Fiat Voluntas Tua

Kidung Magnificat (Ign. Sumaryo SJ)

| 0 comments

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.

Ketika orang menerima pujian dari sesamanya pada umumnya menjadi `besar kepala’ atau sombong, namun berbeda apa yang terjadi dalam diri Bunda Maria. Ketika Bunda Maria menerima pujian dari Elisabet, maka ia langsung mengidungkan pujian Magnificat, pujian dari orang yang terpilih oleh Allah.

Kidung Maginificat ini menjadi bagian dari doa Harian para klerus dan anggota Lembaga Hidup Bakti serta doa dari mereka yang berdevosi kepada Bunda Maria, seperti legioner/para anggota Legio Mariae. Bunda Maria adalah teladan hidup beriman, maka kiranya selayaknya kita yang merasa beriman juga setiap hari mendaraskan Kidung Magnificat tersebut di atas dan tentu saja menghayati isi kidung tersebut dalam hidup sehari-hari.

Ada dua pokok isi kidung Magnificat, yaitu: (1) dengan rendah hati orang menghayati atau mengimani karya agung Allah dalam dirinya yang lemah dan rapuh serta (2) kuasa Allah yang menjungkir-balikkan cara berpikir/paradigma duniawi. Pertama-tama marilah kita imani dan hayati karya agung Allah dalam diri kita masing-masing, bahwa kita dapat hidup, berkembang dan tumbuh seperti saat ini tak pernah lepas dari karya atau rahmat Allah, maka hendaknya kita senantiasa memuliakan Allah serta saling memuliakan antar kita.

Selanjutnya kami mengingatkan mereka yang congkak hati, gila kedudukan dan jabatan untuk bertobat dan memperbaharui diri, sedangkan mereka yang `lapar’ baiklah membuka diri terhadap kemurahan hati Allah melalui sesama atau saudara-saudari kita. Kepada kita semua marilah kita senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati.

===============================================================================================

Bacaan Injil Lukas 1:46-56

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.