ibu pejabat dan pengusaha.
Berkumpul dengan sesama wanita, apalagi yang sudah kenal satu sama lain, seperti biasa kami saling bertukar cerita. Rupanya ada beberapa kesamaan diantara para pengajar, semua suka travelling, pergi ke tempat2 yang belum pernah kami kunjungi, bahkan sampai ke kota-kota kabupaten. Perjalanan kali ini adalah perjalanan pertama kami ke Samarinda, yang harus ditempuh sekitar 2 jam perjalanan darat dari Balikpapan.

Yang lebih menyenangkan, perjalanan ini bukan untuk liburan dan bersenang-senang memanjakan diri, tapi untuk memberitakan kasih Tuhan bagi sesama kaum ibu. Kami berbagi kesaksian dengan para peserta bagaimana Tuhan memimpin hidup kami sebagai ibu dan wanita dalam keluarga. Para peserta pun juga berbagi kesaksian di akhir seminar yang ternyata justru memperkaya pengalaman iman kami yang datang sebagai pengajar. Kami sempat juga pergi mengunjungi tempat penampungan dan pelayanan bagi orang-orang stress dan mendoakan mereka. Dibalik semuanya, yang membahagiakan dan sangat disyukuri para pengajar adalah bahwa kami diberikan suami yang sungguh sangat mengasihi kami, tidak pernah menghalangi dan selalu mengijinkan kami pergi meninggalkan keluarga, untuk mengambil bagian dalam pewartaan Sabda Tuhan.

Di hari pesta nama Santo Yusuf, suami Santa Maria, saya berdoa khusus bagi para suami

agar mereka meneladani ketulusan hati Santo Yusuf. Ia tidak mau mencemarkan nama istrinya bahkan memilih menyingkir dan mengorbankan nama baiknya; dengan harapan orang akan menyangka bahwa dialah laki-laki yang tidak bertanggung jawab atas kehamilan Maria sebelum pernikahan. Tetapi karena ketulusan hatinya, Tuhan berbicara kepadanya melalui para malaikat didalam mimpi untuk tetap menikahi Maria. Dan Yusuf taat pada perintah Tuhan serta membatalkan niatnya meninggalkan Maria.

Seperti Santo Yusuf yang dengan tulus hati mengasihi istrinya, Tuhan memimpin kehidupan para suami sebagai kepala keluarga yang harus mengambil keputusan-keputusan penting untuk istri dan anak-anaknya. Hanya dengan ketulusan hati, para suami memiliki kepekaan khusus dalam mendengarkan suara Tuhan dalam hatinya. Dengan ketulusan hati, mereka bisa memimpin keluarga seperti Santo Yusuf menyelamatkan keluarganya dari ancaman dan memilih menyingkir ke Mesir.

Terima kasih Tuhan untuk para suami yang dengan tulus hati mengasihi istrinya, khususnya bagi mereka yang mengijinkan para istri mengambil bagian dalam pewartaan sabdaMu. Sama seperti Santo Yusuf bersedia untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan manusia dengan kembali pada rencanaMu, kami bersyukur bagi para suami yang juga turut serta memberikan jalan bagi pewartaan sabda dan kasih Mu melalui istri mereka.
Mereka bahkan mengambil alih peran para istri di rumah, sementara Sabda Tuhan diwartakan ditempat-tempat yang jauh dari rumah mereka. Kiranya Engkau tetap mengirimkan malaikat-malaikat bagi para suami dalam memimpin setiap pengambilan keputusan terutama bagi bertambahnya kemuliaan Mu.

=======================================================

Bacaan: Mat. 1:16.18-21.24a

“Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya

Leave a Reply

Required fields are marked *.