Fiat Voluntas Tua

Antara Lapar dan Kenyang

| 0 comments

HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS: Kej 14:18-20; 1Kor 11:23-26; Luk 9:11b-17
“Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak.”

Menjadi katolik tanpa menyadari arti Tubuh dan Darah Kristus seperti warga negara yang tidak mengerti apa hak dan kewajibannya dan bahkan tidak mengerti tujuan hidupnya. Tidak tahu apa yang menjadi haknya dan tidak bertanggungjawab terhadap kewajibannya. Ia hanyalah menjadi manusia yang memiliki tubuh dan jiwa, tapi tidak mengalami kehidupan rohani yang memberikan arti pada hidupnya…. apalagi memberi arti bagi kehidupan orang lain. Tidak merasa lapar, tidak butuh  dan bahkan merasa tidak perlu mencari makanan rohani…. lambat laun ia hanya seperti zombie, sekedar tumbuh dan bergerak tapi rohnya sebentar kemudian mati.

Seorang rekan yang sering saya lihat beberapa kali pergi ke Misa pernah saya tanya, mengapa tidak komuni setiap kali menghadiri Misa. Dengan enteng ia menjawab, ooh…. saya masih jadi simpatisan katolik. Lho? Mau sampai kapan menjadi simpatisan? Menjadi katolik lengkap adalah menerima dan melakukan seluruh sakramen yang disediakan, termasuk Sakramen Ekaristi sebagai persatuannya dengan Allah Tritunggal. Jawabnya lagi, saya masih belum pantas menerima Tubuh Kristus. Tentu saja tidak ada orang yang harus sempurna terlebih dulu untuk menerima Tubuh Kristus, oleh karenanya disediakan Sakramen Baptis dan Sakramen Pengampunan Dosa. Kita tidak bisa melihat sakramen satu-persatu secara terpisah, semua sekramen disediakan justru untuk menyempurnakan iman kita senantiasa agar terus bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Dia.

Maka penting sekali kita memahami pengorbanan Kristus melalui Tri Hari Suci Paskah.  Paskah dimasa perjanjian lama telah diperbarui dengan penyerahan diriNya sebagai Anak Domba Allah, sehingga tidak ada lagi ritual pengurbanan darah hewan kurban. Tubuh dan darahNya telah dikorbankan cukup sekali untuk selamanya, bahkan untuk semua orang yang percaya kepadaNya di kemudian hari.  Mereka yang percaya akan pengurbananNya akan mendapatkan kesembuhan dan keabadian bersamaNya kelak.

Menerima Tubuh dan Darah Kristus juga berarti bersedia mengambil bagian dalam penyelenggaraan Ilahi dalam menyapa setiap orang yang lapar dan mencari kebenaran serta kedamaian abadi. Tidak ada mujizat yang terjadi tanpa keterlibatan manusia didalamnya. Allah dapat mengubah segala hal yang mustahil menjadi nyata dengan adanya campur tangan manusia. Janganlah kita menjadi murid Kristus yang memilih cuci tangan dan menyuruh orang banyak pulang, mencari makanan sendiri-sendiri. Ada tanggungjawab disana, ada kontribusi dan keterlibatan setiap orang beriman untuk menjadikan mujizat menjadi nyata. Ada anak yang mempersembahkan bekalnya bagi karya Tuhan, ada murid yang mencari dan mendorong anak itu untuk datang pada Yesus, ada murid yang membagi-bagikan roti dan ikan kesemua orang. Apapun dapat dilakukan bila dikerjakan bersama-sama. Disinilah kekuatan pelipatgandaan yang membuat mujizat terjadi.

Kita bisa bergandeng tangan menggunakan jaringan yang ada, apalagi dengan jaman teknologi yang belum ada dijaman Yesus hidup, maka tidak ada yang mustahil didalam Tuhan selama kita masih mau melibatkan diri dalam karya nyata Ilahi. Kitalah yang seharusnya bertanggung-jawab dengan mujizat-mujizat yang seharusnya dapat terjadi disekitar kita, kalau saja kita menyediakan diri menjadi sarana pelipatgandaan berkat Tuhan. Menerima Tubuh Kristus sama dengan menyediakan diri dalam pelipat gandaan rahmatNya, dan siap menerima bersamaan dengan berkat pengutusan di akhir Misa.

Menerima Tubuh Kristus juga sama artinya menumbuhkan harapan akan datangnya suatu hari nanti dimana kita akan bersatu denganNya, sesuai dengan janji yang ditinggalkanNya bagi kita. Kalau sudah demikian apakah kita masih lapar dan mencari berbagai kesenangan duniawi? Yang ada hanyalah senantiasa lapar akan makanan rohani, mengenyangkannya dengan doa dan sakramen senantiasa sehingga kita semakin sadar bahwa hidup kita hanyalah rahmat semata. Kita senantiasa dikenyangkan dengan harapan akan penyertaan dan kasih Tuhan senantiasa dan rindu untuk membagi-bagikan rahmat dan berkat bagi mereka disekitar kita yang lapar akan perhatian, kasih dan harapan.

Selamat merayakan Tubuh dan Darah Kristus, semoga kita semakin menghargai dan merindukan Sakramen Ekaristi yang senantiasa menyembuhkan kita. Sembuh dari rasa marah, malas, putus asa, lelah dan frustasi menghadapi kehidupan, sembuh dari kecewa dan kembali memaafkan. Sembuh dari duka cita dan kembali bersuka cita karena pengharapan yang besar akan Kristus.

=============================================================================================

Baacaan Injil Luk 9:11b-17

Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi.” Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka menjawab: “Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini.” Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki.

Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok.” Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Leave a Reply

Required fields are marked *.