“ Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.”
Melihat Tapi Tidak “Melihat”
April 10, 2012 | 0 comments
“Aku telah melihat Tuhan!
Mengenali kehadiran orang lain rupanya tidak mudah dilakukan hagi sementara orang. Mereka memang melihat kehadiran orang-orang disekitarnya bahkan ada yang hadir didepannya. Tetapi seringkali orang-orang tertentu hanya melihat pada dirinya sendiri dan menganggap kehadiran orang lain tidak penting. Atau dengan kata lain kehadirannya justru lebih penting untuk ‘dilihat’ orang lain.
Hal ini tampak bagaimana mereka mendominasi pembicaraan; hanya ingin berbicara tapi tidak memberi kesempatan orang lain berbicara. Hanya ingin didengar tapi tidak mau mendengar kisah orang lain. Kata-kata yang digunakan banyak berawalan “saya” atau “aku”. Saya memiliki bla bla bla, pekerjaan saya sangat berat.., keluarga saya…, paman saya…, saudara saya…, teman saya …. Seolah orang lain tidak memiliki kisah seperti dirinya, atau seolah-olah kisahnya memang perlu diperdengarkan kepada semua orang.
Kemampuan memperhatikan dan mendengarkan orang lain memang perlu latihan. Tetapi terlebih lagi memerlukan kerendahan hati. Bila semakin hari dilakukan dan dilatih ditambah lagi bila kita memiliki relasi yang baik dengan Tuhan maka kita dapat mengenali kehadiran Tuhan lewat pribadi-pribadi disekitar kita. Entah itu berupa sapaan Tuhan lewat orang lain bagi kita, ataupun dorongan hati bagi kita untuk melakukan sesuatu bagi orang lain.
Injil hari ini mengisahkan bagaimana Maria pada awalnya tidak mengenali kehadiran Tuhan Jesus. Ia tidak mengenali Jesus walaupun telah sering bersama-sama denganNya. Ia sungguh tidak menyangka bahwa Jesus memang hidup kembali. Ia baru menyadari kehadiran Jesus saat namanya dipanggil. Ia mengenali cara Jesus memanggilnya, menyapanya secara sangat pribadi.
Semoga dengan semangat Paskah, kita semakin mengenali kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Iapun bisa hadir lewat sapaan orang-orang lain disekitar kita. Hanya dengan kerendahan hati, kita bisa melihat dan merasakan sapan Tuhan secara pribadi. Toh Kudus yang kita terima memampukan kita mengenaliNya. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita memang sesuai dengan janjiNya bahwa Ia akan senantiasa hadir menyertai kita sepanjang masa, sampai saatnya kita kembali kepadaNya.
=========================================================================================================================
Bacaan Injil Yoh 20:11-18