Fiat Voluntas Tua

Menjadi Garam yang Tidak Tawar

| 2 Comments

“Kamu adalah garam dunia”

Tidak ada makanan enak yang dimasak tanpa menggunakan garam, Bahkan lalapanpun menjadi sedap kalau dimakan dengan sambal yang dibubuhi sedikit garam. Garam juga berfungsi untuk mengawetkan makanan, ikan yang ditangkap nelayan pasti membusuk bila tidak cepat diasinkan. Manusia juga membutuhkan garam bagi kelancaran proses metabolisme. Kalau anda terbiasa melakukan laku tapa, maka puasa tanpa garam merupakan puasa yang cukup berat dibandingkan puasa tanpa makan dan tanpa minum karena dengan cepat membuat badan lemas.

Fungsi garam sikecil mengkilat ini memang banyak sekali, dari menyedapkan segala sesuatu sampai ‘menghidupkan’ bangkai sehingga masih bisa dimakan. Padahal pembuatan garam sangat mudah, tinggal mengumpulkan air laut dijemur matahari sampai kering menguap dan meninggalkan kristal putih. Siapkah kita diproses dipanggang matahari sampai tinggal mengkristal seperti garam tadi? Kita harus lewat proses permunian agar menjadi garam yang berkualitas yang berfungsi menyedapkan kehidupan sekitar kita, termasuk menghidupkan yang nyaris mati dan berbau bangkai.

Atau kita memilih menjadi garam yang berkumpul dengan garam – besar di ‘kalangan sendiri’? Rasanya kita tidak akan dapat memberikan arti bagi sesama garam, bahkan bisa merongkol akibat  lembab dan tidak digunakan. Menjadi garam berarti siap untuk digunakan, siap untuk memberikan arti ditengah kehidupan keras disekitar kita. Harus berani mengambil sikap dan berperilaku yang menyedapkan banyak orang, sehingga mereka merasakan ‘nikmatnya’ kehadiran serta ucapan kita. Bahkan tanpa kehadiran kita  mereka seperti makan tanpa garam, ada sesuatu yang hilang. Itulah kehidupan yang memberikan arti bagi orang lain, bagi komunitas di sekitar kita.

Menjadi garam yang tawar? Tidak ada gunanya lagi, didapurpun sudah tidak akan disimpan karena akan dicari garam lain yang masih berfungsi. Garam yang tawar adalah garam yang tidak ada rasanya, tidak ada bedanya ada atau tidak ada. Kehadiran kita tidak memberikan arti apa-apa, tidak ada atau tidak hadir pun orang lain tidak merasa kehilangan. Wow…. sedih banget, kita menjadi no body for everybody?  Perasaan tidak dibutuhkan siapapun adalah awal dari keinginan manusia untuk mengakhiri hidupnya. Semoga kita tidak sampai menjadi tawar dan mengalami kehidupan tanpa menyadari banyaknya  sentuhan rahmat Tuhan melalui orang-orang disekitar kita.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 5:13-16

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

2 Comments

  1. wah bagus aritkelnya….

    ringan jadi enak buat dibaca….

Leave a Reply

Required fields are marked *.