Fiat Voluntas Tua

Sabda Bahagia

| 0 comments

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Membaca sabda bahagia rasanya seperti masuk lingkaran labirin yang dalemmmmm banget. Dari sejak kecil saya sudah  sering mendengar uraian sabda bahagia ini. Dari yang tidak mengerti sampai akhirnya setelah puluhan tahun melewati pergumulan hidup pribadi dan melihat saksi iman disekeliling saya barulah sedikit demi sedikit bisa dipahami.  Bisa dibayangkan dua ribu tahun lalu, saat ribuan orang mendengar 9 kalimat Sabda Bahagia ini di puncak bukit, mereka juga mungkin ‘nggak ngeh’ dengan apa yang dimaksud Yesus.  Jangankan mengerti 9 kalimat, satu kalimatpun sudah menjungkirbalikkan paradigma dan pemahaman yang ada.

Satu saja kita renungkan, berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah karena dengan demikian merekalah yang empunya Kerajaan Allah. Dalam faham ajaran Taurat, mereka yang bekerja keras dan mendapat rahmat serta berkat Yahwe sudah pasti diberkati dengan kekayaan (baca kitab Ulangan pasal 28 tentang kutuk dan berkat). Sehingga mereka yang miskin merupakan kelompok yang di’kutuk’ karena tidak taat pada pakem-pakem ajaran Taurat.

Bagaimana mungkin orang yang miskin bisa disebut memiliki Kerajaan Allah? Mereka yang sudah dikutuk ‘miskin’ apakah bisa memiliki kesempatan masuk dalam Kerajaan Allah? Bagaimana caranya, apa masih ada harapan bagi mereka yang miskin tidak punya apa-apa untuk masuk Kerajaan Allah? Inilah misteri yang disampaikan Yesus. Justru dalam pemahaman adat istiadat Yahudi dimana hanya orang-orang kaya yang layak masuk Bait Allah karena mereka mampu memberikan hewan kurban yang sempurna, tidak bercacad,.Yesus memberikan ajaran baru bahwa mereka yang tidak memiliki harta tetap beroleh kesempatan menikmati Kerajaan Allah asal mereka menjadi miskin dan tidak berdaya dihadapan Allah.

Demikian pula mereka yang sudah ‘kaya’ tidak serta merta dapat mengambil bagian dalam Kerajaan Allah, kalau tidak merasa miskin tak berdaya dihadapan Allah Yang Maha Kuasa. Artinya semua manusia sama-sama kedudukannya rendah dihadapan Allah, karena semuanya adalah manusia yang berdosa sementara Allah penuh dengan hikmat dan kekudusan, tidak akan dapat menerima manusia dengan segala dosanya. Maka hanya karena kasih karunia Allah lah, kita yang berdosa ini, yang tidak berdaya ini, diberi kesempatan untuk menerima rahmat penebusan melalui Kristus agar dapat mengambil bagian dalam Kerajaan Allah.

Manusia yang masih memandang rendah manusia satu dengan lainnya, yang masih merasa lebih tinggi dan paling benar dibanding kanmanusia lainnya, akan sulit menempatkan dirinya sebagai yang hina dina dihadapan Allah. Bagaimana mereka bisa menjadi miskin dihadapan Allah? Hal ini hanya bisa dilakukan dengan pertobatan dan menjaga kerendahan hati kita serta rasa syukur senantiasa. Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan Allah Sang Maha Pencipta dan pemilik kehidupan kita.

Semoga kita selalu memiliki waktu untuk merenungkan Sabda Nya yang membawa kebahagiaan bagi kita. Sesibuk-sibuknya kita, ada baiknya kita mundur sejenak dan melihat kembali, sudah sejauhmanakah kita menempatkan diri diantara manusia-manusia lainnya? Istilah Steven Covey… have we sharpen the shaw? Adakah kita menajamkan prinsip-prinsip yang kita pahami agar sejalan dengan Sabda Bahagia yang telah digariskan Yesus sendiri?

==============================================================================================

Bacaan Injil Mat 5:1-12

“Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.