Fiat Voluntas Tua

A Burning Heart (2)

| 0 comments

On the way to Emaus“Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” (Luk 24:32)

Dalam menangani pelayanan umat melalui Pusat Pelayanan Konseling dan Psikologi Shekinah, para konselor menggunakan metode bercerita untuk membantu para konselee mengenali dan mengakui luka batin yang mereka alami. Kadang ada kalanya konselor harus menunggu beberapa lama karena konselee masih menangis tidak bisa menguasai diri. Tugas konselor adalah membantu konselee mengenali luka batin nya, dengan bercerita mereka mengungkapkan kemarahannya dan kekecewaannya dan mereka digiring untuk mengakui nya. Mereka lah yang harus mengambil keputusan untuk bangkit dan menerima tawaran Yesus untuk menyembuhkan luka batin mereka. Peran konselor bukan menggurui mereka untuk mendapatkan pemulihan karena cara ini dinilai tidak akan effektif untuk pemulihan mereka.

Adalah sulit membuat para konselee bersemangat dalam hidupnya apa bila luka batin ini belum dipulihkan. Kehidupannya terasa lamban dan kering, apalagi bila sudah dialami dalam waktu yang lama. Akhirnya tugas sehari-hari, baik di rumah dan di kantor pun bisa terpengaruh karenanya. Mungkin juga kita pernah mengalami saat-saat serupa dimana hari-hari berjalan terasa lama sekali.

Inilah yang dialami dua orang murid Yesus yang bukan berasal dari Jerusalem. Mereka kecewa dengan kenyataan bahwa Jesus mati dan karenanya tidak bisa menjadi raja orang Yahudi seperti harapan mereka. Kekecewaan itu membuat mereka tidak menyadari kehadiran Yesus. Tidak hanya itu, perjalanan yang cuma 10 km jauhnya memakan waktu lama sekali, dari pagi-pagi hingga menjelang malam. Kalau kira-kira 10 jam di perjalanan berarti mereka berjalan dengan kecepatan 1 km/jam… mungkin mereka sering mampir di warung ya untuk curhat. Sayang belum ada Starbuck, bisa-bisa lebih lama lagi mereka ngobrol disana. Gak penting lagi buru-buru pulang kampung, lha tidak ada yang menunggu dan tidak tahu lagi apa yang akan dikerjakan.

Yesus memahami kekecewaan mereka, apalagi beredar rumor para ahli Taurat dan orang Farisi bahwa mayat Yesus dicuri orang, bukan bangkit. Mana yang benar? Dalam kebingungan itu lah Yesus membimbing mereka untuk ‘bercerita’, untuk curhat. Tapi Ia tidak berhenti hanya untuk mendengarkan, Ia menegaskan kembali bahwa penderitaan Yesus adalah proses yang harus dilewati menuju kebangkitan, awal pembebasan atas maut. Yesus menjelaskan apa arti semua yang tertulis dalam Kitab Suci sampai akhirnya Yesus menyatakan dirinya dalam Perjamuan Kudus.

Banyak hal telah ‘membutakan’ dua murid ini sehingga tidak mengenali kehadiran Yesus, padahal sudah lebih dari 3 tahun mereka hidup bersama-sama Yesus. Banyak hal telah membutakan kita akan kehadiran Tuhan disekeliling kita sejak hari pembaptisan kita. Padahal kita sudah menyandang nama baptis yang menandakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Kesibukan dan kegiatan bagi keluarga, karir, kegiatan sosial dsb menghabiskan hari-hari kita. Kita pun telah banyak mendengar kesaksian melalui ucapan syukur dalam intensi Misa dari mereka yang doanya dijawab Tuhan. Tapi tetap juga kita kadang kurang percaya, dan bertahan pada pemahaman kita sendiri. Kadang kita pikir Tuhan terlalu sibuk, dan belum saatnya Tuhan memperhatikan kita. Tuhan mikirin yang lebih berat saja lah, I am doing fine..

Baru setelah Yesus mengadakan perjamuan makan dan memecahkan roti, mereka mengenali kehadiran Yesus. Hati yang berdebar-debar adalah tanda bagi kita yang masih memiliki relasi akrab dengan Yesus. Kapan terakhir kali kita berdebar-debar saat bertemu Tuhan Yesus, saat Dia menyapa kita ? Saat menerima hosti? Saat mendengarkan dan membaca Kitab Suci? Saat berada dalam kamar pengakuan? Saya paling tidak bisa menahan air mata sesaat sebelum komuni. Saat dimana Hosti dan piala diangkat pastor dan kita menyanyikan “Tuhan tak layak aku” (PS 418). Itulah saat terindah yang saya rasakan. Pengalaman dicintai Tuhan. Siapa saya kok Tuhan mau datang pada saya? Terima kasih Tuhan untuk cintaMu, terima kasih untuk pengampunanMu bagiku.

Kalau kehadiran Yesus lewat Sakramen, lewat SabdaNya tidak lagi membuat hati kita berdebar-debar, jangan-jangan cinta kita pada Tuhan sudah mulai dingin. Jangan-jangan kita sudah melangkah terlalu jauh dari rencanaNya, diam-diam dan pelan tapi pasti ikut melenceng ke Emaus. Padahal Tuhan ingin membawa kita kembali ke Jerusalem sesuai dengan janjiNya.

Marilah kita pelihara relasi kita dengan semakin sering menyambut TubuhNya dan menikmati SabdaNya. Syukuri setiap saat atas kehadiranNya. Sehingga setiap perjumpaan kita denganNya membuat hati berkobar-kobar senantiasa. Hati yang berkobar-kobar membuat hidup ini penuh semangat. Sama seperti dua murid tadi, jarak 10 km yang semula ditempuh 10 jam, mereka tempuh mungkin kurang dari 2 jam. Mereka bergegas kembali ke Jerusalem,gakberlambat-lambat lagi. Sehingga sampai disana murid2 belum tidur, dan mendengar kabar sukacita ini. Kalau kita kembali berdebar2 bersama Tuhan, hidup yang 70-80 tahun tidak akan berasa lama, bahkan hari-hari berlalu sangat singkat, karena kita selalu bersemangat mewartakan cinta kasihNya. Hanya mereka yang telah dipulihkan lah yang bisa kembali bersemangat, tidak mau berlambat-lambat dalam menaati rencana Tuhan dalam hidupnya. Karena mereka sadar banyak sekali yang harus dikerjakan, dan hanya ada sedikit waktu tersedia. Selamat berkarya !

=========================================================
Bacaan: Luk 24:13-35

24:13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
24:19 Kata-Nya kepada mereka: “Apakah itu?” Jawab mereka: “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.”
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
24:34 Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.”
24:35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Leave a Reply

Required fields are marked *.