Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain
Yesus mengetahui apa yang bakal terjadi setelah Ia kembali ke Surga, Bait Allah akan diruntuhkan, Yerusalem akan dihancurkan, murid-murid Yesus akan dianiaya dan dibunuh. Ada orang-orang yang mengaku Mesias, banyak nabi-nabi palsu bermunculan, Beelzebul yang hidupnya sederajat dengan lalat di tumpukan sampah.
Kekacauan itu akan terjadi terus-menerus, sampai sekarang. Para penguasa negeri yang membantai rakyatnya sendiri, para pendidik yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak didiknya sendiri, anak yang tega membunuh orangtua kandungnya demi uang jajan, anak remaja yang mengkhianati sahabatnya sendiri, dan bisa jadi anggota keluarga menjadi musuh dalam selimut.
Manusia modern merasa diri lebih beradab dibandingkan manusia jaman dulu, tidak melakukan kanibal, mencegah peperangan, ada hukum dan aparat yang mencegah orang berbuat semena-mena. Mungkin pandangan ini benar kalau diukur dari sudut fisik jasmani, tetapi tidak secara rohani. Orang sekarang lebih jago menganiaya orang lain dengan perkataan, membodoh-bodohi orang lain, menyiksa rohani orang lain dengan sikap dan perilaku yang tak senonoh.
Dewasa ini semakin banyak orang yang hidup secara jasmani tetapi mati secara rohani, gereja-gereja mulai sepi umat, bahkan banyak orang secara terang-terangan mengaku sebagai ateis, tidak percaya Tuhan. Saya heran, masih ada saja orang yang membenci saya bukan karena sikap dan perbuatan saya, tetapi karena saya Katolik, karena saya Tionghoa. Ada yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi, lain di bibir lain di hati, dan ada pula yang secara terang-terangan. Saya tidak mungkin mengubah garis keturunan saya, apalagi dengan maksud menyenangkan orang-orang itu. Begitu pula halnya, rasanya mustahil saya mengkhianati ajaran-ajaran Yesus yang saya yakini sebagai kebenaran hakiki. Mau tidak mau, suka tidak suka, saya mesti bertahan sebagai minoritas. Saya tidak mau menyembunyikan diri dengan membatasi pergaulan hanya di kalangan orang-orang se iman dan se suku.Meskipun tidak nyaman, saya mesti menunjukkan jati diri yang sebenarnya, membiarkan orang-orang memata-matai sampai ke dalam diri saya, berharap mereka bisa melihat bahwa keyakinan dan kesukuan saya tidak se buruk yang mereka sangka.
Yesus khawatir murid-murid-Nya itu tidak bisa bertahan menghadapi jaman edan ini. Kondisi spiritual mereka mesti dipersiapkan dengan baik, sehingga mereka tahu apa yang mesti diperbuat. Yesus tidak menginginkan mereka bercita-cita menjadi martir. Mati sebagai martir tidak bisa direncanakan. Yesus juga tidak menghendaki mereka menyerah atau berputus-asa. Jika terancam di suatu tempat, menyingkirlah ke tempat lain. Mereka mesti memberitakan damai sejahtera, bukan peperangan. Untuk itu, murid-murid-Nya itu hendaknya cerdik seperti ular tetapi tulus seperti merpati.(Sandy Kusuma)
==============================================================================================
Bacaan Injil,Mat 10:22-25a
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seper,ti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. *Teks bacaan versi Lembaga Alkitab Indonesia (1974).