Walaupun toko-toko lebih meriah pada masa Natal, sebenarnya tidak ada pesta liturgi Katolik yang semeriah seperti Paskah. Kerapkali Paskah dimulai pada Sabtu Malam atau sore. Kita merayakannya dengan pesta besar yang dibagi menjadi 4 tahap: 1) Ibadat Cahaya; 2). Ibadat Sabda; 3). Ibadat Baptis; 4). Ibadat Ekaristi.
IBADAT CAHAYA
Suasana dalam gedung gereja menjelang Pesta Paskah lain dari lainnya. Tempat air suci di depan Gereja dikeringkan dari air suci. Semua lampu dimatikan. Ibadat mulai dari luar gedung gereja. Disiapkan api baru dan diberkati. Lilin Paskah disiapkan: juga di paroki yang paling sederhana pun dipilihkan lilin yang ‘ekstra-besar’ dan dilukisi angka2 tahun serta ditandai dengan paku dari dupa. Nyala Lilin melambangkan Kristus yang menjadi Cahaya di tengah dunia yang gelap: pembawa penebusan bagi dunia berdosa. Umat menyalakan lilin dari Lilin Paskah sebagai lambing bahwa mendapat hidup baru dari penebusan Kristus. Maka menyanyikan pujian Paskah: ”bersoraklah” (Exultet!). Nantinya, sepanjang upacara, dan seluruh Masa Paskah, Lilin Paskah selalu dihormati secara khusus (baru dimatikan waktu Pesta Kenaikan Tuhan) sebagai lambang Yesus Kristus yang setelah bangkit tetap hadir di tengah murid-muridNya.
IBADAT SABDA
Pada malam paska sebenarnya tersedia sembilan bacaan, yang sekurang-kurangnya harus dibacakan tiga dari Perjanjian Lama, khususnya dari Kitab Keluaran 14 yang menceriterakan diselamatkannya Umat Israel dari Mesir. Semua bacaan itu mengajak umat memuji karya Allah dari Penciptaan, Abraham/Isak dan Penyeberangan Laut Buluh sampai dengan Nabi Yesaya, Baruch dan Yeheskiel. Begitu besar kasih Allah dan karyaNya bagi UmatNya, walau umatNya tidak selalu setia. Kemudian dibaca juga surat Paulus kepada umat di Roma dan Injil Markus 16: 1-7, seraya dinyanyikan pujian agung Kemuliaan yang diramaikan dengan lonceng, yang tidak dibunyikan sejak Kamis Putih.
IBADAT BAPTISAN
Dengan PENCELUPAN LILIN PASKAH, air suci diberkati sebagai tanda, bahwa pengudusan air suci bukanlah untuk kepentingan ’paranormal’ melainkan karena dikuduskan oleh kesatuan dengan Yesus Kristus pemberi hidup baru. Dengan air yang sudah diurapi oleh kehadiran Sang Lilin Paskah yaitu Kristus itu, umat direciki untuk mengingat pemberian hidup baru melalui baptis.
Pada saat itulah, para katekumin dibaptis juga dan mendapat urapan dari Tuhan yang bangkit. Lalu umat seluruhnya juga membaharui janji baptis. Sebab, menyatu dengan Yesus Kristus yang bangkit berarti mau hidup dalam komitmen ’metanoia’, kembali dari Tuhan, berbalik dari dosa dan segala perbuatan dosa.
LITURGI EKARISTI
Sesudah itu Perayaan Paskah dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi biasa, yang pada hari Kamis Putih sudah dikenangkan sebagai warisan Tuhan bagi murid-muridNya. Perayaan Ekaristi ditutup tidak hanya dengan berkat biasa, melainkan dengan berkat pengutusan karena Tuhan yang telah bangkit: Alleluia, Alleluia.
Pesta Besar yang sebenarnya tidak sempat memberi tempat bagi banyak pengajaran: lebih banyak memakai simbol-simbol. Lebih mengundang kontemplasi lagi.
Selamat Paskah! Keselamatan karena Paskah!