“Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Lubang pintu yang disebut ‘lubang jarum’ adalah sebutan orang Yahudi bagi pintu masuk kota yang berbentuk dengan lubang jarum sempit memanjang. Pintu ‘lubang jarum’ yang berada di tembok pembatas kota baru dapat digunakan bila pintu gerbang kota ditutup setelah ”jam kerja”. Hanya penduduk kota yang bisa masuk lewat pintu lubang jarum yang dijaga tentara. Unta bisa lewat kah? Bisa sekali karena memang pintunya masih cukup tinggi untuk dilewati unta. Unta memang masih bisa lewat pintu lubang jarum, tetapi penumpang dan barang-barangnya harus diturunkan terlebih dulu. Mengapa? Karena harus diperiksa oleh penjaga pintu, apakah ia benar-benar penduduk kota dan barang-barangnyapun harus di ”screening” apakah kena pajak atau tidak. Kalau penumpang atau bebannya tidak diturunkan dari unta maka rombongan sudah pasti tidak akan dijinkan masuk melalui pintu penjagaan tersebut. Setelah lolos dari pemeriksaan, unta pun harus ditarik masuk kedalam lubang jarum, karena ia tidak akan berjalan sendiri tanpa ditarik tuannya melalui lorong sempit dan gelap.
Itulah yang dimaksud Yesus, lebih mudah bagi Yesus menarik unta masuk melewati pintu lubang jarum daripada mengajak orang kaya masuk surga. Tidak ada yang mustahil bagi Yesus karena Ia adalah 100 % Allah yang memegang kunci pintu Surga. Unta hanya akan diam saja bila barang-barang dan ikatannya dilepaskan, bahkan unta juga diam dan menurut untuk ditarik pemiliknya memasuk ilorong yang sempit dan gelap. Tapi bagi orang kaya belum tentu rela melepaskan ikatan (pikiran dan hati)nya yang cenderung terus menerus ingin menambah kekayaan dan tidak pernah puas dalam kehidupannya. Juga akan sangat sulit bagi orang kaya untuk tetap ”diam” tidak berpikir akan hartanya, apalagi harus memikul salib kehidupan sebagai pengikut Kristus dalam melewati lorong gelap dalam hidupnya untuk masuk KerajaanNya.
Kekayaan dan kesombongan itu bergandeng tangan. Walaupun cukup banyak orang yang kaya tetapi tidak sombong, namun kekayaan memang mudah membuat orang menjadi sombong. Lha yang miskin dan sombong saja tidak kurang kok. Coba lihat ada saja orang yang setelah mendapat santunan dana dari PSE malah datangnya naik sepeda motor. Ada lagi yang uang santunan sekolah dipakai untuk membeli pulsa. Mengaku ‘miskin’ perlu santunan, tapi kelakuannya seperti orang kaya Bila seseoorag merasa sombong , lebih dari pada status orang-orang disekitarnya, sebenarnya secara tidak sadar ia mulai tidak memerlukan Allah. Orang seperti inilah yang sulit masuk Kerajaan Surga karena ia tidak memiliki kerendahan hati mengakui kelemahannya dan membutuhkan Yesus untuk menjadikanNya sebagai tuntunan hidupnya.
Menjadi kaya itu tidak dilarang. Mencari uang juga tidak dosa. Uang bersifat netral, ia bisa jahat ditangan yang jahat, ia bisa baik ditangan orang baik. Yang tidak baik itu adalah bahwa karena kekayaannya orang menjadi sombong dan tidak membutuhkan Allah. Kekayaannya digunakan untuk ‘melindungi’ dirinya sendiri, untuk menjaga ‘satus’ dan tidak digunakan untuk menolong sesamanya yang kelaparan dan membutuhkan pertolongan.
Kesombongan tidak hanya karena memiliki harta yang banyak, tetapi bisa juga dengan memamerkan kepandaian, ketrampilan dan kecantikan,jabatan, pangkat dan gelarnya yang dirasakan lebih tinggi dari pada orang lain. Untuk orang seperti ini akan sulit mengikuti Kristus menuju Kerajaan Allah. Walaupun demikian, segalanya mungkin terjadi bila Allah menjamah hati orang seperti ini. Roh Kudus dapat menjamahnya menjadi rendah hati agar seterusnya dapat diubahkan seperti Kristus.
Segalanya mungkin kalau saja kita menyadari bahwa kekayaan, kepandaian, ketrampilan dan kecantikan adalah karunia dan pemberian sementara dari Allah, yang kita pinjam dan harus dikembalikan serta dipertanggungjawabkan pada saatnya nanti. Hhhm… mungkin ada baiknya juga sekali-sekali kita memasuki lorong kehidupan yang gelap, seperti unta yang ditarik Yesus memasuki lorong tembok kota, karena justru disitulah kita belajar untuk taat dan setia serta mengandalkan Tuhan sebagai Sang Cahaya kehidupan ditengah kegelapan ketidakpastian hidup di dunia. Tanpa Kristus mustahil kita akan bertahan dalam lubang jarum kehidupan yang gelap.
====================================================================================================
Bacaan Injil Mat 19:23-30
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”