Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Ketika kehamilan pertama itu datang, reaksi para ibu tentu beragam. Bagi seorang perempuan muda, umumnya yang masih banyak cita-cita, biasanya ‘shock’ bingung dan rada panik juga karena membayangkan rencana hidupnya jadi kacau dengan adanya anak. Apalagi kalau masuk kategori kehamilan yang tidak atau belum diharapkan. Ini pun saya alami saat baru menikah, maklum kami yang baru menikah punya rencana mau melanjutkan pendidikan di luar negeri. Akhirnya dengan dikuatkan oleh doa saya bisa menerima dan menghadapi kehamilan dengan suka cita. Kedatangan anak pertama membawa berkah bagi seluruh keluarga besar kami. Ternyata kemudian saya juga tetap bisa melanjutkan pendidikan setelah kelahiran kedua.
Reaksi ibu yang mengharapkan kelahiran yang tak kunjung datang tentu sangat membahagiakan. Terutama adat timur menganggap bahwa perempuanlah yang tidak bisa memberikan keturunan bagi sang suami. Berbagai upaya pasti dilakukan agar si jabang bayi itu segera muncul. Beberapa teman bahkan berupaya selama lebih dari 15 tahun sampai akhirnya pasrah dan menikmati kehidupan berdua.
Spesial di hari ibu ini, bacaan hari ini berkisah dua ibu, Maria dan Elisabet bahkan tiga dengan Hanna di Perjanjian Lama yang mendambakan sang jabang bayi. Elisabet dan Hanna merasakan aib yang diderita dengan belum adanya momongan. Sedangkan Maria muda pun gundah dan bingung menghadapi kehamilan pertamanya. Akhirnya semua anak yang dilahirkan membawa berkah bahkan menjadi jalan keselamatan bagi manusia. Samuel menjadi nabi yang luar biasa, dialah yang mengurapi raja-raja pertama orang Yahudi. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan Tuhan dengan mempertobatkan banyak orang. Yesus, sang Isa Almasih, menjadi Juru Selamat bagi semua orang yang percaya kepadaNya.
Semua anak yang dilahirkan itu dibesarkan oleh ibu yang pendoa, ibu yang mempersiapkan anak-anaknya dengan doa senantiasa. Mendidik dan membesarkan dengan kasih sayang. Saya yakin mereka semua awalnya juga bukan ibu yang ‘berpengalaman’. Mana ada sih perempuan yang berpengalaman sebagai ibu sebelum kelahiran pertama ? Tapi dengan hidup doa yang dipelihara sedari kecil seperti Bunda Maria, dan terus menerus tidak berhenti seperti Hanna dan Elisabet, sudah pasti mereka semua membesarkan anak-anaknya dengan bimbingan dan rahmat Allah senantiasa.
Maka di hari ibu yang istimewa ini, kita juga berdoa bagi para ibu yang telah berjuang melahirkan dan membesarkan kita. Mereka berjuang melawan kerasnya kehidupan agar dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Kita bisa berdiri di titik ini sekarang juga karena doa mereka setiap hari bagi kita. Di doa ibuku namaku disebut… Oh i missed my mum, Thanks God for giving me such wonderful caring and loving mother. May you rest in peace…
Untuk para ibu dan calon ibu, mari pelihara hidup doa yang baik, biasakanlah setiap anak perempuan berdoa sedari muda, niscaya anak-anak yang dilahirkan dan dibesarkan pasti menjadi saluran rahmat Tuhan bagi orang banyak. Selamat Hari Ibu.