Sering sekali saya menerima kiriman CV via japri. Umumnya mereka yang belum saya kenal ini sering membaca email saya di milis tentang lowongan pekerjaan. Sampai-sampai saya dikira head hunter , seperti mak-comblang antara perusahaan yang butuh karyawan dan yang membutuhkan pekerjaan. Cuma saya tidak masuk kelas PRO, amatir saja lah. Kalau ada yang cocok ya… syukur alhamdulilah.
Saat ini saya juga menjadi mak-comblang, tapi untuk mencari kandidat-kandidat pengurus Dewan Paroki. Tim Panitya Pergantian Dewan Paroki akan mengusulkan para nominator ke Dewan Paroki Harian. Pekerjaan ini jauh lebih sulit dari pekerjaan diatas. Soalnya semua posisi “tidak digaji”, benar-benar pelayanan. Biasanya menjadi pengurus DP lebih sering makan waktu dan makan hati selain juga berkorban materi juga. Jadi gak heran kalau “gak matching”. Ada yang punya kemampuan tapi gak mau terlibat; ada yang mau terlibat tapi minim kemampuan. Ada yang mau terlibat, punya kemampuan tapi bukan model yang bisa kerja dalam tim.
Satu hal yang kurang disadari adalah bahwa pekerjaan ini harusnya menjadikan ‘umat’ paroki merasa kenyang, merasa dipuaskan, merasa diterima dalam kumpulan orang beriman. Umat perlu disapa dan diberdayakan. Mulai dari anak-anak sampai lansia diperhatikan. Kelompok yang berada dan sangat sibuk juga bisa terlibat bersama mereka yang hidupnya pas-pasan. Dari yang gelarnya berderet sampai SSTT (SD Saja Tidak Tamat) juga dilibatkan. Belum lagi banyaknya kelompok etnik seperti di jakarta, supaya jangan ada kesan hanya satu suku yang mendominir. Kalau bisa ada lebih dari 30 % keterwakilan perempuan, masak kalah sama parpol?
Injil hari ini mengingatkan bahwa apapun ‘profesi’ kita di bumi, sifatnya hanya sementara paling-paling bertahan 40-50 tahun. Kita perlu juga memikirkan kemungkinan bekerja rangkap untuk makanan yang bertahan sampai hidup kekal. Pekerjaan ‘sampingan’ jenis ini justru malah membuat profesi kita lainnya menjadi semakin produktif. Pekerjaan yang tidak dibayar ini, membuat orang lain ‘kenyang’ rohani; tapi justru membawa suka cita dan damai sejahtera yang tidak bisa digantikan uang. Lelah? Sudah pasti, tapi herannya suka citanya lebih terasa dibandingkan ‘stress’ yang dirasakan saat saya menjadi ‘wanita karir’. Lebih baik menjadi ‘workaholic’ untuk memberikan makanan yang bertahan sampai hidup kekal, daripada hanya sebagai mesin produksi sampai kita pensiun.
Lowongan pekerjaan yang ditawarkan Allah ini masih terus terbuka dengan syarat minim : hanya untuk yang mau percaya pada Dia yang telah diutus Allah. Tidak menuntut kita menjadi sempurna dulu, karena Dia lah yang akan membimbing kita. Kita perlu bekerjasama dengan Dia agar memiliki kemampuan melakukan segala sesuatu untuk sampai mencapai kualifikasi mampu memberikan makanan yang bertahan sampai hidup kekal. Para romo juga dipersiapkan lebih dari 10 tahun agar dapat bertugas mempersembahkan Roti dalam Sakramen Ekaristi dan menghadirkan Allah dalam Sakramen lainnya. Maka marilah kita, kaum awam, ambil bagian dalam memberikan makanan yang memberikan hidup kekal. Jangan berhenti menjadi umat yang mencari roti kemana-mana, bahkan suka jajan ditempat ‘lain’.
Ada yang mau melamar? Silahkan perkenalkan diri anda ke romo paroki. Pasti akan diseleksi, bukan untuk digugurkan atau ditolak; tapi untuk dicarikan penempatan yang sesuai. Bisa jadi pengurus lingkungan, aktivis paroki, bisa jadi penyandang dana, bisa juga jadi penggembira (cheerleaders) agar umat terlibat dalam beraktivitas di paroki. Penghasilannya? Upahnya besar di Surga.
=================================================================
Bacaan :Yohanes 6:22-29
Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid- Nya, dan bahwa murid-murid- Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid- Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”