Fiat Voluntas Tua

Dia Melihat Hati, Kita Melihat Dia

| 0 comments

“Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?”

Sewajarnya orang pasti merasa senang kalau melihat seseorang yang sakit menjadi sembuh. Apalagi yang tadinya lumpuh tidak berdaya, bisa sembuh dan bangkit kembali. Juga wajar-wajar saja kalau kita ikut bahagia mendengar seseorang bangkit dari kehidupannya yang terpuruk  lalu bangkit dan menjadi tegar menghadapi masa depan. Tapi herannya selalu ada orang yang memandangnya dengan sudut pandang negatif. Ada saja yang salah bagi mereka ini, caranya lah yang tidak betul, dianggap layak sakit karena pendosa dlsb. Senang melihat yang susah, susah melihat yang senang.

Ada banyak karakter yang ingin dikisahkan dalam perikop Injil hari ini. Kita bisa seperti orang-orang yang tulus hati bahkan kerja keras membantu si lumpuh bertemu Tuhan  Yesus agar ia disembuhkan. Atau kita bisa seperti si lumpuh yang pasrah dan berserah kepada Tuhan dan percaya orang-orang yang mengasihi kita pasti membantu kita berjumpa denganNya. Atau kita bisa berubah rupa seperti orang Farisi yang menghakimi dan menghalangi kesembuhan yang datang bagi seseorang.Kita bisa seperti orang Farisi yang berada dan melihat karya Tuhan, tapi tidak percaya bahwa Tuhan pun bisa berkarya untuk kita. No, that’s not for me. I have enough.

Tuhan melihat hati yang tulus, yang bersih, yang ingin mengalami perjumpaan denganNya. Tuhan juga melihat apa yang ada dalam hati seorang yang memusatkan segala sesuatu pada dirinya, dan tidak peduli dengan orang lain. Mujizat dan jawaban doa hanya bisa terjadi pada mereka yang tulus hati terbuka bagi karya Tuhan dalam hidupnya. Tetapi tidak bagi mereka yang menolak campur tangan Tuhan bahkan mempertanyakan keberadaanNya, termasuk lewat orang-orang yang ada disekitarnya. Ada mujizat sekalipun disekitarnya, tidak dapat membuat mereka yang keras hati bergeming.

Pikiran dan isi hati orang memang hanya Tuhan yang tahu, tidak ada manusia yang bisa membacanya. Tetapi manakala pikiran dan hati itu dilanjutkan dan berbuah menjadi perkataan dan perbuatan. Naaah… barulah kita bisa menebak isi hati orang. Mereka yang negatif memang perkataan dan tindakannya menjurus berbagai hal yang negatif, yang menolak hal-hal yang baik terjadi bahkan bagi orang lain. Sedangkan mereka yang perpikiran tulus, jujur, dan bersih, maka perkataan dan tindakannya pasti positif, senang melihat yang baik dan bahkan membantu orang lain menjadi baik.

Marilah di masa adven ini, kita membersihkan hati agar tetap tulus dan terbuka terhadap campur tangan Tuhan. Hanya dengan hati bersih lah kita bisa melihat Dia hadir dalam keseharian kita. Hanya dengan tulus hati kitapun dapat melihat karyaNya lewat orang-orang disekitar kita, terutama lewat orang-orang yang ‘mengusung’ masalah kita lewat doa-doa mereka. Hanya dengan kerendahan hati kita bisa mengalami mujizat dan mendapatkan jawaban doa kita. Maka dengan demikian kita bisa menjadi orang yang senang melihat orang lain senang, ikut susah melihat orang lain susah.

==============================================================================================

Bacaan Injil Luk 5:17-26

“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni.” Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.