Fiat Voluntas Tua

Iya ? Bukan ? Iya ? Bukan ?

| 0 comments

“Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku”
Malam kemarini merupakan malam yang melelahkan. Nyaris selama 6 jam saya berada di mobil akibat terjebak kemacetan berkepanjangan mulai dari pk 15.30 dan baru tiba di rumah sekitar pk 21. Tidak jelas apa sebabnya, tetapi banyaknya pekerjaan galian, pembangunan jalan layang disertai hujan memperparah kondisi trafik sore hari saat jam pulang kantor.
Hampir 2 jam saya menggunakan taxi dari jakarta pusat menuju SCBD kemudian melanjutkan perjalanan ke selatan. Beberapa ruas jalan ditutup karena tidak dapat dilewati kendaraan karena banjir atau tepatnya genangan air. Jakarta yang megah dalam sekejap lumpuh karena air.
Wajar kalau banyak orang kecewa dengan keadaan seperti ini. Rencana banyak yang bubar tidak dapat terlaksana. Masih ditambah lagi segala alat kerja tidak berfungsi karena kehabisan tenaga. Kalau sudah begini dibutuhkan mobile multi charger yang bisa digunakan untuk laptop, BB dan HP sehingga kita bisa tetap produktif saat terjebak kemacetan.
Dalam keadaan terjebak macet dengan mudah kita mengeluh sanasini ditambah segala litani menyalahkan berbagai pihak. Kita lupa bahwa kita sebenarnya dikelilingi banyak hal besar yang Tuhan berikan kepada kita, sehingga kita menyianyiakan waktu dengan berkeluh-kesah menambah kekesalan hati.
Sesampainya dirumah dengan baju kusut ditambah wajah kusut tubuh lelah, saya disambut senyuman suami dan anak. Hehe… dirumah ini memang ibunya masuk rumah paling terakhir. Kata anak saya : apapun yang bunda alami, tidak ada salahnya kan tersenyum? Ah, betapa butanya hati saya – kekesalan hati telah menyulitkan saya untuk melihat kehadiran Tuhan lewat sambutan mereka yang hangat. Betapa butanya saya, hanya karena kemacetan beberapa jam saya sudah melupakan bagaimana Tuhan memimpin saya menyelesaikan 2 pekerjaan di client berbeda sekaligus hari ini. Betapa butanya saya bagaimana Tuhan memberikan ijin lewat bos saya untuk cuti besok agar bisa menyelesaikan tugas partai keluar kota. Ah… Tuhan ternyata memaka anak saya menjadi malaikat penyelamatku untuk melihat kehadiranNya hari ini dalam hidup saya. Untuk saya inilah keajaiban kehadiran Tuhan yang memelekkan kebutaan hati saya akibat ketegangan yang saya alami sepanjang sore sampai malam hari. Home sweet home.
Semoga renungan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu ragu akan kehadiranNya dalam kehidupan kita. Walaupun keadaan disekitar kita terlihat kurang sesuai dengan yang kita harapkan dan membuat kita kecewa karenanya, tetapi dengan menyadari kehadiranNya Ia mampu membuka mata dan hati kita sehingga kita bisa merasakan kasihNya. Maka saat kita ragu, lihatlah bagaimana Tuhan menyapa kita dengan hal-hal sederhana melalui perhatian orang-orang yang mengasihi kita. Apalagi kalau kita bisa melihat bagaimana mereka juga dilimpahi sukacita senantiasa walaupun keadaan tidak seperti yang diharapkan. KehadiranNya menumbuhkan pengharapan bagi kita ditengah ketidakpastian dan keraguan agar kita tetap kuat bertahan dari waktu ke waktu dalam penziarahan hidup.
=======================================================================================================
Bacaan Injil Luk 7:19-23

“Ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuru mereka bertanya kepada Tuhan: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: “Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.