Temans,
berikut ini saya kirimkan sejarah panggilan Romo Martin Suhartono: setelah 20 tahun menjadi Yesuit memilih menjadi Rahib Kartusian. Moga-moga bisa menjadi refleksi kita dalam mendengar suara Tuhan.
Untuk saya pribadi, sebagai manusia, waktu 20 tahun menanggapi suara Tuhan bisa terkesan “membuang waktu percuma”, tapi saya melihatnya justru dalam masa pencarian yang 20 tahun Tuhan tetap berkarya melalui sang romo yang sedang gundah gulana. Bayangkan berapa banyak romo-romo yang menemukan panggilan Tuhan justru melalui dia, berapa banyak jiwa dan keluarga yang dipulihkan melalui sang romo yang sedang rapuh.
Kalau romo Martin telah menanggapi panggilanNya dan ber-happy ending menikmati hari-hari bersama Tuhan di ‘sel’ nya, semoga kita juga bisa menikmati hangatnya kasih Tuhan dimanapun kita ditempatkan. Gak penting anda dimana saat ini, pun gak penting juga profesi anda , gak ngepek kata orang Jakarta, yang penting hati kita melekat padaNya. Bagi Tuhan tidak ada bedanya 2,10, 20 tahun, 40 ataupun 200 tahun asal kita mau menanggapi panggilanNya. It does not matter to God. Buat Tuhan tidak ada perbedaan waktu. But it does matter to us. … how soon we respond to his calling before it is too late… A call is still a call, a call from Heaven to spread the Good News.. Martin Raib menjadi Rahib
June 21, 2009 at 10:40 pm
bu ratna, romo martin ini apakah yang pengarang buku Emangnya Gue Pikirin ?
karena saya mendapat pencerahan setelah membaca buku tersebut, disaat jiwa saya sedang berontak…
Pingback: …2 After raib jadi rahib « Media 4 Sharing
Pingback: 2. After raib jadi rahib « Media 4 Sharing