“Sama seperti terjadi pada zaman Nuh”
Beredarnya berbagai isu dan rumor tentang gempa besar yang akan terjadi baik di Jakarta, Surabaya sekitarnya seolah-olah menjadi pembenaran berbagai ramalan para paranormal akan hari kiamat. Kepanikan sesaat terasa memonopoli banyak pembicaraan masyarakat tentang ancaman ini. Demikian pula rumors atau berbagai berita penampakan ada dimana-mana yang diartikan sebagai tanda-tanda zaman akhir. Mungkin juga hari ini ada yang berbisik-bisik, ssst.. hari ini kan Friday the 13th, kebetulan juga jum’at kliwon, yang kata orang hari dimana setan-setan keluar. Halaaah… setan sih gak kenal waktu, 24 jam available and contactable. Sama halnya malaikat pelindung kita standby 24 jam on-call. Masalahnya, kita lebih sering takut dengan setan dan lupa mengajak sang malaikat pelindung sehingga kita lebih sering dikuasai ‘parno’.
Injil hari ini ternyata mengingatkan kita bahwa seramnya hari kiamat sudah menghantui manusia sejak ribuan tahun lalu. Pertanyaannya adalah apakah ancaman itu akan membangun iman kita menjadi lebih baik? Apakah kita bertobat karenanya? Saat itupun Yesus sudah mengingatkan, tapi ternyata tidak merubah orang-orang Farisi dan Ahli Taurat bertobat karenanya. Mereka masih sibuk dengan urusan-urusan duniawi, terutama mengutamakan kepentingan dirinya sendiri, mengenyangkan kelaparan akan kehormatan orang lain. Kerakusan akan harta dan gila hormat hanyalah tanda bahwa kelompok ini memiliki kekosongan jiwa, sehingga apapun yang disampaikan bila tidak dapat memuaskan keinginan egonya, menjadi tidak relevan. Akhirnya mereka tetap berbuat hal yang sama, yang menye nangkan diri sendiri. Kelompok ini pun tidak perduli dan tidak pernah terpikir memperiapkan dirinya dalam menghadapi Hari Tuhan, hari dimana ia akan bertemu Tuhan.
Semoga kita semakin menyadari bahwa kita bisa saja terlena dengan berbagai kenikmatan duniawi, sehingga tanpa sadar menikmati ‘burung bangkai’ dan lebih nyaman bergaul dengan sesama burung nazar, kelompok yang pelan tapi pasti menyeret kita pada kematian kekal. Semoga kita tidak menjadi ‘parno’ karenanya, tetapi justru senantiasa membangun iman dan menguatkannya dengan berbagai perbuatan baik.
Iman datang dari pendengaran, pendengaran akan Firman Kristus (Roma 10:17) . Dengan demikian janganlah kita mengijinkan lebih banyak mendengarkan ‘kata orang’ kata paranormal, tapi lebih banyak mendengarkan Firman Kristus dan merenungkannya. Semakin sering kita mendengar dan membicarakan segala hal yang negatif dan menakutkan, maka iman kita akan tergerus dan menjadi goyah karenanya.
==============================================================================================
Bacaan Luk 17:26-37
“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. ” [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. ] Kata mereka kepada Yesus: “Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”