Fiat Voluntas Tua

Mgr Suharyo Misa Paskah di LP Cipinang

| 0 comments

Kerinduan umat Lapas Narkotik Cipinang bertahun-tahun, bahkanseperti pengakuan Bapak Barus, Pembina yang kebetulan seorang Katolik umat Rawamangun, menunggu 7 tahun adalah waktu yang lama. Bahwa Bapak Uskup sudah pernah dua kali misa di lapas tetangga semakin menimbulkan kerinduan mereka agar suatu hari Bapak Gembala mau mampir ke lapas mereka.
Dalam kesempatannpertemuan dengan wakil kalapas siang itu, banyak pesan dan harapan yang disampaikan. Saking terharunya atas kedatangan Bapak Uskup, Bapak Barus sampai tidak mampu menahan tangis haru.

Antusiasme umat Gereja El Shadai Lapas Khusus Narkotika Cipinang- Jakarta terlihat dari persiapan yang dilakukan. Mereka menjahit tenda di konpeksi bimker lapas, latihan koor lagu-lagu Paskah dari Puji Syukur. Para warga binaan juga latihan drama ‘ Sengsara Wafat Yesus’ dan persiapan izin, pengamanan dll. Panitia dari Komunitas Kasih Tuhan membantu segala sesuatu dari luar.

Dalam segala keterbatasan tempat dan fasilitas di gereja, mereka bekerja sama dengan vihara yang berada persis di sebelah gereja. Tentu bukan suatu hal yang lazim, jika meja altar dipinjamkan oleh vihara , yang didandani dengan taplak baru dan bunga altar yang cantik oleh panitia KKT. Bahkan ketika Bapak Uskup ditawarkan untuk mengganti baju, tidak ada tempat yang tersedia karena penuhnya umat Warga Binaan yang hadir, maka tempat yang ada adalah vihara. Panitia lapas menanyakan apakah Bapak Uskup boleh memakai vihara untuk persiapan? Wow… Bapak Uskup langsung menjawab, tidak apa, di mana saja boleh. Awalnya kami agak was-was, karena sangat tidak lazim, namun Bapak uskup sangat kooperatif, dan tidak mempermaslaahkan tempat yang sangat terbatas tsb.

Prosesi perarakan perayaan ekaristi meriah dengan pendampingi 2 misdinar, petugas liturgi, konselebran utama Mgr Suharyo, didampingi Romo Walidi MSF ,pastor kepala paroki Rawamangun, Romo Dwi Harsanto Pr,moderator KKT dan Pastor Jeremi yang berasal dari Kucing Malaysia.
Dalam homolinya Mgr memberikan contoh tentang seorang Bapak yang ditanya untuk apa ke gereja? Jawabnya ‘tidak tahu’. Untuk apa perayaan Paskah? Tidak tahu. Contoh yang sederhana ini ternyata sangat menyentuh hati salah seorang pengurus gereja sampai menangis , bahwa dia merasa itu adalah dirinya beberapa tahun yang lalu. Namun pesan akhir dari homily tsb adalah, Bapak uskup mengajak, untuk meninggalkan hidup yang lama dan memulai menapaki hidup baru.

Pada misa yang diadakan tepatnya pada hari Selasa, 10 April 2012, juga sekaligus Bapak Uskup membaptis 3 warga binaan yang sudah menyelesaikan katekisasi selama 4 bulan, dan menerimakan sakramen krisma buat baptisan baru. Barangkali 3 orang baptis ini sangat beruntung boleh dibaptis langsung oleh uskup justru di penjara. Ada 2 calon baptis lagi yang ditangguhkan karena masih ada masalah keluarga yang belum diselesaikan. Ternyata untuk membaptis orang di penjara, tantangan dan kesulitan yang dihadapi luar biasa banyak, karena berhubungan dengan masalah keluarga yang rumit. Namun puji Tuhan akhirnya beberapa bisa dibaptis dengan lancer, termasuk salah seorang yang dibaptis lebih cepat karena menderita sakit kritis, total yang dibaptis 4 WB dari 6 yang belajar.

Bapak Uskup dalam kesempatan tersebut banyak berdialog dengan Pembina lapas, dan menyapa warga binaan. Hadir juga tamu dari lingkungan St. Clara 4, Paroki St. Yakobus yang juga bermurah hati menyumbangkan konsumsi, dan tim pelayanan dari Paroki Keluarga Kudus yang juga menyumbang snack, dan tim KKT. Acara ini terselenggara berkat kerja sama yang baik dengan Paroki Rawamangun khususnya dengan Romo Walidi.
Sebelum berpisah bapak Uskup diberikan kenang-kenangan hasil karya bimker Lapas ini yaitu botol dekoratif hasil lukisan botol yang sangat cantik, termasuk romo-romo juga mendapat hadiah yang unik dan cantik. Bapak Uskup juga didaulat untuk memberikan sekapur sirih, dan karena permintaan dari Pembina dan umat yang sangat mengharapkan bapak Uskup bisa hadir lagi, maka dalam kesempatan tersebut Bapak Uskup berjanji jikalau waktunya pas bisa beliau mau datang lagi, tentu janji Mgr. Suharyo disambut dengan tepuk tangan meriah tanda sukacita umat.

Sebagai tanda perpisahan Mgr .Suharyo mengucapkan ‘ SELAMAT PASKAH, TUHAN MEMBERKATI”.

“ Bapak Uskup Mgr. Suharyo yang kami kasihi, terima kasih. Kehadiran Bapak Uskup menjadi kado dan kenanganPaskah terindah bagi umat di Lapas Khusus Narkotika Cipinang. Semoga iman mereka semakin bertumbuh atas sapaan, nasehat dan harapan dari Mgr. Harapan kami semua mereka boleh menemukan Yesus yang akan mengubah hidup mereka, menjadi manusia baru yang hidup seturut kehendak Allah. Amin… “

(windi silvana)

Leave a Reply

Required fields are marked *.