Fiat Voluntas Tua

Pantang Daging

| 0 comments

Dalam masa prapaskah umat Katolik diwajibkan berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Bagi umat yang berusia lebih dari 60 tahun, kewajiban ini diperlonggar dan mereka hanya harus berpantang sesuatu yang mereka sukai seperti pantang daging, pantang rokok, pantang garam dll. Faktor risiko untuk kanker meliputi kebiasaan merokok dan makanan yang berbahaya. Seperti halnya rokok, makanan yang berbahaya dapat mengandung racun karsinogenik dan salah satu di antaranya adalah daging.

Mengapa daging ?

1. Ternak di zaman modern ini diberi makanan rumput yang ditanam di galangan sawah sehingga berisiko tercemar pestisida yang dipakai petani untuk membunuh hama yang merusak tanaman padi mereka. Pestisida yang ada pada rumput tersebut akan terakumulasi selama bertahun-tahun dalam daging, gajih dan hati hewan ternak. Ketika kita mengonsumsi daging ternak tsb, secara tidak langsung tubuh kita akan terpajan pestisida yang efek karsinogeniknya baru terlihat beberapa tahun kemudian.

2. Ternak juga diberi makan pakan ternak. Karena penyimpanan pakan ternak lebih buruk dari makanan manusia, maka kemungkinan pakan tsb rusak sangat besar. Jadi diperlukan pengawet yang sangat kuat dan pengawet tsb adalah formalin. Jika pemakaian formalin dalam makanan seperti ikan, ayam, daging sapi atau bahkan tahu dikhawatirkan oleh banyak orang, maka pemakaian formalin dalam pakan ternak tidak begitu dipedulikan. Jadi diawetkan atau tidak dgn formalin, produk metabolisme formaldehid tsb tentunya terdapat dalam daging kendati sedikit (karena sebagian telah didetoksifikasi oleh hati dan ginjal hewan ternak).

3. Ternak besar yang akan disembelih biasanya dipuasakan atau digelonggong. Kadang2 hewan babi dilumpuhkan dengan mematahkan kakinya. Kesakitan dan stres yang luar biasa akan meningkatkan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol dalam darah dan daging hewan tsb. Jadi, orang yang sudah melakukan relaksasi lewat meditasi dll tetap akan memiliki hormon stres jika ybs banyak mengonsumsi daging.

4. Daging sering diawetkan oleh sodium nitrit yang jika daging tsb digoreng, diasap atau dibakar akan menjadi nitrosamin, suatu zat karsinogenik yang poten. Karena itulah sebaiknya daging dimasak dalam kuah spt sop, soto atau rawon.

5. Lemak yg dibakar spt pada sate atau barbeque juga akan mengandung benzpiren, bentuk karsinogen lainnya.

6. Jelaga pada daging juga mengandung produk pembakaran yg bersifat karsinogenik.

7. Asam-asam amino heterosiklik dalam protein daging juga berpotensi karsinogenik.

8. Daging juga kaya akan lemak jenuh, kolesterol, protein, natrium dan fosfor tanpa mengandung serat dan karbohidrat. Selain protein, tingginya asupan kedua mineral yg disebut terakhir akan menambah beban ginjal dan mrupakan kontraindikasi pada pasien gagal ginjal.

Bagaimana mencegahnya efek daging yg merugikan? Dengan lebih banyak mengonsumsi makanan nabati khususnya sayuran dan buah. Makanan nabati yang berwarna warni seperti kacang2an (mis kedelai hitam, kacang merah dan hijau dll.), biji2an (beras merah, ketan hitam dll.) dan sayuran-buah aneka warna mengandung antioksidan mulai dari antosianin yg biru gelap sampai zeaxanthin yang merah tua. Mereka juga mengandung vitamin yang berkhasiat sebagai antioksidan seperti betakaroten (dalam wortel), vitamin C (dalam jeruk, jambu, kiwi) dan E (dalam kacang2an). Makanan nabati juga mengandung fitokimia spt likopen, lutein, resveratrol yg mencegah oksidasi kolesterol jahat. Serat larut dalam makanan nabati juga berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat (karena mengikat kolesterol dalam getah empedu) selain sebagai prebiotik.

Karena alasan inilah, mari kita menjaga kesehatan dengan pantang makanan dan zat berbahaya seperti daging dan rokok khususnya dalam masa prapaskah yang memberikan motivasi bukan hanya utk meningkatkan daya spiritual tapi juga taraf kesehatan kita. Semoga…

Berkah Dalem, dr Andry – Jogja

Leave a Reply

Required fields are marked *.