Fiat Voluntas Tua

Secuil Kisah Bersama Bung Jeff (Jeffrey Dompas)

| 0 comments

Bung Jeff,  begitulah saya biasa memanggilnya. Perkenalan pertama kali terjadi saat saya bertugas sebagai Rektor Seminari Tinggi St Petrus Pematangsiantar.  Bung Padre, begitulah Bung Jeff memanggil saya.
Persahabatan terus berlanjut, hingga saya pulang ke Semarang, berkarya di Gereja Katedral Semarang. Saat itu, Agustus 2004, saya merancang untuk menerbitkan Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan. Bung Jeff sangat mendukung rancangan karya kerasulan jurnalistik ini. Bung Jeff memperkenalkanku dengan Pak Anton Sujata dan Pak C. Harinowo. Atas dukungan itu, maka saya cantumkan nama-nama istimewa ini sebagai Dewan Redaktur Eksekutif. Majalah masih eksis sampai hari ini, terbit di Semarang.

Dua kali dalam rangka HUT Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan, Bung Jeff datang ke Semarang. Yang kedua, Bung Jeff datang dan jadi narasumber untuk sharing iman bersama Jeremy Thomas dan Olga Lydia di Semarang. Host-nya Bung Louis Sastrawijaya.
Saat papinya meninggal dunia, saya datang melayat, dari Semarang, langsung ke Pondok Pinang Center. Tiga puluh menit saja kehadiran, karena saya harus langsung balik Semarang. Tampaknya, peristiwa layat itu sangat menyentuhnya.
Kali lain, saat saya bermalam di rumahnya, malam itu, bersama Mbak Ira, Bung Jeff sudah menyiapkan sambal khas Menado dengan ikan tuna dan nasi merah. Makan malam pukul 22.00 terasa sedap. Habis makan kami ngobrol di teras, seperti biasa.
Yang luar biasa adalah ini. Pagi hari, selesai mandi, saya sudah duduk di teras depan rumah menikmati tanaman cabe rawit di depan rumah. Hari itu, RenungPagi yang dikirimkan Bung Jeff berdasarkan Injil adalah tentang pertobatan. Kalimatnya jelas, kurang lebih sebagai berikut, “Mari kita lakukan pertobatan, hari ini, the best way is to confess our sins.”
Sementara saya merenungkan kutipan itu sambil memandang cabe rawit yang tumbuh liar di depan teras rumah Bung Jeff, tiba-tiba beliau mengatakan kalimat ini, “Father, I want to confess!”

Saya terkesima sekaligus terpesona! Bung Jeff tak hanya melempar renungan pagi yang ditulisnya, tapi juga dihayatinya! Jadilah pagi itu, rahmat pengampunan dicurahkan kepadanya di ruang tamu rumahnya! Syukur kepada Allah saya boeh menjadi saksi indah penghayatan iman ini.
“Proficiat Bung! Anda luar biasa! Anda bisa menghayati renungan yang Anda tulis!”
Bung Jeff tersenyum! Saya pun bercanda, “Sayangnya, Bung Jeff bukan pastor, sehingga saya tidak bisa confess ke Anda saat ini juga seperti yang Bung Jeff pesankan dan jalankan…”

Itulah secuwil kisah yang kualami bersama Bung Jeff. Tak kusangka, hari ini, Pak Anton Sujata mengirimkan sms ini kepadaku, “Dengan rasa duka cita yang mendalam, diberitahukan bahwa telah dipanggil ke rumah Bapa, saudara kita tercinta Jeffrey Dompas pagi ini kira-kira 1jam lalu di Singapore. Acara perkabungan menyusul.”

Terhenyak aku membaca pesan tersebut. Tgl 1 Nov pk 13.12, Bung Jeff masih mengirim bbm,
“Can I ask a favor from u? Hear Mass on this special day of the Holy Souls Obligatory Feast? For a miracle through the intercession of Beato JP II for me?”

Jawabku, “I’ve done n would always pray for you in my Holy Mass”

Bung Jeff,
terima kasih Bung Jeff! Selamat jalan menuju rumah Bapa! Doakan aku dari surga, supaya kelak kita boleh saling jumpa lagi dalam persahabatan surgawi!

Berkah Dalem Gusti

Rm Aloys Budi Purnomo Pr
“abdi Dalem palawija”

Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang

Leave a Reply

Required fields are marked *.