Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya. jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat”
Waktu semasih anak-anak sering sekali kita sembarangan sumpah-sumpahan. Daripada disangka mengambil mainan teman dsb, kita bilang “sumpah mati disambar geledek, aku gak tau kok”. Walaupun memang bukan kita yang mengambil barang tapi ‘sumpah’ menjadi bagian dari kosa kata pergaulan untuk menunjukkan bahwa kita punya komitmen. Memiliki integritas dihadapan orang lain.
Umumnya acara pengambilan sumpah dilakukan bagi para pejabat mengawali masa jabatan dan penugasannya. Bayangkan berapa banyak pejabat yang sudah diambil sumpahnya berdasarkan keyakinan masing-masing, pada akhirnya harus mendekam di penjara karena menyalahi sumpah jabatannya. Kredibilitas pemerintah di mata rakyat menjadi hancur karenanya. Keluarganyapun ikut menanggung malu.
Injil hari ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan apa yang sudah dijanjikan. Kalau ya, katakan ya dan sungguh berusaha dilakukan sebaik mungkin. Kalau ragu lebih baik katakan tidak, terutama bila tidak mampu melakukannya. Kalau tidak maka kebohongan demi kebohongan akan menyertai. Dosa satu melahirkan dosa lainnya yang akhirnya merugikan dan menyakiti banyak orang yang menjadi korban. Janji Baptis dan Janji setia dalam Pernikahan termasuk yang terberat untuk ditaati.
Easier said than done. Paling mudah memang bikin janji. Maka sebaiknya kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri sebelum menerima tugas yang dipercayakan kepada kita. Akui segala keterbatasan dan mohon pimpinan Roh Kudus untuk mampu melaksakannya terutama bila kita berjanji dihadapan umat dan rakyat. Akhirnya keberhasilan melaksanakan tugas juga bukti kehadiran Allah yang mendampingi melalui teman-teman yang membantu, sarana yang diberikan bahkan adanya peningkatan kemampuan pribadi.
Sebaiknya juga jangan mudah umbar janji, sekali-sekali kita harus berani mengatakan ‘tidak’ kalau kita tidak yakin mampu melakukannya. Menjadi orang yang over commitment justru akhirnya membawa kita menjadi orang yang ada dimana-mana, tapi juga tidak kemana-mana karena tidak bisa melakukan semuanya dengan tuntas. Terlalu sering mengatakan ya agar dilihat orang lain bahwa kita dibutuhkan dan diakui, akhirnya menjebloskan kita pada cinta diri. Hal inilah yang jahat dimata Tuhan.
Memegang teguh janji baptis dan janji pernikahan serta imamat hanya bisa bertahan karena pimpinan Roh Kudus. Kiranya kita senantiasa menjaga kehidupan doa untuk meminta pimpinanNya untuk mengatakan ya dan tidak pada setiap tawaran yang datang; terutama untuk tetap teguh memegang janji yang telah kita ucapkan. Paling tidak kita berharap bahwa setiap tawaran yang diterima harus menjadi sarana bagi kemuliaan kerajaanNya. Biarlah Dia bertambah besar dan kita bertambah kecil.
==============================================================
Bacaan : Mat 5:33-37
“Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat 5:33-37),
June 14, 2008 at 9:31 am
Nice BLog
Please Visit Me Back
at http://www.adminkidnet.co.nr