Fiat Voluntas Tua

Tetap Setia Walau Tidak Masuk HItungan

| 0 comments

“Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kau kehendaki.”

Susah sekali belajar setia; setia saat semua baik-baik itu gampang. Tetapi setia saat keadaan tidak seperti yang diharapkan itu butuh perjuangan. Disinilah rahmat Allah diperlukan. Saya belajar setia justru dari Bozo, anjing kesayangan di rumah.

Sebenarnya saya tidak begitu suka memelihara anjing karena pada umumnya rumah jadi beraroma kurang sedap. Tetapi karena anak-anak memintanya, dan memang salah satu terapi menumbuhkan kepedulian dan tanggungjawab anak adalah dengan memelihara binatang, maka sayapun mengalah. Tentunya dengan catatan anak-anak harus menjaga kebersihan, baik memandikannya, memberi makan dan mengajarinya BAB/BAK termasuk ke dokter hewan. Akhirnya Bozopun terhitung sebagai anggota keluarga selama dua tahun ini. Ia bisa kapan saja masuk/keluar rumah dan kamar. Biasanya justru tidur di kursi sebelah tempat tidur si mas. Malah pernah saya menemukannya tidur diatas tempat tidur. Weleh…
Rupanya anjing inipun tahu kalau saya tidak begitu suka padanya, tidak seperti suami dan anak-anak yang selalu mengajak main dan mengurusinya. Saya jarang menyentuhnya atau bercakap-cakap dengannya. Maklum pulang paling akhir di rumah tentu memilih bercengkerama dengan anak sendiri…. masa iya dengan anjing duluan? Tapi rupanya Bozo pintar ambil hati saya. Ia tahu saya sering pulang malam, dan biasanya ia tidur di salah satu kamar anak saya. Selama ini ia tidak pernah berani masuk kamar saya. Tapi entah bagaimana ia sering menunggu saya membuka pintu kamar, dan masuk ke kamar mandi untuk minum air yang berada didalam ember. Rupanya ia lebih senang minum air di ember kamar mandi saya daripada yang sudah disediakan. Sehingga setiap kali saya pulang pasti dia menanti kesempatan untuk masuk menyelinap ke kamar mandi. Selesai minum keluar lagi …Gak tega juga mengusirnya keluar kamar, toh cuma sebentar… mampir ngombe tok.
Kebiasaan berikutnya adalah menunggui saya makan malam, mungkin karena saya orang terakhir pulang kerumah jamnya cocok dengan jam jaga malam bozo. Bozo dilatih untuk tidak mengambil makanan tanpa perintah. Jadi apapun yang disekitarnya, termasuk remah-remahpun tidak akan dimakan tanpa perintah “Eat!”  Namanya anjing kampung, walaupun makanannya Alpo ternyata Bozo lebih doyan tempe dan kerupuk. Saya yang tidak suka makan ditungguin anjing, lama-lama jatuh hati juga melihat kesetiaannya menunggui saat makan malam. Walaupun tidak diberi remah-remah makanan, ia tetap setia duduk manis sambil memandang saya yang sedang makan. Ah si Bozo, anjing kampung ini memang pinter mencuri hatiku ya…
Injil hari ini mengajak kita merenungkan betapa Tuhan itu murah hati. Ia begitu mengasihi kita tanpa memandang siapa kita. Rencananya berkat Allah memang hanya untuk Israel, bangsa pilihan. Kita tidak masuk hitungan, masuk orang-orang yang dinilai kafir, persis si janda yang menunggu lemparan remah-remah rahmat yang dilemparkan padanya yang bukan orang Israel. Kenyataannya kita lah sebagai manusia yang sering membeda-bedakan orang dengan apa yang kita lihat, sering menghakimi mereka yang tidak sejalan dengan kita. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan kita. Ia mencintai kita tanpa syarat, tanpa pandang bulu. Allah itu setia menemani kita saat susah dan malang. Tetapi kita yang susah belajar untuk setia, setia saat doa yang kita naikkan belum juga dijawab. Setia saat kita harus belajar sabar menanti.
Maka marilah kita belajar setia padaNya, setia dalam perkara kecil, setia dengan menunjukkan cintaNya kepada orang-orang disekitar kita. Setia dalam berdoa dengan penuh iman percaya bahwa Tuhan pasti menjawab doa kita. Masa sih kita kalah dengan Bozo yang begitu setia walau tuannya sering menganggapnya sepele dan hanya memberikan remah-remah,  anjing gitu lhooo…

===========================================================================================

Bacaan Injil Matius (15:21-28)

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru, “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud. Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab. Lalu para murid Yesus datang dan meminta kepada-Nya, “Suruhlah wanita itu pergi, sebab ia mengikuti kita sambil berteriak-teriak.” Jawab Yesus, “Aku diutus hanya kepada domba-domba umat Israel yang hilang.” Tetapi wanita itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, “Tuhan, tolonglah aku!” Yesus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata wanita itu lagi, “Benar Tuhan, tetapi anjing-anjing pun makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Bersabdalah Yesus kepadanya, “Hai Ibu, sungguh besar imanmu! Terjadilah bagimu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun

Leave a Reply

Required fields are marked *.