Kunjungan Resmi dan Pastoran Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (PCID) di Vatikan ke Indonesia (Jakarta, Denpasar, Makassar dan Jogyakarta) sejak 23 Nopember 2009 sudah berakhir pada hari rabu, 2 Desember 2009. Pada hari yang sama, pesawat Emirates pun mendaratkan Kardinal dan saya di Roma dalam keadaan sehat. Pikiran kami penuh dengan berbagai pesan dan kesan. Ketika hendak kembali dari Indonesia, Kardinal Tauran dihadiahkan dua dos mangga harum manis oleh Komisi Penjemputan dan Pendampingan Kunjungan ini yang terdiri dari utusan-utusan KWI dan DEPU dan diketuai oleh Bapak Ir. Michael Sumarijanto.
Sejak hari pertama tiba di Indonesia, Kardinal Tauran nampaknya langsung jatuh cinta dengan mangga harum manis. Oleh karena itu setiap kali makan, entah makan pagi, siang atau malam, diusahakan supaya selalu ada mangga harum manis, baik di Jakarta, Denpasar, Makassar maupun Jogya. Untungnya bahwa salah seorang dari Komisi itu selalu mendahului rombongan Kardinal ke sebuah tempat yang akan dikunjungi, sehingga sewaktu tiba di tempat itu, mangga harum manis sudah siap. Ketika kembali, Komisi tadi diam-diam menyiapkan dua dos mangga harum manis yang dipesan pada seorang pengusaha di Jakarta, dipetik langsung dari pohon dan sekaligus siap dipaket untuk dibawa ke Vatikan. Kardinal senyum gembira ketika menerima hadiah ini di Nunciature Jakarta pada detik-detk terkahir sebelum ke bandara Soekarno-Hatta.
Senyuman tanda gembira dan terima kasih itu ternyata punya makna paling kurang ganda: Pertama, di Vatikan beliau masih bisa terus makan mangga harum manis yang beliau suka, minimal sampai dua minggu ke depan, selagi belum ranum. Kedua, beliau senang karena akan membagi kebahagiaannya di Indonesia melalui mangga harum manis dengan Sri Paus yang sudah mengutus dan merestui perjalanannya ke Indonesia untuk misi perdamaian dan kerukunan antar umat beragama di negri ini. Sehari setelah tiba di sini, setelah beliau mencicipi satu buah mangga dan merasa yakin bahwa mangga-mangga tersebut dalam kondisi baik setelah sekitar 20-an jam melintasi setengah bagian dari planet bumi, beliau membawa sebuah dos mangga harum manis asal Indonesia ini kepada Sri Paus.
Kabarnya Sri Paus sendiri tidak langsung menerima dos mangga tersebut, tetapi diserahkan kepada Sekretaris Pribadinya. Saya sangat yakin bahwa Sri Paus merasa sangat senang ketika menerima hadiah harum manis dari Indonesia. Sayangnya sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi, apakah Sri Paus sudah mencicipi mangga tersebut. Biasanya di Vatikan, ketika seorang Kardinal yang terhitung dekat dengan Sri Paus seperti Kardinal Tauran, ingin menyerahkan sebuah hadiah kepada Sri Paus, biasanya hadiah tersebut segera disampaikan kepada Sri Paus.
Mangga harum manis asal Indonesia tumbuh di antara bangsa yang serba plural dengan sejarah keharmonisan panjang tetapi kadang-kadang dihiasi dengan ketegangan yang mencemaskan negara dan bangsa. Mungkinkah bisa mewakili keharuman nama bangsa Indonesia di alam pikir Sri Paus Benediktus XVI? Satu hal ini pasti. Ketika beliau mencicipi mangga asal Indonesia, Sri Paus merasa senang dan berpikir bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mencintai aroma kehidupan yang harum manis dan tahu menghidupi diri dan bangsanya dengan makanan dan minuman yang harum manis pula. Harum-Manis kalau diakronim akan menjadi seperti HARMONIS.
Simbolik saja tetapi mungkin membahasakan kenyataan dan proyek masa depan, bahwa Sri Paus sudah mengutus duta-nya ke Indonesia untuk misi ke-Harmonis-an, dan membawa kembali pesan “ke-Harmonis-an dari negri ini untuk Sri Paus. Barangsiapa yang memberi, biasanya memberi dari kelimpahan, minimal dari apa yang dia miliki sebahai yang khas dan melekat pada identitasnya sebagai pemberi ala cinderamata. Kardinal Jean-Louis Tauran, setelah melewati berbagai pertemuan perbincangan dengan berbagai Tokoh Lintas Agama, dan hidup di antara warga negara bangsa ini selama lebih dari satu Minggu, nampak memiliki alasan, mengapa beliau membawa mangga harum manis (HARMONI) kepada Sri Paus.Saya yakin bahwa apa yang dibawa kepada Sri Paus adalah sesuatu yang baik dan mengharumkan yang datang dari negri ini.
*Sekretaris Pribadi Kardinal Jean-Louis Tauran Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Vatikan (PCID), Desk Dialog Kristen-Islam di Asia