Fiat Voluntas Tua

Faktor Penyebab Perceraian

| 3 Comments

Semoga artikel berikut dari milis sebelah bisa berguna untuk direnungkan bagi yang akan menikah, baru menikah dan sudah menikah agar dapat menjauhkan diri dari perceraian. Demikianlah agar segala yang telah dipersatukan Tuhan, jangan diceraikan manusia.

1). Perselingkuhan.
Sebagian orang kurang bersyukur dan tidak pernah puas dengan apa yg dia miliki, sehingga suka coba2 atau kena pengaruh negatif teman. Sebagian lagi merasa menyesal/sdh salah pilih lalu cari pelampiasan di WIL/PIL, dan ada pula yang kembali ke cinta lamanya (berhubungan kembali dgn mantan kekasih).

2). Kurang Komunikasi.
Memang ironis di jaman sekarang saat sudah banyak alat komunikasi yang canggih, masih banyak orang yang malah jarang saling berkomunikasi dengan suami/istri sendiri,dan lebih sering berkomunikasi dengan teman2 kantor, rekan2 kerja, boss mereka atau teman2 arisan. Juga jarang berdoa bersama atau beribadah bersama, karena makin sibuk dengan urusan masing2 bahkan di hari libur sekalipun.

3). Ekonomi.
Bisa dialami oleh pasutri2 dari keluarga yg sudah super mapan sekalipun. Aturlah keuangan dengan bijak dan tetap hidup sederhana walau diberkati Tuhan secara finansial, karena harta duniawi sebanyak apapun bisa habis juga. Juga bagi yg hendak menikah, jangan terlalu memaksakan diri mengadakan pesta mewah jika memang belum mampu dan masih banyak kewajiban mencicil sana-sini. Lebih baik menahan gengsi, daripada ekonomi langsung pincang dan menyesal di kemudian hari.

4). Tidak Mau Mengalah.
Pernikahan bukanlah kuis adu kecerdasan untuk mencari siapa yang salah dan siapa yg benar,tapi sarana untuk belajar saling mengerti dan juga mengampuni. Jangan suka menuntut pasangan kita untuk berubah sesuai kehendak kita, jika kita sendiri tidak pernah mau introspeksi diri. Jika sama2 selalu keras kepala, maka bisa berakhir di pengadilan. Saling menerima kekurangan masing2 dengan bijak.

5). Campur Tangan Orang Tua.
Ini masih cukup sering terjadi di Asia, termasuk Indonesia. Sebagian orangtua masih belum bisa menerima kenyataan kalo anaknya sudah menjadi milik orang lain, sehingga tanpa sadar suka intervensi terlalu jauh. Apalagi jika si anak kebetulan belum mandiri secara ekonomi atau masih membantu di perusahaan keluarga ….. orangtua masih merasa sangat berhak ikut mengatur hidup si anak.

6). Perbedaan Prinsip dan Keyakinan.
Memang, ada sebagian kawin campur yg sukses bertahan lama. Tapi lebih banyak yang kandas di tengah jalan, bahkan cuma seumur jagung. Sebetulnya, banyak pasutri yang merasa sangat tertekan jika tidak bisa beribadah bersama atau dipaksa untuk pindah agama, tapi tetap berusaha bertahan hanya demi anak2 mereka.

7). Romantisme Meredup.
Bagi yang sdh lama menikah, wajar sih jika kita kadang merasa bosan,jenuh,capek dsb. Sekali2 pergi berduaan saja ke tempat2 saat pacaran dulu atau berbulan madu yang murah meriah bisa membantu membangkitkan api cinta lagi. Jika memang ada duit lebih, bisa juga ikut tour ziarah ke Lourdes atau Holyland.

8). Konflik Peran.
Jujur saja,di Indonesia masih banyak suami anyg enggan membantu istri mengurus pekerjaan rumah tangga atau mengurus anak dengan berbagai alasan, terutama bagi yang sudah punya pembantu. Tak ada salahnya belajar dari pasutri2 di luar negeri yang jauh lebih kompak dalam hal ini, karena megurus anak maupun membereskan rumah sebetulnya adalah tugas berdua. Apalagi dalam pernikahan Katolik, kedudukan suami-istri setara di mata Tuhan.

9). Perbedaan Besar Dalam Tujuan Perkawinan.
Hal yang mendasar ini seharusnya dikomunikasikan sejak awal jauh sebelum menikah, tapi kebanyakan anak muda yang sedang dimabuk cinta saat pacaran memang cenderung menutup mata dan menganggap remeh. Padahal tujuan orang menikah berbeda-beda. Ada yg menikah hanya karena malu saja dgn teman2 yang sudah menikah, ada yang menikah hanya karena mau meneruskan keturunan saja, ada yang hanya ingin memperbaiki status sosial saja, ingin bebas saja dari orangtua,dll.

10). Seks.
Walau masih terdengar tabu dan termasuk di urutan akhir, seks terkadang juga bisa menjadi pemicu retaknya rumah tangga. Sekali lagi, komunikasi yang baik antar suami-istri sangat penting. Jika suami/istri kita sedang tidak mood atau kurang fit, jangan memaksanya. Kecuali maaf….. satu2nya tujuan pernikahan anda hanya untuk menikmati seks. Tapi kita manusia kan dikaruniai akal budi dan lebih beradab daripada binatang (semestinya).

3 Comments

  1. syurkurlah karena saya belum menikah dan tidak mempunyai pasangan!

  2. Berhati-hatilh dalam menentukan pasangan hidup. Sifat pasangan kita biasanya sudah kelihatan waktu pacaran. Kalau waktu pacaran sudah sering ribut atau putus sambung, lebih baik jangan diteruskan. Karena kejdian-kejadian itu akan terulang lagi setelah menikah. Dan lebih baik gagal saat pacaran dari pada gagal setelah menikah. Apalagi kalau sudah punya anak, itu akan lebih menyakitkan. Selain itu, bagi yang sudah punya anak, di pernikahan kedua nanti, tantangannya akan jauh lebih besar dari pada pernikahan kedua.

Leave a Reply to amhnews Cancel reply

Required fields are marked *.