“Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun.”
Mari kita tanyakan hal yang sama pada diri kita sendiri, apakah benar kita ini adalah orang Kristen? Benarkah kita mengikut Kristus? Kalau jawaban itu ”ya dan benar” – mengapa kita masih saja menjadi hamba iblis dan mau mengurung diri dalam penjara dosa? Maka membaca apa yang dikatakan Yesus hari ini, ternyata saya masih belum merdeka, masih terkungkung oleh nafsu, emosi dan keserakahan.
Saya mengakui Yesus adalah juru selamat tetapi masih terus kuatir akan keselamatan,
Saya percaya Yesus adalah Tuhan, tetapi masih saja mencari kekuatan lain untuk lebih hebat,
Saya mau ikut Yesus, ternyata masih terbatas pada kata mau dan belum mulai melangkah,
Saya sudah dibaptis dalam nama Yesus, tetapi tidak ingat kapan dibaptis dan juga janji baptis,
Saya selalu mendengar firman Yesus, tetapi tidak pernah ingat, kalaupun ingat hanya kira-kira,
Saya kenal Yesus, ternyata hanya namanya dan bukan teladannya,
Saya selalu berdoa dalam nama Yesus, tetapi sudah menjadi kebiasaan seperti orang bergumam,
Saya memajang salib disetiap sudut rumah, ternyata itu tidak lebih dari pajangan belaka,
Saya suka mendengar lagu dan musik pujian, tetapi tidak berbeda dengan musik rock atau metal,
Saya selalu mendahulukan Tuhan Yesus, itu kalau ingat atau sedang menderita atau di Gereja,
Saya yakin Yesus mendampingi sepanjang hidup, tapi tidak pernah dipedulikan,
Saya punya banyak Alkitab, tetapi tidak pernah dibuka hingga tebal berdebu,
Saya senang mendengar kesaksian iman akan Yesus, yah seperti orang bercerita ata baca puisi,
Saya selalu menyumbang untuk Tuhan Yesus, tentu sebagian kecil jika ada kelebihan uang,
Saya bahagia adalah anak Tuhan, tetapi sekaligus bertingkah laku seperti yatim piatu,
Saya tahu Yesus telah menghapus dosa manusia, maka bolehlah kiranya berbuat dosa lagi,
Dan sebagainya.
Jikalau percaya akan Yesus, tentunya tidak perlu lagi ada kata ’tetapi’, ’karena’, ’kecuali’ dan lain sebagainya sebagai alasan untuk pembenaran atas kesalahan yang kita buat. Karena sudah seharusnya kita juga hadir diantara sesama untuk menjadi Yesus, walaupun sungguh sulit untuk mencapai itu tetapi bukan hal yang mustahil, atau minimal terus mendekati contoh teladan yang telah dilakukan oleh Yesus bukan arah sebaliknya [Samsi Darmawan]
=================================================================
Bacaan Yoh 8:31-42
“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.” “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”