“Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat”
Beberapa kali mengunjungi kerabat dan umat lingkungan yang sempat dirawat di ruang ICU, dimana mereka dalam keadaan koma tidak sadarkan diri. Saya selalu diingatkan untuk membisikkan doa dan melantunkan lagu pujian bagi para pasien di saat mereka menderita koma. Karena disitulah satu-satunya harapan mengingat panca indra yang terakhir bekerja adalah indra pendengaran. Mereka masih dapat mendengar dan bereaksi pada apa yang dibisikkan dalam telinga mereka, entah itu doa dari para kerabat dan keluarga yang bergantian menunggu si pasien maupun lagu yang lamat-lamat didengar dari MP4 disebelahnya. Bola mata mereka ada yang bisa bergerak bereaksi walau suara tidak mampu dikeluarkan dan tanganpun tidak bereaksi. Tidak kurang juga kesaksian mereka yang sembuh dari keadaan koma tersebut mengisahkan kejadian supranatural yang mereka alami. Segala doa dan lagu yang mereka dengar bekerja di alam roh mereka melalui indra terakhir yaitu pendengaran.
Kita mungkin juga sulit menangkap apa maksud renungan hari ini yang mengatakan Mesias itu anak Daud, demikian juga raja Daud menyebut Dia Tuannya. Sama bingungnya dengan orang-orang yang hidup di jaman Yesus saat mereka mendengarkan kotbahNya. Mungkin kita juga sering sulit menangkap homili romo saat mengikuti Misa. Semua itu merupakan proses ‘mengunyah’ makanan rohani sampai suatu saat nanti kita bisa memahaminya. Kunyah saja dulu, karena ini menyangkut hal rohani yang perlu diterima dengan iman. Suatu saat kemudian dimana iman kita bertumbuh maka kita pun menyadari makna dan arti seluruh pengajaran yang pernah kita dengar dan alami sendiri lewat pergumulan iman.
Maka pendengaran sebagai indra yang diberikan Tuhan kepada manusia, adalah sarana awal untuk menebarkan benih iman. Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17). Selama kita tidak menolak sabdaNya, antipati dan bereaksi negatif, seperti orang banyak yang mendengarkan kotbah Yesus dengan penuh minat, maka Roh Kebenaran akan menggiring kita pada pengertian yang benar.
Oleh karenanya, jangan kita cepat menghakimi setiap homili, renungan atau apapun yang merupakan pengejawantahan akan Firman Kristus. Sebaliknya mari kita mohon agar Roh Kudus mengajarkan dan menuntun kita untuk terus bertumbuh dalam iman dan kebenaran. Sekali kita menolak pemberitaan Firman, apalagi tidak berusaha membacanya dengan bersuara (agar kita mendengar suara kita sendiri saat membaca Firman), tidak heran kalau iman itu tidak bertumbuh karena kurangnya pendengaran akan Firman Kristus. Akhirnya benih-benih iman yang pernah ditaburkan itu akan mati karena terhimpit kesulitan dan tantangan hidup.
Semoga kita senantiasa melatih dan mendisiplinkan diri untuk senantiasa mendengarkan setiap pemberitaan akan Firman Kristus dengan penuh minat, dengan harapan bahwa Roh Kudus pasti memimpin kita untuk senantiasa memelihara benih iman percaya serta bertumbuh seperti pohon cemara yang kuat dan tahan akan goncangan angin. Jangan beri tempat di hati dan pikiran kita untuk mendengarkan segala hal yang negatif seperti membicarakan keburukan seseorang, membicarakan hal yang belum tentu benar dsb, karena hal tersebut justru akan menjadikan benih negatif bagi iman kita. Sebaliknya pula kita tidak bosan-bosannya mengisahkan Firman Kristus dalam keseharian, memperdengarkan berbagai mazmur dan lagu pujian, senantiasa sharing dan bersaksi akan kasih Tuhan karena itu semua merupakan penyebaran akan benih iman bagi setiap jiwa yang haus akan kebenaran akan Firman.
Iman datang dari pendengaran, pendengaran akan Firman Kristus….. Mari kita senantiasa mendengarkan dengan penuh minat dan tidak jemu-jemunya memperdengarkan Firman Kristus, apapun caranya selama bisa diperdengarkan bagi orang banyak.
==============================================================================================
Bacaan Injil Mrk 12:35-37
“Pada suatu kali ketika Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berkata: “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud? Daud sendiri oleh pimpinan Roh Kudus berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu. Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?” Orang banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat”