“Aku akan memberi kelegaan kepadamu”
Pernahkah teringat masa-masa kelam beberapa waktu sebelum ini?Dalam setiap kehidupan manusia pasti ada saat-saat dimana Tuhan rasanya dekat sekali, tetapi ada juga masa-masa sulit dimana Tuhan rasanya jauh sekali. Beban hidup rasanya kok berat betul sampai-sampai ada keraguan apakah saya bisa bertahan? Mungkin itu juga yang membuat beberapa orang memutuskan terjun dari lantai sekian di mall dan apartemen di Jakarta akhir-akhir ini. Kalau mode baju jadi trend rasanya wajar. Tapi ini kok trendnya terjun bebas dari mall …ah… sudah sedemikian beratnya sehingga tidak tertanggungkan?
Beban hidup memang tidak pernah selesai. Bahkan menjadi murid Kristuspun tidak ada jaminan bahwa kita akan terlepas dari beban kehidupan. Masalah tidak berhenti dari mereka yang usia muda. Sulit belajar, diganggu teman di sekolah, tidak dapat pasangan, sulit mendapatkan pekerjaan, susah lulus, belum lagi urusan rumah tangga dan keluarga lainnya.
Kalau begitu apa bedanya pengikut Kristus dengan yang lain? Injil hari ini mengingatkan kita bahwa memang beban kehidupan itu tidak akan berhenti. Kita bisa letih, lesu karena beban kehidupan yang berat. Tapi kita juga diingatkan bahwa Allah itu setia, Ia ada saat kita belum ada bahkan sampai nanti. Ia tetap setia saat kita sedang susah. Ia tetap hadir bersama kita. Kita bisa datang kepadaNya kapan saja. Bisa curhat kapan saja. Kalau kita datang kepadaNya maka beban itu menjadi lebih ringan. Tidak hilang memang, tetapi kita lebih tegar untuk menghadapinya dan melaluinya dengan doa karena kita tahu kita tidak sendiri lagi. Betul ? Coba diingat lagi kejadian beberapa tahun lalu. mungkin kita bisa tersenyum sekarang… iya yaaa… kok akhirnya kita bisa melalui masa-masa sulit saat itu. Itulah kasih karunia Allah yang memampukan kita melalui masa-masa kelam kehidupan.
Disisi lain sebagai pengikut Kristus kita menyadari kehadiran Allah dalam segala sisi kehidupan, dalam susah dan senang. Kita bisa datang kepadaNya setiap saat. Tetapi apakah kita juga mendatangi teman kita yang sedang susah dan sedih? Apakah kita punya kerendahan hati untuk sekedar mendengarkan keluh-kesahnya? Sekedar menjadi ‘ a shoulder to cry on’, sekedar menyandarkan kepala sejenak bagi mereka yang bersusah hati?
Ternyata banyak kasus bunuh diri memang akibat seseorang menanggung beban hidupnya seorang diri. Ia tidak mau dan tidak punya teman berbicara dari hati ke hati. Ia hidup tertutup bisa juga karena menutup diri bagi orang lain. Banyak psikolog menyatakan bahwa dengan berceritera tentang masalah pribadi merupakan terapi yang dapat membantu meringankan ketegangan seseorang. Entah itu dengan berbicara maupun dengan menulis, pokoknya dikeluarkan dari dalam hati… jadi buat para lelaki, its ok to cry as well kalau memang membantu meringankan bebanmu.
Mari kita melatih diri menjadi lebih peka untuk memperhatikan orang-orang disekitar kita. Bukan karena usil ingin tahu masalah pribadi, tetapi kita bisa menawarkan adakah sesuatu yang bisa kita bantu baik sekedar mendoakan maupun untuk mencarikan pertolongan. Kita telah diberi banyak kelegaan olehNya, sudah seharusnya kasih yang sama mengajarkan kita untuk semakin peka dan peduli dengan mereka yang ada disekitar kita. Marilah kita buat mereka tetap tegar dan bisa tersenyum ditengah berbagai beban kehidupan. Mudah berteman saat kita senang, tetapi perlu kesabaran, ketulusan serta kerendahan hati untuk menjadi teman yang setia saat orang lain sedang susah.
============================================================================
Bacaan Injil Mat 11:28-30
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”
December 26, 2011 at 9:54 am
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.