Fiat Voluntas Tua

Bersama Yesus Tidak Kenal Haus dan Lapar

| 0 comments

Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Mana yang lebih penting, hidup apa makan? Hidup untuk makan atau makan untuk tetap hidup? Mungkin secara sadar kita memilih hidu. Tetapi secara tidak sadar, dan faktanya kita menunjukkan bahwa makan itu untuk hidup, bahwa makan lebih penting daripada hidup. Tanpa menunjuk hidung, kita sudah lihat disekitar kita bagaimana orang-orang berlomba mengejar posisi dan menumpuk kekayaan. Untuk apa? agar bisa dapat rumah lebih bagus, gaji lebih besar, sekolah anak-anak lebih mentereng dsb.

Secara tidak sadar kita melakukan apa yang bertentangan dengan hal yang mendasar, bahwa hidup itu jauh lebih penting daripada makanan. Hidup didunia tentu ada batasnya, seperti disebut didalam kitab Mazmur 90:10 “Masa Hidup Kami Tujuh Puluh Tahun
Dan Jika Kami Kuat, Delapan Puluh Tahun”
Waktu muda badan masih kuat bisa makan apa saja, tetapi tidak punya uang untuk membeli segala yang nikmat. Maka hidup manusia diisi dengan segala daya upaya meningkatkan taraf hidup semaksimal mungkin agar bisa menikmatinya. Tetapi saat sudah tua, sudah kaya raya, bisa membeli kenikmatan dunia. Tetapi sayangnya badan sudah renta banyak pantangan, sehingga tidak kuat pergi kesana-sini dan tidak bisa makan sembarangan. Tau-tau ya sudah dekat game over…

Bahkan saat ini karena gaya hidup yang salah, kerja keras yang kurang seimbang dengan apa yang dimakan dan kurang istirahat, cukup mengkhawatirkan juga melihat para profesional dan pengusaha muda harus menyerahkan hidup sebelum usia 50 tahun. Lebih sedih lagi mereka meninggalkan anak-anak yang masih sangat muda untuk memahami arti kehidupan. Pasangannya harus berjuang menjadi single parent yang menanggung tugas yang berat……… bisa jadi justru membuatnya lebih cepat tua dari usianya.

Injil hari ini tidak mengatakan bahwa semua itu tidak penting. Tentu kita perlu upaya dan usaha agar bisa hidup dengan pantas. Tidak menyulitkan orang lain, bisa menanggung biaya kehidupan keluarga dan berjaga0jaga untuk masa depan. Kita diingatkan untuk bekerja bukan untuk makanan, kita tidak hanya hidup untuk cari makan saja. Uang memang butuh untuk membeli makanan, pakaian dan rumah. Tetapi ada yang lebih penting dari semuanya. Jangan sampai kita menjadi haus akan kekuasaan dan lapar akan kekayaan sehingga menumpuk harta dan lupa pada sesama.

Hidup jauh lebih penting dari makanan. Mensyukuri kehidupan dari hari ke hari justru diperlukan untuk bertahan hidup. Menurut penelitian riset para penderita kanker di amerika, bila seorang penderita kanker terus menerus meratapi kehidupannya, selalu mencari kesalahan dan menutup diri, ternyata punya kesempatan hidup yang lebih pendek dibanding para penderita kanker yang punya optimisme dan selalu mendukung teman-temannya untuk melawan ketakutan.

Ketakutan akan masa depan yang tidak pasti justru membuat kita semakin haus akan kekayaan dan lapar kekuasaan sehingga kita dibutakan dengan ketamakan hidup. Kita lupa bahwa Kristus telah menderita, wafat dan bangkit agar kita mendapatkan hidup. Ya hidup untuk selamanya karena kelemahan dan dosa kita telah ditebusNya. Jadi apalagi yang harus ditakutkan? Hidup bagi orang percaya sudah ada jaminannya didalam Kristus. Bahkan hari ini kita diteguhkan lagi, kalau kita sudah mengenalNya dengan sungguh-sungguh maka kita tidak perlu lagi takut menghadapi hidup. Kalau hidup setelah kematian itu sudah dijamin, apakah kita jmasih takut juga dengan hidup yang tinggal puluhan tahun kedepan (kalau masih ada)?

Easier said than done. Dulu memang saya termasuk golongan yang takut. Takut miskin. Saya bekerja keras agar anak-anak saya bisa mendapatkan yang terbaik. Tetapi setelah mengenal Kristus, ketakutan itu pelan-pelan sirna. Untuk apa kita membuang waktu dengan ketakutan yang fana? Burung-burung Dia pelihara, bunga dipadangpun dipercantik tanpa beli baju sendiri. Apalagi kita manusia yang sangat dicintaiNya. Hanya bedanya kita sering hanya ingat Tuhan karena berkat-berkatNya. Kita lupa akan kasihNya saat kita sedang mengalami kesulitan. Mendadak kita juga lupa akan segala mujizat dan penyertaanNya dalam kehidupan kita.

Melalui Ekaristi yang tersedia setiap saat, bahkan bisa dinikmati setiap hari, kita diingatkan bahwa kalau kita sungguh-sungguh memahami pengorbanan Kristus bagi kita, bagi seluruh umat manusia, maka kita sudah cukup dikenyangkan. Tidak lagi haus akan kekayaan, tidak lagi lapar akan kekuasaan. Tidak lagi ada ketakutan dalam menapaki hidup. Persis seperti doa Bapa Kami, berilah kami makanan pada hari ini. Kesusahan hari ini kita hadapi dengan kepala tegak karena Kristus ada bersama kita. Kesusahan besok pasti ada jalan keluar sendiri, karena bersama Dia selalu ada harapan.

=========================================================================================

Bacaan Injil Yoh 6:24-35
Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”
Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?”
Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.”
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.”
Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Leave a Reply

Required fields are marked *.