Fiat Voluntas Tua

Like mother, like daughter

| 0 comments

Me and sekar Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya.

Anak saya perempuan satu-satunya dan bungsu, sangat teliti akan apa yang saya lakukan, dan sangat kuat mengingat apa yang pernah saya katakan. Awalnya saya kurang memperhatikan, akhirnya setelah ia sering marah saat saya tidak menepati janji maka saya tidak bisa lagi sembarangan membuat ‘transaksi dengannya.

Pernah suatu kali kita ke mall, bukan untuk shopping, itu kebiasaan lama yang sudah saya tinggalkan. Berhubung Jakarta macet dimana-mana sepanjang waktu, saya sering harus mencari meeting point yang strategis dengan kawan dan relasi. Maka saya terdaftar sebagai anggota MPR, yang meetingnya selalu di MPR: Mall Plaza dan Resto :-D Hari itu mall PS penuh sekali, tidak ada vallet service sementara saya sudah ditunggu meeting. Tiba-tiba anak saya yang duduk disamping saya, membuat tanda salib dan berdoa, Dear God, please give us the nearest parking space because mother is about too late for the meeting.Amen. Gak sampai lima detik kemudian tiba-tiba …

ada mobil keluar didepan kami. Saya sungguh mengucap syukur saat itu, malu juga jadinya karena saya agak ragu melihat dia berdoa. Masa sih Tuhan mau carikan tempat parkir ? Dengan tersenyum dia bilang See.. God knows what we need, mom, as you always said. Oops… saya sendiri lupa untuk berdoa untuk hal yang sepele begini. Sepele menurut saya, tapi tidak sepele buat anak saya. Sampai di rumah, ia menceritakannya pengalaman kami di gedung parkir ke kakak-kakaknya, dan sayapun berharap mereka tidak menganggapnya sepele juga.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa kadang kita memang perlu tanda-tanda untuk membuktikan iman percaya kita. Tanda yang dimaksud adalah tanda bahwa doa kita dijawab Tuhan seperti yang kita mau. Sering kita baca di majalah dan dengar di mimbar ucapan syukur atas doa-doa yang dijawab. Tapi kadang kita kurang berusaha memahami tanda yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Contohnya Tuhan telah memberikan sebuah busur di awan sebagai tanda perjanjianNya. Pelangi diberikan Tuhan kepada Nabi Nuh dan keturunannya bahwa Tuhan tidak akan mendatangakan air bah lagi yang memusnahkan segala yang hidup di bumi ini. Berarti kalau ada air bah lagi, itu adalah karena kesalahan manusia yang tidak bertanggungjawab memelihara bumi. Saat ada air bah kita katakan Tuhan murka karena manusia bejat seperti jaman nabi Nuh. Demikian juga kalau kita melihat pelangi setelah hujan, kita cepat sekali lupa akan janji Tuhan yang mencintai bumi dan tidak akan memusnahkannya walau manusia bertambah bejat sekalipun.
Bahkan kita menilai pelangi yang sering kita lihat hanya sebagai kejadian alam biasa dimana terjadi penghabluran titik air di awan akibat sinar matahari setelah hujan, nothing special.

Demikian juga dengan kejadian bertemunya satu sel telur diantara jutaan sel sperma, dan terjadi pembuahan yang akhirnya membawa kita lahir dan ada di bumi. Secara ilmiah itu adalah keajaiban…kok bukan sel yang lain? kok bisa ratusan sel bisa ketemu tidak tertukar dan membentuk bayi? kenapa mesti kitayang lahir? But we just take it for granted. Padahal kelahiran bayi “normal” yang bisa utuh adalah keajaiban alam, karena kalau dalam percobaan ilmiah, lebih besar probabilitas untuk korslet dan menghasilkan bayi yang lahir cacat. Jadi hidup kitapun adalah keajaiban; its a miracle, so don’t waste it.
Wah…Jangan-jangan sudah banyak Tuhan berikan tanda-tanda bagi setiap permintaan kita, tapi kita tidak memperhatikannya karena kita memakai ukuran tersendiri, kita lupa akan ketentuan dan aturan main yang dipakai Allah.

Kalau kita saja tidak melihat, memahami dan mensyukuritanda-tanda kasih Nya, bagaimana kita bisa meyakinkan anggota keluarga kita untuk percaya? Berbahagialah kamu yang tidak melihat tapi (tetap) percaya.

=========================================================

“Tuhan datanglah sebelum anakku mati”

(Yoh 4:43-54)

 

Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Maka kata Yesus kepadanya: “Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.” Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: “Tuhan, datanglah sebelum anakku mati.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: “Kemarin siang pukul satu demamnya hilang.” Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: “Anakmu hidup.” Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.


Leave a Reply

Required fields are marked *.