Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.
Jangan memelihara dendam, karena dendam itu merupakan racun kehidupan dalam diri kita yang tidak terlihat, tidak terdeteksi dan kadangkala tidak disadari tetapi sungguh dirasakan ada yang membuat diri tidak nyaman terutama ketika bertemu dengan orang yang membuat kita dendam tersebut. Umumnya kita semua pernah mengalami, hanya saja ada yang berat dan ada yang ringan, artinya ada yang bisa melupakan atau mereduksinya dari dalam diri, tetapi tidak sedikit yang sulit mengalahkan dendam tersebut.
Saya pribadi mengalami ini, berawal dari sebuah selisih paham atau karena secara subyektif memang tidak menyukai seseorang atau hal lain, kemudian berkembang menajdi konflik atau debat kusir yang kalau tidak hati-hati akan berlanjut pada benturan fisik. Jika tidak diselesaikan dengan kerendahan hati akan muncul ketidakpuasan atau kejengkelan yang kemudian hidup dan berkembang dalam diri menjadi dendam kesumat, hingga menggerogoti kesehatan kita.
Ada banyak kasus yang melibatkan banyak orang atau massal, hanya karena kasus dendam ini, bahkan dalam sejarah kita mencatat peristiwa bunuh membunuh antara keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok yang menggunakan Keris Mpu Gandring hanya karena dendam. Maka karena akibatnya yang demikian luar biasa ini Yesus mengatakan, bahwa kita harus memaafkan, memaafkan dan memaafkan dengan penuh kerendahan hati.
Ada banyak cara mengatasi hal ini, yang paling utama adalah memaafkan dan bersyukur, jika tidak maka cobalah merefleksikan kemarahan itu dengan sikap yang objektif, jika kita jujur pasti akan ditemukan sumbangsih kesalahan kita, atau cara lain, memantera diri dengan mengucapkan kalimat: “Saya adalah Murid Yesus yang pemaaf dan rendah hati” secara terus menerus dan berulang, tentunya cukup dalam hati disaat teringat akan kemarahan atau kebencian tersebut, dan niscaya hal itu akan hilang dan sirna ditelan waktu. Percayalah, saya sudah melakukannya.
Alangkah sedihnya kita yang menyimpan dendam, karena hal itu sama dengan menyakiti diri sendiri tanpa diketahui oleh orang yang kita benci tersebut, karena dia akan terus jalan melenggang dalam damainya, sedangkan kita terus menikmati kesakitan dengan memelihara virus dendam, pada akhirnya merusak tubuh yang seharusnya menjadi bait Allah.[Samsi Darmawan]
==============================================================================================
Bacaan Injil Matius 18: 21 – 35
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”