Fiat Voluntas Tua

Kekuatan Doa

| 0 comments

Senantiasa bertekun dalam doa, inilah inti dari pengajaran bu Winny kamis yl di Shekinah. Hal ini diminta oleh Yesus sendiri dalam Mat 26:40b “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga 1 jam denganKu?”
Menjalin relasi senantiasa memerlukan komunikasi yang intens, terutama apabila relasi itu adalah orang terdekat dengan kita. Kita telah berani memanggil Allah kita dengan ‘Bapa’, tentu kita harus membangun relasi yang intens denganNya yakni melalui doa. Apalagi di nyatakan dalam 1Kor 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu” dan dalam Luk 19:46 ‘Rumah-Ku adalah rumah doa’; maka bertekun dalam doa akan menjadi kesempatan bagi roh kita untuk sejenak bersatu dalam pelukan Allah, bertutur sapa dalam kerinduan dengan Roh Allah Bapa kita. Karena roh memang penurut tetapi daging lemah, maka dengan tekun berdoa maka hidup kita tidak akan dikuasai oleh keduniawian yang lemah melainkan oleh roh Allah yang menghidupkan; seperti perumpamaan gadis-gadis bijaksana yang membawa pelita beserta persediaan minyaknya (Mat 25:3) maka roh kita akan senantiasa berdaya hidup dan berjaga-jaga setiap saat Tuhan memanggil kita pulang. Yesus sendiri memberi teladan dengan berdoa kepada Bapa-Nya, terutama saat Dia akan melakukan perbuatan besar seperti saat Ia berjalan diatas air.

Bagaimana berdoa selama 1 jam? Bu Winnie memberi contoh dengan doa Yesus (Fil 2:10) dengan sikap meditasi, pertama kita menyebut ‘nama kita’ saat menarik napas, dan menghembuskan napas dengan afirmasi ‘Anak Allah’, agar kita semakin diteguhkan dalam iman bahwa kita adalah betul-betul anak Allah; berikutnya      dengan menyebut ‘Tuhan Yesus’ saat menarik napas dan menghembuskan napas dengan afirmasi ‘kasihanilah kami’. Contoh lain dalam 1 kasus, dengan berdoa rosario 9 putaran. Dengan tekun dan tidak jemu-jemu berdoa rosario berulang-ulang dan tidak bertele-tele, maka hal tsb akan menjadi doa dengan bahasa roh karena roh kita akan secara otomatis akan mendaraskan doa tsb berulang-ulang.

Saya pribadi, sering kali terdorong untuk berdoa rosario 4 putaran, sekaligus merenungkan keseluruhan perjalanan hidup Yesus dalam 4 peristiwa (gembira-sedih-mulia-terang), berharap beroleh kekuatan dalam menghadapi setiap salah satu dari ke 4 peristiwa itu yang pasti akan kita alami dalam hidup kita. Maka bukan keduniawian kita lagi yang akan pimpin hidup kita, tapi Roh Allah sendiri yang akan ‘memanage’ kehidupan kita, karena kita adalah garam dan terang dunia itu sendiri. Jangan pernah lagi terus menerus berusaha menjadi garam atau terang dunia, karena kita adalah garam dan terang itu sendiri sebagaimana sudah dinyatakan oleh Yesus “Kamu adalah garam dunia” (Mat 5:13).

Buah doa adalah iman.
Buah iman adalah kasih.
Buah kasih adalah pelayanan.

Maka marilah kita makin bertekun dalam doa, setiap hari barang 1 jam saja kita bersatu dengan Allah Bapa kita, berjaga-jaga bersama Yesus – Allah Putera dan bertekun dalam bimbingan Allah Roh Kudus.

-Taufik H.L.-

Leave a Reply

Required fields are marked *.