Fiat Voluntas Tua

Gak Jauh kok…., Tapi Belum Sampai

| 0 comments

” Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

Untuk kita yang lahir dan besar di Jakarta. bila suatu saat pergi ke satu kampung di luar Jawa, dan mendengar seseorang berkata bahwa ‘kalau ingin ke Jakarta pergi aja naik pesawat nanti mendarat di Juanda.’ Halaah.. pastilah gak sampai Jakarta, lapangan terbangnya kan Sutta Sukarno- Hatta. Kalau mendarat di Juanda ya sampai di Surabaya. Kita bisa katakan penjelasan tersebut salah, menyesatkan orang. Orang yang tidak mengenal Sabda Allah dikatakan sesat oleh Jesus karena mereka tidak mengenal dan bahkan menolak kebangkitan. Tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Demikian juga Jesus yang berasal dari Surga, tentu yakin sekali bagaimana jalan untuk kembali ke Surga, lha memang asalnya Dia dari sana kok, mana mungkin tersesat. Tapi orang-orang yang sok tahu lah yang sering menyesatkan orang lain. Demikianlah dengan orang Saduki yang tidak percaya bahkan menolak tawaran kebangkitan.

Sayangnya para ahli Taurat yang sangat memahami kuasa kebangkitan, percaya ada kehidupan setelah kematian, pun tidak serta merta dibenarkan oleh Jesus. Mereka tahu betul isi Alkitab, bahkan menjalankan seluruh  aturan-aturan keagamaan. Mereka bahkan meyakini jawaban Yesus memang paling bijaksana. Tapi ternyata itu belum cukup. Bukan sekedar percaya dan mengetahuinya, tapi pertanyaannya adalah apakah mereka melakukannya dengan sepenuh hati?

Maka sindiran Yesus juga berlaku bagi kita. Kita tahu segala aturan dan perkataan Sabda Tuhan    semua ada tertulis dalam Alkitab… tapi tidak pernah menghayatinya apalagi melakukannya. Kita masih memilih mana yang menguntungkan kita untuk kita lakukan. Bicara bahasa Allah adalah bahasa kasih. Bagaimana seseorang bisa mengasihi orang lain kalau ia tidak menaruh respek terhadap orang lain? Ia hanya memikirkan dirinya sendiri, tidak perduli orang lain. Lebih parah lagi kalau ia merasa benar sendiri, orang lain selalu salah dan dalam posisi berseberangan. Pasti tidak banyak orang yang betah berlama-lama dengan orang yang sangat selfish.

Perlakukan orang lain seperti anda memperlakukan pada diri sendiri. Itulah hukum yang mendasar bagaimana kita belajar mengasihi Allah dengan belajar mengasihi orang lain yang ada disekitar kita. Lha kalau dengan yang kelihatan saja tidak bisa, apalagi mencintai Allah yang tidak kasat mata. Malah yang ada hanya misuh-misuh kenapa gak ada penampakan? maka kalau saja kita dapat mendisiplinkan diri kita untuk lebih mengasihi orang lain daripada diri sendiri, maka kita sudah melangkah lebih dekat pada Kerajaan Allah. Tidak sesat lagi kan?

==============================================================================================

Bacaan Injil Mrk 12:28-34

“Seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus

Leave a Reply

Required fields are marked *.