Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya
Lebih dari tiga minggu saya belum berkesempatan update blog ini. Mohon maaf bagi anda sekalian yang setia mengikuti renungan saya, pastinya ada kekecewaan saat menemui blog yang belum terupdate. Rasanya ingin minta agar Tuhan berikan injury time seperti para pemain sepak bola yang dapat perpanjangan waktu supaya saya bisa berbagi cerita setiap harinya seperti biasa. Beberapa SMS dan bahkan teman juga menanyakan kok sudah lama tidak mengirimkan renungan harian. Eh, pagi ini ada juga kawan menyapa via FB yang menanyakan blog yang lama tidak terupdate. Saya sendiri juga merasakan betapa penuhnya hati dan kepala ini dengan berbagai kisah yang ingin segera dikeluarkan dan diceritakan.
Ini mungkin salib saya mengikuti Tuhan, salib yang membuat saya sulit membagi waktu yang diberikan Tuhan. Modalnya sama-sama 24 jam bagi setiap orang tapi bagaimana kita menggunakannya memang perlu pencerahan tersendiri. Sementara mesin waktu bekerja tanpa mengenal ampun, tiap hari berdetak dengan jumlah detik yang sama, tubuh jasmani kitapun bertambah tua dengan kondisi fisik tentu semakin menurun … hiks… Waktu yang sedikit itu bisa habis 3-4 jam sendiri di perjalanan karena kemacetan kota Jakarta. Sungguh menjadi sangat tidak produktif saat modem jadulku tidak kompatibel dengan laptop kantor dengan Windows 7 nya. Kebijakan kantor untuk mengganti laptop setiap 3 tahun ternyata membutuhkan learning curve juga untuk membiasakan diri memangku laptop yang lebih besar dan mouse yang lebih sensitif.
Mengikut Tuhan memang harus bersiap memanggul salib, dan salib yang sangat berat bagi saya saat ini adalah membagi waktu yang cuma 24 jam itu sementara kita sendiri tidak bisa melakukan berbagai hal dalam waktu bersamaan. Perlu waktu juga diluangkan untuk keluarga, untuk pekerjaan, untuk pelayanan dan penugasan lainnya. Sejak minggu lalu saya dinyatakan lolos test untuk mengikuti TCME Teacher’s Course Misi Evangelisasi, program khusus mempersiapkan pengajar Misi Evangelisasi, menjadi pengajar KEP/SEP. Layaknya anak sekolah aturannya memang ketat, tidak boleh terlambat lebih dari 15 menit, tidak boleh absen lebih dari dua kali. Beberapa subject wajib hadir seperti Ajaran Sosial Gereja dan Evangelii Nuntiandi. Namanya juga sekolah bagi pengajar, tentu harus dimulai dengan disiplin diri sendiri terutama dalam hal komitmen terhadap kehadiran.
Siapa yang menyangka saya bisa lolos test TCME? Beberapa tahun lalu memang pernah terbersit dalam doa saya, alangkah indahnya kalau saya bisa ambil bagian dalam pewartaan sebagai pengajar. Betapa inginnya saya mengajak setiap orang katolik menyadari betapa beruntungnya kita yang telah menerima Sakramen Baptis. Semua yang ada di dunia memang tidak ada artinya bila kita telah mengenal Dia. Tetapi setelah tahu persyaratan yang begitu ketat, rasanya memang tempat untuk saya belum tersedia. Tugas kantor yang membuat saya sering keluar kota, kerjapun bisa sampai malam membuat saya menyingkirkan kerinduan ini. Rupanya bisikan doa saya dijawab Tuhan. Untuk Tuhan memang waktu 3-4 tahun tidak ada bedanya, tapi saya melihatnya inilah jawaban Tuhan atas kerinduan hati kecil saya. Semua indah pada waktuNYA.
Siapa yang menyangka kalau proses pengadaan di klien yang dirintis mulai Februari ternyata baru selesai menjadi kontrak kerja pada bulan Agustus. Sebagai project manager tentunya saya harus selalu berada di client site yang berlokasi tidak jauh dari Shekinah. Ternyata proses seleksi TCME berjalan juga pada bulan Juli. Lebih menyenangkan lagi di bulan puasa seperti saat ini, jam kerja di client lebih pendek sehingga tidak menyulitkan saya untuk hadir tepat waktu.
Indahnya mengikut Tuhan membuat kita belajar untuk memprioritaskan apa yang penting dalam kehidupan kita. Ada teman sempat mengatakan, apa tidak kurang kesibukan saya yang sudah seabreg begitu sehingga masih mau ikut TCME. Bukan masalah kurang sibuk, keterbatasan waktu memang menjadi kendala utama, tetapi kerinduan saya untuk ambil bagian dalam pewartaan Kabar Baik masih menyala-nyala. Pewartaan Kabar Baik adalah pesan sentral yang diberikan Kristus kepada para muridNya, kepada gereja perdana. Dan itupulalah misi perutusan yang kita terima disetiap akhir Sakramen Ekaristi. Tuhan menyertai para pewarta kabar baik sepanjang masa. Sungguh memang indah kalau segalanya diserahkan kepada Tuhan, Ia sendiri yang mengatur mana yang lebih dulu perlu dilakukan saat kita berserah kepadaNya. Salib yang saya terima terasa menjadi ringan dan melegakan karena disertai rasa syukur senantiasa akan penyertaan Tuhan.
Mohon doa anda sekalian agar selanjutnya saya bisa menjalankan tugas dan kewajiban selama mengikuti TCME sampai akhi sambil menjalankan tugas di kantor serta tidak lupa menyelesaikan tanggungjawab di Dewan Paroki dan beberapa tugas lainnya, termasuk urusan keluarga dirumah. oh ya…doakan juga agar saya juga bisa kembali update blog seperti biasa. May God bless you today, pilihlah yang terbaik bagi Tuhan disepanjang sisa hidup kita, God will do the rest …
===================================================================================================================================
Bacaan Injil Matius (16:24-28)
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”